Chapt-- 65• Rumah makan

794 28 0
                                    

Saat ini Karina dan Samudra sedang berada di dalam mobil sport milik Samudra. Mereka sedang perjalanan menuju ke sebuah tempat makan sebelum Samudra mengantar Karina untuk pulang.

Ya, satu jam yang lalu mereka sudah keluar dari gedung dengan aroma khas antiseptik dan obat-obatan itu.

Karina sudah diperbolehkan pulang dan kini rasa lapar sedang melanda mereka .

Mobil berhenti, mata Karina menatap ke arah luar dan ternyata sudah sampai ditempat tujuan.

Ia sudah mengganti bajunya menjadi baju biasa. Samudra yang membelikannya tadi di sebuah butik.

Mereka keluar dari mobil dan berjalan masuk, memilih tempat duduk di sudut dekat jendela besar.

Pelayan datang dan memberikan sebuah buku.

Karina dan Samudra membuka buku tersebut lalu memesan makanan masing-masing dan setelah selesai pelayan itu pergi.

Entah ini hanya firasat Karina saja atau bukan. Karena baru saja mereka menginjakkan kaki di sini semua pelayan menatap mereka. Ada pelayan wanita yang barusan pergi begitu tersenyum manis kepada Samudra.

Ini semua efek dari kegantengan Samudra atau apa?

Karina acuh, dan memilih untuk diam.

"Katanya mau bawa ke makanan cepat saji? Kok malah ke sini?" Tanya Karina sedikit kesal setelah berdiam diri menunggu makanan.

Samudra menopang dagunya, ia menatap Karina dengan tersenyum tipis. "Untuk saat ini di sini dulu. Baru keluar dari rumah sakit dan makan makanan cepat saji kedengarannya gak baik." Jawabnya kalem.

Karina memutar matanya. Ia juga menopang dagunya. "Jadi, apa janji it--"

"Pasti bakal gue tepati. Tapi tidak untuk sekarang."

Senyum terbit di wajah Karina. Ia bergumam terimakasih dan membuang pandangannya, menyapu area rumah makan yang lumayan ramai ini.

Sangat nyaman, batin Karina. Suasananya sangat damai dan tenang.

Tak beberapa lama makanan pun datang dan mereka segera melahapnya.

Karina memuji masakan ini karena sangat nikmat. Sudah lama ia tidak makan masakan seperti ini. Apalagi di negeri kincir tidak ada yang seperti ini.

"Gimana, enak kan?" Tanya Samudra setelah makanannya habis. Ia melihat Karina yang begitu menikmati makanan ini.

Karina tersenyum dan mengangguk. "Iya. Lumayan lah. hehe." Alibi nya. Jujur ia malu mengakui jika ini benar-benar enak.

"Hmm,"

"Kok Lo tahu tempat ini, sih? Biasanya kan anak muda lebih sering ke cafe atau kedai coffee. Kalau gak gitu restoran bintang lima." Tanya Karina pemasaran. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada.

Samudra menatap sekitar. "Tempat ini milik Oma gue. Gue sering ke sini kok. Masakan disini juga enak, gak kalah sama hotel bintang lima. Bahkan menurut gue disini yang terbaik." Samudra mengakhiri kalimatnya dengan tersenyum bangga.

Membuat Karina membuka mulutnya lucu. "Serius?"

"Serius lah."

Karina mengangguk paham, ia tahu mengapa semua pelayan bersikap seperti itu karena dia sedang bersama cucu sang pemilik tempat ini.

"Samudra?"

Panggil seseorang dengan suara bariton. Kedua remaja kompak menoleh dan menemukan seorang pria paruh baya dengan jas yang membalut tubuhnya tengah tersenyum kearah Samudra. Dan pria itu berjalan mendekati meja mereka.

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Where stories live. Discover now