[11] Terungkapnya Misteri

4.7K 248 28
                                    

Pertemuan yang tidak sengaja antara Aday, Amara, Kepala Desa Purun, dengan para warga dan juga Ryan membuat mereka harus merencanakan strategi baru dalam misi penyelamatan Melda.

“Begini saja, bagaimana kalau aku sama Ryan yang mencari Melda. Sedangkan kamu, Amara, pergilah bersama Kepala Desa dan juga warga untuk mengobati luka-luka kalian,” ucap Aday memberikan instruksi singkat.

“Aku mau bantu mencari Melda,” ujar Amara yang tak ingin diabaikan dalam misi penyelamatan Imelda.

“Kamu tidak lihat kondisi kamu sekarang? Aku tahu kamu khawatir sama Melda, tapi bukan berarti kamu mengesampingkan kondisimu sendiri.” Aday mencoba memberikan penjelasan kepada Amara.

“Tapi … ak—"

“Melda pasti setuju dengan keputusan Aday,”  ujar Ryan yang sengaja memotong kalimat Amara.

“Sebaiknya, kamu dan kepala desa serta para warga berobat dulu, kalau luka kalian sudah lebih baik, kamu bisa segera menyusul kami,” lanjut Ryan.

“Hmm ... baiklah kalau memang harus begini,” ujar Amara pasrah dan akhirnya menyetujui saran teman-temannya.

Amara, pak Kepala Desa Purun serta para warga, meninggalkan lokasi dan menuju puskesmas terdekat untuk mengobati luka-luka yang mereka dapatkan dari melawan makhluk yang tak kasat mata tersebut. Sedangkan Ryan dan Aday, kembali menuju ke rumah tersebut.

Berbekal informasi yang di dapat dari penerawangan Amara, bahwa Melda disekap dalam sebuah ruangan yang masih bagian dari rumah tersebut. Aday dan Ryan pun menyusuri tiap-tiap sudut dalam rumah tersebut.

“Sebaiknya kita berpencar saja, Yan. Kamu cari di sudut ruangan sana dan aku cari di sudut sekitar sini. Bagaimana?” tanya Aday.
“Aku ngikut aja lah, Day, yang penting kita segera menemukan lokasi Melda,” ucap Ryan menyetujui usulan Aday.

“Ok. Kalau gitu, kita mulai!“

Aday dan Ryan pun berpencar mencari lokasi keberadaan Melda. Mereka mencari dengan teliti dan seksama. Waktu sudah berlalu hampir setengah jam lamanya. Tapi, baik Aday maupun Ryan, belum menemukan tanda-tanda akan menemukan posisi Melda. Walaupun begitu, keduanya tidak putus asa.

Sampai kemudian, Aday lah yang menemukan sudut ruangan yang tampak kusam dan berdebu, tapi juga janggal.

“Yan, sini dulu,” teriak Aday memanggil Ryan.

“Ada apa?” tanya Ryan dari arah sebelah ruangan.

“Aku menemukan ruangan yang misterius, ke sini, cepat!” seru Aday.

Ryan pun segera menuju ke tempat Aday.

“Ada apa?” tanya Ryan.

”Itu ... coba kau lihat ruangan itu.” Aday menunjuk sudut ruangan yang ia temukan.

“Ruangan itu ... bukankah ruangan itu .... ” Ryan tidak melanjutkan kalimatnya. Ia tampak sedang memikirkan sesuatu sembari memainkan jari-jemarinya di dagu.

“Oh ya, itu ruangan emang rada angker kata mama. Makanya terlihat kusam dan seram, hehehe …, “ lanjut Ryan cengegesan.

“Aku penasaran dengan ruangan itu, aku merasa ada sesuatu yang janggal, ” ucap Aday serius sambil melipat kedua tangannya di dada.

“Gimana ya ... sebenarnya aku rada takut, tapi … ayolah. Mana tahu kita bisa menemukan sesuatu diruangan itu,” balas Ryan mantap.

Mereka berdua pun menghampiri ruangan misterius tersebut. Ada keengganan, tapi masing-masing menguatkan diri, demi menemukan Melda.

Misteri Rumah TuaWhere stories live. Discover now