TPP 12

29.2K 1.3K 85
                                    

Fabriyan membuktikan ucapannya akan kesungguhan perasaannya terhadap Cassy.

Pagi-pagi sekali, Fabriyan sudah berdiri didepan pintu apartemen Cassy dengan wajah sumringahnya.
Dia menekan bel apartemen Cassy berkali-kali karena hampir 30 menit, tidak ada tanda-tanda pintu akan dibuka.

"Apa dia sudah berangkat ya ?," tanya Fabriyan sambil melihat jam tangan bermerek miliknya. "Baru jam 6.30, tidak mungkin dia sudah berangkat."

"Dasar bodoh, kau kan bisa menelponnya," rutuk Fabriyan pada dirinya sendirinya. Dia kemudian merogoh ponselnya dari dalam saku jasnya, kemudian mencari kontak nama yang semalam baru saja diganti nama panggilannya.

Memanggil My Treasure

"Kemana dia ?," wajah Fabriyan berubah cemas saat panggilannya tidak diangkat oleh Cassy.

Fabriyan melakukan pemanggilan kembali.

Memanggil My Treasure

"Halo," terdengar suara serak dari Cassy.

Sialan, suara bangun tidurnya seksi sekali, batin Fabriyan.

"Haloo," terdengar kembali suara Cassy kali ini dengan teriakan.

"Kamu masih tidur Cass. Astaga, 30 menit aku berdiri didepan apartemenmu seperti kambing congek ternyata tuan rumahnya masih tidur manis dan baru saja bangun dengan suara yang super seksi," cerocos Fabriyan.

"Rendi ?," terdengar suara Cassy yang ragu-ragu.

"Baru semalam aku menyatakan perasaanku dan kau sudah menyebut nama pria lain," ucap Fabriyan dengan nada kesal. "Buka pintunya Cassy, sampai kapan kita harus telponan sedangkan jelas-jelas kau dan aku berada didalam satu gedung."

"Fabby ?," ucap Cassy dengan nada tidak percaya.

"Yes my sweety Cassy. This your Fabby, your trully lovely and your future husband," ucap Fabriyan dengan senyuman geli.

"Apa yang kau lakukan didepan apartemenku ?."

"Astaga Cass, bisakah kau bukakan pintumu lebih dahulu. Kakiku sudah kram berdiri lama disini," ucap Fabriyan dengan frustasi.

"Oke...oke," terdengar suara Cassy yang terburu-buru.

Bugh

"Ouch...shit. Lingerie sialan," terdengar suara kesakitan dan umpatan Cassy.

Deg.
Fabriyan tercengang mendengar ucapan Cassy. Lingerie ?

"Cass, kau baik-baik saja ?," tanya Fabriyan terdengar khawatir. "Cass...Cassy," Fabriyan terus menekan bel dan menggedor-gedor pintu apartemen. Dia tidak perduli jika kegaduhan yang diciptakannya mengganggu para penghuni apartemen lain.

"Astaga bisakah kau bersabar sedikit," bentak Cassy saat pintu apartemen sudah terbuka.

Fabriyan menunjukkan wajah tidak bersalahnya dengan cengiran. "Hehehe....Maaf."

Tiba-tiba wajahnya berubah khawatir saat melihat benjolan merah, terlihat jelas dikening Cassy. Fabriyan langsung membuka lebar pintu apartemen dan melangkah masuk.

"Kenapa dengan keningmu ?," tanya Fabriyan sambil tangannya menyentuh kening.

"Isshh," Cassy langsung meringis saat bagian keningnya yang memerah tersentuh.

"Maaf...aku minta maaf, aku tidak sengaja," Fabriyan menarik Cassy kedalam apartemen setelah menutup pintunya. Dia membawa Cassy agar duduk di sofa, lalu dia bangkit berdiri kemudian berjalan cepat menuju dapur.

The Pregnant Proposal (Hiatus Sementara Waktu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang