Chap. 3

7.6K 920 289
                                    

"Hey tunggu kalian berdua!"

Spontan Haechan dan Jaemin membalikkan tubuh mereka. Terutama Jaemin yang sudah hafal sekali dengan suara itu.

Kakinya yang hampir melangkah langsung bergetar, mengetahui siapa yang baru saja memanggilnya.

Sosok itu mendekati mereka dengan berlari-lari kecil. Semakin dekat dengan dua lelaki manis itu, maka semakin kencang debaran jantung Jaemin.

Siapa sangka kalau yang memanggil itu, Mark Lee?

Astaga, ini bukan mimpi kan?

"Kalian mau ke indoor kan? Jalan di sebelah sana ditutup, lebih baik kalian masuk lewat pintu belakang," kata artis sekolah itu sambil menunjuk jalan lain kepada mereka.

"Ah..ah begitu, sejak kapan sunbaenim?" tanya Jaemin berusaha menetralkan dirinya.

"Entahlah sepertinya dari kemarin, atapnya bocor sehingga jalanan disitu sangat licin, kalian jangan lewat sana, nanti jatuh tidak ada yang menangkap, hahaha."

Lalu Jaemin tertawa canggung, sedangkan Haechan hanya sinis saja, apa-apaan tidak ada menangkap? Menggelikan.

Mark menunduk, terlihat tersipu malu dan tersenyum, menggaruk tenguknya yang sepertinya tidak gatal, namun sedetik kemudian bertanya, "Ngomong-ngomong nama kalian siapa? Aku sering melihat kalian di stadion dan bersama Jeno, kalian kawannya kan?"

"Ne, sunbaenim!"

Mark terkikik, "Sunbaenim? Kaku sekali. Panggil saja aku Mark, Mark hyung lebih sopan, hehe. Dan...kalian?"

"A..anyeong Sunbaenim, Na Jaemin imnida!" kata Jaemin membungkuk.

Sekali lagi Mark tertawa, "Sudah kubilang jangan pakai sunbaenim kan? Kau bisa panggil aku hyung! Dan...kau?"

Haechan yang merasa diajak berkenalan, membungkukan sedikit kepalanya, "Lee Donghyuk imnida, tapi kau bisa panggil aku Haechan."

'Kau? Kau? Kau?' pikir Jaemin dalam hati. Kurang ajar sekali Haechan memanggil sunbae itu dengan 'Kau'.

Lain kebalikannya dengan Mark yang malah terkikik dengan logat Haechan yang campur sopan dan tidak sopan. Lalu Mark mengulurkan tangan kanannya untuk berkenalan.

Awalnya Haechan bingung dengan telapak tangan yang tersedia di hadapannya namun setelah terdiam melihat telapak tangan itu, akhirnya Haechan menggenggam-nya dan berjabat tangan.

Sedangkan Jaemin sedari tadi sudah menahan napas karena akan berjabat tangan dengan idolanya.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Jeno masuk rumah sakit.

Bukan, bukan karena Mark yang berjabat tangan dengan Jaemin, bukan.

Yah, tapi ada saja yang berkaitan dengan itu.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Jaemin dan Haechan menunggu Jeno keluar dari lapangan indoor, keduanya duduk di kursi penonton yang paling dekat dengan lapangan.

Satu persatu anggota tim basket melewati Jaemin dan Haechan dan tentu saja penonton yang lain, lalu turun melewati tangga panjang menuju keluar pintu indoor.

Lapangan indoor ini memang tinggi, karena bagian lapangan basketnya di lantai atas sedangkan futsal di bawah.
Tangga-nya lumayan tinggi sih, cukup membuatmu terengah-engah menaikinya.

"Hey, kalian menunggu Jeno?" tanya lelaki berambut merah datang menghampiri mereka berdua.

Namanya Renjun. Ia salah satu anggota tim basket dan teman dekat Jeno juga. Dan salah satu teman terbaik mereka bertiga di luar kelas.

Aku Ini Siapamu? It's Jeno x Jaemin (completed)Where stories live. Discover now