Chapt-- 79• Jenguk

720 27 4
                                    

Kirana termenung, memikirkan perkataan Nicholas tadi pagi. Pemuda itu mengatakan jika Karina sakit demam dan saat di tangga tadi Karina hampir saja jatuh.

Mendengar itu Kirana shock, menyalahkan diri sendiri mengapa bisa tidak tahu keadaan sang kakak.

Kirana tahu sekarang, mengapa tadi pagi tak seperti biasanya karena dirinya tidak melihat Karina yang biasanya di pagi hari sudah berada di kursi makan. Dan hari ini dia tak melihat kakaknya itu.

Kirana menghembuskan napas panjang,embuat Bella yang berada disampingnya menoleh. "Lo kenapa?" Tanyanya penasaran.

"Gak papa!" Balas Kirana berbisik karena di depan sedang ada guru yang sedang menjelaskan materi.

Bella menyipitkan matanya tanda curiga, tapi dia menepis kecurigaannya itu. Dia kembali menatap depan dengan menguap lebar.

"Wosshh, mau kemana mas buru-buru amat?" Sewot Bella tatkala melihat Samudra yang hampir saja menabraknya di ambang pintu kelas.

Bel istirahat telah berbunyi, dan semua murid segera membubarkan diri untuk pergi ke kantin.

Samudra nyengir lebar. "Sorry!"

"Iya-iya! Bawa apaan tuh," Kepo Bella melihat tangan Samudra yang membawa satu bungkus kresek hitam.

Dengan segera Samudra menyembunyikan kresek tersebut, membuat Bella mendecap sebal. "Sial!" Umpatnya lalu menarik Kirana untuk segera pergi dari hadapan Samudra.

Mata Samudra tak lepas dari Kirana, hingga bayangan Kirana menghilang dia gegas pergi menuju kelas seseorang.

Saat sedang makan bakso, Kirana memikirkan Karina. Dia ingin melihat keadaan Karina.

"Bel?" Panggil Kirana sambil mengaduk-aduk minumannya.

"Hmm?"

"Habis ini ikut gue, yuk?"

"Kemana?"

"Ke kelasnya..." Kirana menjeda lama, membuat sebelah alis Bella naik.

"Siapa?" Tanya Bella kembali karena tidak sabar, dasar!

Karina menghela, dia menatap manik mata Bella. "Kak Karina, kata Nicholas tadi pagi dia sakit." Lirih Kirana.

"Sakit? Apa?"

"Demam. Gue cuma pingin liat keadaannya doang." Jelas Kirana menghela.

"Oke, deh! Kita selesaikan makan ini dulu."

"Iya."

Akhirnya mereka kembali makan dan setelah selesai mereka pergi dari kantin menuju kelas Karina berada.

Selama perjalanan, Kirana meremas tangannya dengan hati yang terasa aneh. Dia menelan ludah saat sudah sampai di depan kelas Karina, dirinya dan Bella melongokan kepalanya ke sana kemari untuk mencari keberadaan Karina. Tapi mereka tidak menemukannya.

"Gak ada ya, Bel?" Tanya Kirana.

"Iya, Nicholas juga gak ada. Kemana ya?" Bingung Bella.

Mengetahui hal itu tiba-tiba jantung Kirana berdegup kencang. Hal-hal negatif langsung menyergap pikirannya. Lantas dia kembali melongokan kepalanya kembali dengan mata yang semakin menajam.

"Loh, Karina?" Tanya Bianca yang tiba-tiba datang. Membuat Bella juga Kirana diam dengan wajah bingung. "Lo udah sembuh, ya? Perasaan tadi Lo lemes banget kok sekarang udah berdiri tegak. Hahaha?"

"Gue Kirana." Ungkap Kirana dengan tersenyum tipis. Dan Bella yang menahan tawa.

Bianca terbelalak kaget dengan mulut yang terbuka. "Ki-- Kirana? Ha, sorry sorry gue gak tahu."

"Iya gak papa. Btw, kak Karina dimana ya kok gak ada di kelas." Tanya Kirana to the point kepada Bianca.

"Oh, dia tadi hampir saja pingsan terus dibawa deh ke UKS sama anak-anak. Disana juga ada--"

"Aduh- duh duh.. gue kebelet!!" Bella bergerak gelisah saat tiba-tiba dirinya ingin kencing. "Kirana sorry gue ke toilet dulu, ya? Gue udah gak tahan! Sorry bye!!" Setelah mengatakan itu dengan tempo cepat Bella segera berlari pergi menuju toilet sebelum dia mengompol.

