4

175 21 35
                                    

Aku keluar dari rumah tepat jam setengah 7 malam dan mendapati satu mobil mewah berwarna hitam sudah menunggu ku,itu Louis

Aku berjalan dan mengintip lewat kaca, satu senyuman terukir disana. Akupun masuk kedalam mobil Louis dan disambut senyuman lagi olehnya, "Hi Ayna" sapanya

"Hi" balasku sambil tersenyum kearahnya, "kau mau membawaku kemana?" tanyaku

"tunggu, kau habis menangis ya? Matamu sembap" sialan. Louis tau rupanya kalau aku habis menangis

"tidak tadi aku kel--" baru saja aku ingin menjelaskan tapi Tomlinson ini sudah memotongnya saja, "Louis William Tomlinson tidak terima kalimat kebohongan" ucapnya

"baiklah. Abaikan saja, intinya aku sedang sedih sekarang" jawabku mendengus lelah mengingat betapa datarnya sikap Ibuku pada anaknya ini

Louis pun mengendarai mobilnya,kupikir Dia akan membawaku ke Club biasa dimana aku yang selalu pergi kesana

Namun tidak, tebakkan ku salah. Mobil Louis melewati Club itu, "Lou, kita melewati Club itu?"

"memangnya siapa yang bilang kita akan kesana, Ayna?" tanya Louis sambil menaikkan sebelah alisnya. Menawan.

"tapi.. kau mau bawa aku kemana?" tanyaku bingung,"kau tau, aku sedang sedih. Aku ingin ke Club. Putar balik mobil mu, Lou"

"tidak, Ayna. Jika mobilku diputar balik, nanti rusak. Lagian, Club bukan tempat yang bagus untuk melepaskan masalah yang kita punya" kata Louis. Dia sedikit benar, tapi aku bisa apa? Hanya itu satu-satunya tempat untuk melupakan masalah sialan yang kupunya

"yasudah,katakan kau mau membawaku kemana?" tanyaku lagi, Dia malah tersenyum miring, "kau akan suka tempat itu. Lebih baik kau tidur sekarang. Jika sudah sampai, akan kubangunkan"

Akupun memilih untuk memainkam ponselku dan lama-lama, aku merasa mengantuk juga

"tidurlah Ayna. Kuberharap rasa sakit yang kau punya akan sedikit hilang ditempat itu nanti"

Seseorang membangunkanku dari tidur pendek tadi. Sekarang sudah jam 9 malam. Kulihat Louis membawa kantung pelastik putih yang aku tidak ketahui apa isinya. Akupun ikut turun dan aku sangat kaget melihat sekelilingku yang nampaknya adalah hutan

"Louis! Kau membawaku kehutan?" teriakku dan membuat Louis membalikkan badannya dengan malas sambil menatapku datar,"kemarilah Ayna" ucapnya

"kau pasti akan macam-maca--"

"se brengsek brengsek nya aku,aku tidak akan melakukannya padamu" ucapnya, kutahu dia pasti merasa terendahkan, "maaf, Lou" lirihku kalu berjalan kearahnya

Perjalanan kami lumayan jauh, aku tidak tahu lelaki berbibir tipis ini akan membawaku kemana, "Louis, aku lelah"

"mau ku gendong?" tanyanya

"benarkah? Apa tidak merepotkan?" tanyaku meyakinkannya. Louis menggelang dan berlutut bersiap untuk menggedongku

Dan ya, Louis menggendong ku dari belakang

"kau lihat rumah itu?" tanyanya dengan kepala yang mengarah kerumah tua besar tidak berpenghuni itu, "ya, kenapa"

"tidak.. " jawabnya. Suaranya seperti suara menahan tangisan, ada apa ini?

Setelah beberapa menit, akhirnya kami sampai juga ditempat tujuan. Disini banyak pepohonan dan disini juga tidak terlalu gelap karena bulan dan bintang yang kemerlap kemerlip menerangi malam ini, sangat indah

"kita sudah sampai ya, Lou?" tanyaku turun dari pundaknya,"oiya, terima kasih sudah menggendong ku"

Louis hanya tersenyum, "kau lihat pohon dihadapan kita ini? Diatasnya ada rumah pohon. Cepat naiklah, nanti aku menyusul dari bawah" benar, ada rumah pohon diatasnya

CRYING IN THE CLUBحيث تعيش القصص. اكتشف الآن