TPP 10

29.2K 1.5K 64
                                    

#minta tolong check typo ya

♧•♧•♧•♧•♧•♧•♧•♧•♧•♧•♧•♧•♧

"Hai, tampan ?," sapa Fabriyan pada anak kecil yang sedang duduk termenung di pinggir danau, dia lalu ikut duduk disampingnya.

Anak kecil itu hanya menengok sekilas kearah Fabriyan, lalu memandang kembali kearah danau yang tenang.

"Kenapa sedih ? Apa ada yang sedang kamu pikirkan ?," tanya Fabriyan lembut saat melihat anak kecil yang duduk disampingnya menunjukkan wajah sedih.

Wajah anak ini sangat familiar, sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi dimana ya ? Apalagi matanya, aku seperti sangat mengenalnya, batin Fabriyan.

"Daddy jahat sama mommy," ucapnya dengan bibir dikerucutkan.

"Mommy kamu emangnya diapain sama daddy ?," tanya Fabriyan dengan kening mengkerut.

"Daddy ninggalin mommy. Daddy juga ga mau jagain mommy," ucapnya dengan wajah yang sudah berubah kesal.

"Kasihan mommy kamu," gumam Fabriyan. "Apa ada yang bisa om bantu ?," tanya Fabriyan yang ikut cemas.

Anak kecil dengan mata biru shapire itu menatap tajam mata biru shapire milik Fabriyan. "Aku mau daddy janji untuk jagain mommy, dan ga ninggalin mommy," ucapnya dengan penuh pengharapan.

"Ok. Om bakal bantu buat bicara sama daddy kamu. Siapa tahu kalau om yang bicara daddy kamu bisa merubah pendiriannya untuk tidak ninggalin mommy kamu."

Fabriyan mengernyit melihat wajah anak kecil itu yang berubah merah, matanya menatap tajam Fabriyan. Anak kecil itu terlihat marah.

"Loh kok kamu malah marah ?," tanya Fabriyan bingung. "Kan om udah bilang mau bantu kamu bicara sama daddy kamu."

"Daddy jahat," ucapnya geram, matanya masih melotot marah kearah Fabriyan. "Daddy ga sayang sama mommy dan aku."

"Loh, kamu kok marahnya sama om ? Harusnya kamu marahnya sama daddy kamu yang tidak bertanggung jawab itu," ucap Fabriyan yang mulai terpancing emosi.

"Daddy jahat...daddy jahat...daddy jahat," serunya dengan mata berkaca-kaca sambil memukul tubuh Fabriyan.

Fabriyan mencoba melindungi tubuhnya dengan tangannya yang tiba-tiba mendapat serangan bertubi-tubi dari anak kecil itu.

"Kamu kenapa mukulin om ? Emangnya om salah apa ? Yang salah kan daddy kamu, kok kamu marahnya sama om," ucap Fabriyan membela diri.

"Daddy jahat...aku benci daddy...udah ga jagain mommy terus mau ninggalin mommy, sekarang daddy ga mau ngakuin aku sebagai anak daddy."

Fabriyan tercengang, tenggorokannya terasa tercekat. "Ma...maksud kamu apa ?," tanyanya dengan suara sedikit bergetar.

"OM ITU DADDY AKU."

Fabriyan langsung terbangun dari tidurnya, nafasnya tersengal-sengal bersamaan dengan wajahnya yang penuh dengan butiran keringat.

Bola mata Fabriyan bergerak-gerak terlihat berpikir atas mimpi yang baru saja dialaminya. "Astaga," ucapnya dengan wajah tegang. "Mimpi itu lagi," Fabriyan mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.

"Apa maksud mimpi itu ?," ucap Fabriyan terlihat berpikir keras. "Ah mungkin bukan apa-apa. Ini hanya mimpi buruk seperti biasa, karena banyak yang aku pikirkan belakangan ini." Fabriyan menenangkan pikirannya.

Fabriyan melihat kearah tubuhnya, pakaian kerjanya yang sudah sangat basah masih melekat di tubuhnya, dia belum menggantinya setelah pulang dari berkumpul dengan teman bisnisnya semalam. Karena saking lelahnya, Fabriyan tertidur di sofa semalaman.

The Pregnant Proposal (Hiatus Sementara Waktu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang