16

102 17 37
                                    

Shit!

Hari ini aku punya 3 kelas dan kelas pertama adalah kelas nya Mr. Will yang berkepala pelontos itu.

Ditambah, jam pertama ini jatuh pada pukul 8 pagi. Mau tidak mau jam 7 aku harus selesai siap-siap.

Aku berjalan melewati koridor dengan banyaknya tatapan sinis dari orang-orang di Kampus ini. Ah sudahlah, itu sudah biasa.

"Ayna" Panggil seseorang yang membuatku menoleh, Zayn.

"Zayn? Kau ada kelas pagi hari ini?" Tanyaku sambil memperhatikan penampilan nya dari atas hingga bawah, dia tidak membawa tas?, "Hey, dimana tas mu?"

"Aku tidak ada kelas hari ini, aku kesini hanya ingin mengambil buku novel dan rangkuman kecil yang ada di loker pribadi" Jawabnya, "Oh ya, bagaimana dengan dirimu dan Charlotte di club semalam? Apakah menyenangkan?"

Menyenangkan dia bilang?

Aku menatapnya datar karena pertanyaan itu membuatku kembali bertanya siapa lelaki semalam, "Tidak ada yang menyenangkan. Harusnya aku menuruti perintahmu untuk tidak pergi kesana"

Kulihat Zayn mengkerutkan keningnya menatap ku bingung meminta penjelasan, "Kenapa?"

Aku menghela nafas gusar, benar - benar malas untuk menceritakannya, "Begini, nanti kau tunggu kelas pertama ku selesai dulu. Kita bertemu di kedai kopi belakang Kampus. Ada beberapa pertanyaan yang harus kau jawab, dan ini tentang Louis"

"Louis lagi? Astaga apa lagi yang ingin kau tanyakan tentang kekasihmu itu, Ayna? Lagian, kenapa kau tidak menyakan saja langsung dengan Louis?"

Tidak mungkin. Nanti Louis merasa tersinggung, yang ada itu akan membuat pertengkaran diantara kami. Hanya Zayn satu-satunya harapan ku untuk mengetahui lebih tentang Louis.

Aku menggelengkan kepala ku sebelum menjawab pertanyaannya, "Tidak bisa. Aku tidak mungkin bertanya langsung padanya. Aku mempercayai mu, Zayn. Aku yakin, semua yang kau katakan tentang Louis itu pasti benar"

"Bukan karena kau takut dia tersinggung?" Tanyanya dengan alis tebal yang naik turun secara bergantian.

Ku akui dia tampan, sangat.

"Bukan begitu. Tapi———ah intinya nanti kita bertemu di kedai kopi itu. Sampai nanti!"

Aku berlari kecil dengan Zayn yang menatap kepergianku.

Kali ini aku pasti telat karena obrolan singkat tadi dengan Zayn. Ah masa bodo.

"Sel———" Sialan, aku benar-benar telat!

"Christabelle?!" Panggil Mr.Will, "Kau telat 5 menit, habis darimana saja? Bukankah kau tahu, jam ku jatuh pada pukul 8 pagi, dan kau telat,"

"Ma—af, tadi ada sesuatu yang tertinggal di loker" Jawabku berbohong. Karena mana mungkin aku menjelaskan kalau aku bertemu Zayn, lalu kami berbincang sedikit mengenai Louis, kekasih ku.

Ah bodoh. Lelaki tua ini hanya banyak omong saja.

"Bukan karena kau menemui Mr.Malik, anak psikolog itu?" Tanyanya.

CRYING IN THE CLUBWhere stories live. Discover now