Chap. 12

7K 829 127
                                    

- Flashback All Jeno's side -

"Sudah waktunya. Kau boleh pergi Jaem."

Jeno tidak kuat. Ia ingin meledak saat itu juga. Bagaimana bisa dia membuat seseorang yang paling ia sayangi setelah keluarganya, menangis?

Menangis karena dirinya?

'Maafkan aku Jaem....' katanya dalam hati, seraya memandang punggung lelaki manis yang ia sayangi pergi darisana.

Pintu itu ditutup. Tak lama setelah itu, perawat dan Renjun masuk, mengecek keadaan Jeno.

"Tuan, anda mengalami pergerakan engsel di siku anda dan juga cidera sedikit pada hidung anda, kami akan mulai pengobatan nanti sore. Mungkin setelah dua hari menginap di klinik, anda sudah boleh pulang," kata perawat itu ramah.

Jeno menangguk. Tidak ada satu kalimatpun yang Jeno tangkap.

Pikirannya melayang. Tidak fokus.

Setelah perawat itu pamit, Haechan masuk ke kamar itu. Haechan maupun Renjun keduanya khawatir karena Jeno terlihat pucat dan juga tidak mengatakan apapun.

Perasaan Haechan tidak menentu, kasihan Jeno.

Haechan yang mengerti perasaan Jeno saat itu untuk pertama kalinya memeluk sahabat sipitnya itu.

Ia menepuk-nepuk bahu Jeno yang lebar itu. Haechan tahu kalau bahu Jeno itu sangat kuat. Namun kali ini berbeda, bahu itu bergetar.

"Kalau mau menangis keluarkan saja Jen, jangan tahan  dirimu," kata Haechan lembut tak seperti biasanya.

Jeno mengepalkan tangannya. Sebisa mungkin menahan air matanya.

"Haechan-ah...."

Haechan melepas pelukannya, menatap sahabatnya, wajahnya sudah memerah.

"Hm?" respon Haechan lembut. Jujur saja, ini benar-benar bukan Haechan yang biasanya.

"Apa aku....salah?" tanya Jeno.

Haechan hanya menatap Jeno, "Tidak Jen..Wajar.."

"Aku suka Jaemin sejak dulu..." setetes air mata lolos dari mata Jeno, "Sial, kenapa aku menangis?"

Haechan kembali memeluk sahabatnya, menepuk pundaknya perlahan, "Aku tahu kok Jen, aku tahu."

Akhirnya Jeno menangis. Entah, sudah lama sekali ia tidak menangis. Mungkin sekitar setahun yang lalu? Entah. Ini pertama kalinya lagi sejak terakhir ia menangis.

"Aku tahu Mark hyung lebih baik dariku, tapi kenapa?" Jeno sebisa mungkin menahan dirinya agar tidak menangis lagi.

Renjun yang melihat itu juga ikut bersedih, ia tidak tega melihat teman-temannya seperti ini. Tidak tahu harus merespon apa, Renjun hanya bisa ikut menepuk-nepuk bahu Jeno.

Jeno yang sadar dengan tangan lain yang menepuknya, langsung mengangkat wajahnya. Menatap kedua temannya.

"Boleh aku....minta bantuan pada kalian?"

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Setelah dua hari menginap di klinik, kini Jeno boleh pulang.

"Bisa jalan sendiri nak?" tanya Ibu Jeno membukakan pintu mobil. Menuntun Jeno keluar dari mobil keluarga mereka.

"Hati-hati nak," kata ayah Jeno mengangkat barang-barang anaknya. Jeno hanya tersenyum.

"Aku sudah tidak apa-apa kok, Ma, Pa, aku bisa berjalan dan membawa barangku sendiri," kata Jeno lalu mencoba untuk mengambil tas ranselnya. Lalu dicegah oleh ayahnya.

Aku Ini Siapamu? It's Jeno x Jaemin (completed)Where stories live. Discover now