Chap-- 19• Kejutan, Karina

1.8K 63 0
                                    

Ini lanjutannya part 18 yaa ..
Happy readingg ..



"YES!" Ucap gue kesenengan. Yang di balas kekehan oleh kak karina. Setelah itu gue pun ke kamar mandi untuk mencuci muka dan ganti baju tidur. Baju tidur gue itu atasan pendek dan celana panjang warna kuning bergambar minion.

"Dek, gue mau nanya?"

"Nanya apaan kak?"

"Cowok tadi itu, pacar lo?"

"Iya, kenapa emang?"

"Gak papa, cuma nanya aja!" Jeda beberapa detik. "Berapa lama pacarannya?"

"ehm, sudah dua tahun-an sih?"

"Owh, Lo... sayang sama dia?" Tanya Karina hati-hati.

"Iya, Eh gak deng! Bukan sayang lagi tapi, cintaaa malahan, hehehe!"

"Oh."

"iya!" Jawab gue heran, Karena suaranya kak Karina yang terdengar datar. Tapi bodo amat lah. Dan gue pun mengedikan bahu acuh.

"Kalau lo sendiri udah punya pacar?" Balik tanya gue.

Kak Karina melirik gue sekilas, "Udah putus!"

"Kenapa?" Tuh kan, sakit kepo gue kambuh lagi!

Kak Karina natap gue, "Dia selingkuh dan terlalu cuek!"

"Masa sih? Lo kan cantik kak, kok bisa sih?" Heran gue,

"Ya buktinya!"Jawabnya acuh dan gue pun menjawab dengan mulut yang berbentuk O.

Dan setelah itu kita berdua pun tertidur.

*****

Pagi ini cahaya matahari terlihat sudah bersinar, dan menembus gorden kamar seorang gadis. Sehingga membuat gadis itu terbangun dari tidurnya.

"Hoam, Jam berapa ini?" Gumamnya dengan mendudukkan diri.

"Ohh masih jam setengah tujuh. setengah tujuh? setengah tujuh?" Ulangnya lagi.  "WHAT THE, SETENGAH TUJUH. OMG, bisa telat ni gue. Mampus!" Setelah mengatakan itu gadis itu pun segera berlari memasuki kamar mandi, tetapi...

GLUDAK .. DUG ..

"Aduh! sakit banget. Siapa sih yang naruh ranjang disini? Sialan!"  Racau gadis itu sambil mengelus dahinya.

Ya, gadis itu adalah Kirana. Tadi sebelum benar-benar masuk ke dalam kamar mandi, kaki Kirana tersangkut di ranjang Queen Size-nya. Dan akhirnya gadis itu menyium lantai kamarnya yang dingin. Dan dahinya pun menjadi benjol kek ikan Lohan!

"Awas aja lo ranjang. Berani-beraninya lo ngejegal kaki gue! Dan bikin dahi seksi gue ini jadi benjol. Dasar biadap!" makinya setelah berdiri dan masih mengusap dahinya.

Setelah urusannya dengan ranjang selesai, Kirana pun teringat kalau dia akan terlambat kalau tidak mandi sekarang. Dan dengan masih menahan sakit dan kekesalannya, dia pun berlari ke kamar mandi.

🙇

"Biii?! Bibi kok gak ngebangunin aku sih? Nanti kalau aku telat gimana?" Teriak Kirana setelah menuruni tangga dan menuju ke dapur.

"Ish, non! Udah bibi bangunin keles! Tapi ya non aja yang susah di bangunin. Non Karin aja udah bangun sedari tadi pagi!"  Jawab bibi yang sedang menyiapkan makanan.

Emang sih tadi waktu gue bangun kak Karina udah nggak ada di kamar.
Dari pada menjawab ucapan bibi yang pasti gak bakal selesai-selesai kayak sinetron alay, langsung aja gue duduk dan sebelum makan gue menyapa daddy dan kak Karin yang sedang menikmati makanannya. Dan mereka hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Setelah selesai makan, gue menatap Daddy dan kak Karin. "Dad? Kak Karin tinggal di sini berapa hari?"

"Coba tebak?"

"em, satu bulan?" Yang di jawab gelengan oleh daddy, " Dua bulan? empat bulan? Lima bulan?" Tebak gue yang masih di jawab dengan gelengan.

"Owh, aku tau!" Ucap gue sambil menjentikkan jari. "Satu minggu kan?" Yang masih dijawab gelengan oleh daddy

"Terus berapaaaaaa?" Jawab gue kesel dengan bibir yang maju 5 cm.

"Udah-udah bibirnya jangan di monyong-monyongin. Tambah jelek nanti!" Ejek daddy, "Kakak kamu akan tinggal di sini selamannya." Jawab Daddy dengan tersenyum lebar.

Gue terkejut, "Selama-lamanya?" Yang di jawab anggukan daddy.

"Selama lama-lamanya?"

"Iya!"

"Selama lama lama lama nya?"

"iyaa sayang!"

"Selama lama lama lama lama lama lamanya, Dad?" tanya gue memastikan lagi, dengan mata yang membulat sempurna.

"Iyaaaa kiranaaaa. Kamu ini ngeselin banget sih!" Kesal daddy, dan kak Karina yang malah tertawa.

"Hehe, maaf Daddy. Aku kan hanya memastikan. Soalnya dulu kata daddy kan kakak tinggal di Belanda sama nenek dan bibi. Kok sekarang tiba-tiba kakak tinggal di sini lagi?" Heran gue.

"Iya sayang. Itukan dulu, tapi sekarang kakak kamu bakal tinggal disini lagi untuk selama lamanya."

"Tapi kenapa?"

"Kamu gak seneng kalau kakak kamu tinggal disini?" Ucap Dady, seperti menyembunyikan sesuatu. Dan mata gue gak sengaja melihat ekspresi kak Karina yang, emm, ntahlah! Tidak bisa diartikan.

"eh, eh ya seneng lah Daddy, bahagia  malah hehe."Cengir gue. "Aku kan cuma kepo saja!"

"Dasar kepoan, huh! Kakak kamu tinggal di sini lagi karena anak bibi, tante Angel akan tinggal di rumah nenek bersama keluarganya dan juga kakakmu mau masuk ke SMA kan? Jadi, Daddy jemput kakak kamu buat tinggal dan sekolah di Indonesia lagi. Selain itu biar kamu juga gak kesepian lagi!" jelas Daddy panjang lebar.

Gue pun tersenyum lebar, "Owh, begitu. Kakak rencananya mau ke SMA mana?" Tanya gue ke kak Karin yang sedari tadi diam.

"Gak tau mau kemana?"Jawab kak karin bingung.

"Rencananya, Daddy nanti bakal nyekolahin kakak kamu ke sekolah kamu aja. Gapapa kan?" Tanya daddy meminta saran.

"Yee, Gapapa kok Dad. Aku malah seneng banget bisa satu sek--"

"Kamu gak berangkat? Tadi katanya takut telat?" Ucapan gue terpotong omongan kak Karina.

"Oh iya! May God! bisa telat nih" gue pun berdiri, menyampirkan tas ke pundak, "Dad? Kak? aku berangkat dulu ya! Assalamualaikum." Pamit gue.

"Waalaikumsalam!"

"Mang Mangg ujanggg!! Ayo berangkat manggg. Nanti Kirana telat!" Teriak gue menggelegar.

Oh iya, hari ini gue gak di jemput Nicholas. Karena katanya tadi dia ada urusan sama anak basket. Jadi hari ini gue diantar mang ujang, supir keluarga gue. Bukan kang ojek gue!

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Where stories live. Discover now