Kirana mengalihkan pandangannya setelah Bella pergi. Dia menatap Bianca. "Thanks buat infonya. Gue mau ke UKS dulu."

"Iya gak papa." Balas Bianca sambil mengangguk lalu pergi.

Kirana melangkah pergi menuju UKS berada. Pikirannya berkecamuk memikirkan perkataan Bianca yang terputus oleh ucapan Bella.

Disana juga ada-- siapa? Nicholas? Atau siapa? Batin Kirana penasaran.

Kirana mempercepat langkahnya mencari keberadaan UKS. Selama perjalanan tak henti-hentinya dia menghela dan menutup mata.

Saat akan tiba di UKS, mata Kirana menyipit. Dia berhenti, menajamkan pengelihatannya menatap pemuda di depan sana, berdiri kaku di depan pintu UKS.

Sepertinya tidak asing, pikir Kirana.

Perlahan dia maju mendekati lalu menatap wajah pemuda itu. Dia melotot kaget. "Samudra?"

Saudara menoleh kaget mendengar seseorang yang memanggil namanya. Ternyata Kirana. "Eh!"

"Lo ngapain di sini?" Tanya Kirana bingung. Dia menurunkan pandangannya dan melihat Samudra yang masing memegang kresek hitam yang dua lihat tadi.

"Eum-- anu. Gak gue cuma lewat aja!" Bohong Samudra gugup. Hendak pergi namun tangannya dicekal Kirana.

Kirana mengalihkan pandangannya, menatap apa yang di tatap Samudra tadi. Dan setelahnya, hatinya mencelos. Membuat genggaman itu melonggar.

Samudra hanya diam, tak tahu harus berbuat apa. Hanya bisa menatap Kirana dengan pandangan kosong.

"Lo ngeliatin Nicholas dan Karina?" Gumam Kirana bertanya.

"Engg-- enggak!" Elak Samudra.

"Bohong!" Ketus Kirana dengan terkekeh kecil.

"Gue boleh tanya sesuatu?" Tanya Samudra penasaran dan ingin mengalihkan topik pembicaraan.

"Apa?"

"Lo.. gak marah lihat mereka berduaan di UKS?"

Diam, Kirana terdiam mendengar pertanyaan laknat Samudra. Entah dia harus menjawab apa. Dalam hati sejujurnya dia kecewa dan ingin menangis tapi semua itu ia tahan ketika peristiwa tadi pagi melintas dalam benaknya.

Kirana tersenyum tipis, "Gue gak marah sama mereka."

"Kenapa?"

"Karena, gue yang nyuruh Nicholas untuk menjaga kak Karina saat gue tidak ada di sampingnya saat dia sakit." Kirana menjeda, "Gue gak akan bisa marah sama mereka. Karena mereka orang istimewa dalam hidup gue, Sam!"

Samudra menghela napas, dia bangga dengan gadis di depannya ini. Ingin rasanya Samudra mengacak-acak rambut Kirana lalu memeluknya tapi itu semua mustahil untuknya! Segera dia membuang pikiran konyol itu jauh-jauh.

"Lo, hebat, Kirana. Gue salut sama lo!" Puji Samudra tulus.

Kirana tertawa kecil, "Pretttttt! Oh, ya. Kenapa Lo gak masuk? Lo mau nengokin kak Karina, kan?" Tebak Kirana langsung tepat sasaran.

Iya, tapi gue gak bisa masuk karena ada Nicholas.

"Enggak! Gue cuma gak sengaja lewat!" Bohong Samudra, "Yaudah gue pergi dulu. Bye!"

Kirana melotot saat Samudra akan pergi, dengan cepat dia mengumpulkan semua tenaganya. Mendorong keras Samudra agar mereka bisa masuk ke dalam UKS.

Samudra terkejut dan belum siap. Alhasil karena dorongan keras itu dia hampir saja tersungkur.

Samudra membeku,dia berada di dalam UKS dan semua pasang mata menatapnya aneh. Begitupun Karina dan Nicholas. Dia benar-benar merutuki perbuatan Kirana.

Kirana hanya tersenyum, lalu menarik Samudra yang tiba-tiba kaku itu kehadapan Nicholas dan Karina.

Next?
.
.
.

Vote or coment?
🐼

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Where stories live. Discover now