Chap. 5

7K 905 213
                                    

Sudah hampir seminggu.

Ya, sudah hampir seminggu sejak kejadian menyesakkan itu.

Jaemin, masih di kegiatan rutinnya, bersekolah, bangun pagi, naik sepeda ke sekolah, dan sebagainya.

Namun bedanya, tidak ada Jeno ataupun Haechan dalam kesehariannya.

Sendiri? Tidak, Jaemin tidak sendiri. Ada Chenle yang bertukar tempat duduk dengan Haechan. Chenle yang notabene terkenal sangat polos itu, mau-mau saja berteman dengan Jaemin, tidak ragu walaupun ia tahu Jaemin dan Haechan bertengkar.

Semenjak kejadian itu, Jeno sudah tidak masuk lima hari. Dari yang Jaemin tau, lengan Jeno keseleo, sendi engselnya bergeser, tapi tidak separah itu.

Tapi yang jelas, Jeno tidak bisa ikut turnamen yang diadakan dua minggu lagi. Ia masih harus istirahat total tanpa latihan fisik selama dua minggu.

Jaemin sama sekali terputus kontak dengan siapapun itu, Haechan, Jeno, Renjun, ataupun Mark.

Tapi Mark malah jadi sering menyapanya dan mengajaknya untuk makan siang bersama. Namun Jaemin selalu menolak. Atau apabila Renjun menyapanya, Jaemin hanya balas tersenyum sebentar, lalu pergi.

Mark? Dia tau Jaemin masih bertengkar dengan Haechan, bahkan perlakuan Haechan kepada Mark semakin kasar saja. Ia berani menyenggol bahunya di keramaian, tak peduli dengan para penggemar gilanya. Tetapi Mark tidak bisa berbuat apapun, ia benar-benar menyesal, pasrah dengan apa yang Haechan lakukan padanya. Ia masih menyalahkan dirinya atas semua ini.

Chenle yang selama lima hari ini menemani Jaemin kemanapun, tidak terkejut sewaktu menemukan Jaemin yang bertatap-tapan dengan Haechan, atau saat Jaemin yang menolak ketika Mark mengajaknya makan siang.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Senin, sudah genap enam hari Jeno tidak masuk sekolah. Jaemin diam-diam menelfon pelayan keluarga Lee untuk menanyakan kabar Jeno tadi pagi. Katanya Jeno mungkin akan masuk sekolah hari ini.

Hati Jaemin berdebar. Apa Jeno akan menjemputnya hari ini? Seperti yang biasanya mereka lakukan?
Jaemin langsung bebersih diri dan menyiapkan diri menuju ke sekolah. Hatinya tak menentu, namun ia senang Jeno akan kembali ke sekolah.

6.15

Jaemin sudah duduk manis di depan rumahnya.

6.30

Jaemin menoleh kanan dan kiri, belum ada tanda-tanda Jeno datang. Biasanya Jeno akan datang jam segini?

6.45

Jaemin sudah mulai khawatir. Kenapa Jeno tidak sampai-sampai?

07.00

Ini sudah tidak bisa ditunggu lagi. Kemana Jeno? 15 menit lagi bel sekolah akan berbunyi.

Ia memutuskan untuk menelfon ke kediaman Lee lagi, dan Lee ahjumma mengangkat.

"Yeoboseyo? Ahjumma, apa Jeno sudah berangkat?" tanya Jaemin.

"Wah, Nak Jaemin, Nak Jeno sudah berangkat dari jam setengah tujuh. Tadi beliau diantar oleh orangtuanya dan ada juga temannya yang datang berangkat bersama, saya pikir tadi itu Nak Jaemin?"

Jaemin menganga, "Jadi Jeno sudah berangkat bi?"

"Benar Nak, mungkin sekarang sudah sampai sekolah."

Jaemin yakin ia harus sangat ngebut untuk datang ke sekolah.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"Oh Jaemin!" Teriak Chenle di depan gerbang sekolah, untungnya tak semua orang menoleh padanya.

Jaemin berjalan lemas, kakinya sakit sekali karena harus mengayuh sepedanya secepat tadi.

Aku Ini Siapamu? It's Jeno x Jaemin (completed)Where stories live. Discover now