Bab 4

1.3K 195 12
                                    

Mereka sudah sampai di rumah seorang psikiater yang direkomendasikan oleh Ibu Draco.

Mungkin kalian bertanya, mengapa Draco menuruti keinginan Ibunya untuk membawa Hermione ke psikiater, padahal ia tahu bahwa Hermione tidak gila? Jawabannya cukup singkat.

Hanya untuk membuktikan pada Ibunya bahwa Hermione tidak gila.

"Dad?"

Draco menoleh pada anaknya yang berada di gendongan Narcissa, "Ya?"

"Kau membawa Mom ke psikiater?"

Draco mengusap wajahnya dengan kasar, lalu memandang Hermione yang berada di sampingnya. Sepertinya Hermione belum ingat apa-apa. Wajahnya menampakkan kesedihan, kebingungan, kegelisahan, semuanya menjadi satu.

Rasanya, Draco ingin menangis saat itu juga. Ia tak tega memandang Hermione seperti ini. Ia juga tak habis pikir, bagaimana bisa ia mengkhianati Hermione? Bahkan, berniat menceraikannya?

"Dad?"

"Oh ya, Nak?" ujar Draco langsung kembali menoleh ke belakang.

"Kau mendengar pertanyaanku?"

Ya, tentu saja Draco mendengarnya. Tapi apa yang harus dijawabnya pada Scorpius? Sulit untuk membohongi Scorpius, karena ia termasuk anak yang cerdas bila dibandingkan anak seusianya.

"Kita kemari untuk mengecek keadaan Mom." jawab Draco.

"Kau bohong, Dad!"

"Tidak, Nak. Sungguh. Dad tidak berbohong."

"Mengecek keadaan Mom dengan membawanya ke psikiater? Bukankah psikiater tempat berobatnya orang-orang yang punya masalah kejiwaan?"

Draco sudah membuka mulutnya untuk menjawab, namun menutupnya kembali. Sungguh, ia tak tahu harus menjawab apa.

"Mom, hanya di periksa. Tenang saja." jawab Narcissa.

Jujur, ia sebenarnya tak ingin membohongi cucunya. Tapi mau bagaimana lagi? Menurutnya jalan inilah yang terbaik. Ia tak mau masa depan Scorpius jadi suram dan penuh ketraumaan akibat penyakit gila Ibunya.

Narcissa ingin mengakhiri semua ini. Semua ini dilakukannya hanya untuk menyelamatkan masa kecil Scorpius. Bukankah Draco bisa menikah lagi dan mencari istri yang baik serta Ibu yang pantas untuk Scorpius?

"Yang benar?" tanya Scorpius meyakinkan.

"Iya."

————————————————————————————

"Oi, Bro!"

"Lepas, Ron! Aku tidak bisa bernapas!"

"Oh, oke. Hehehe maaf." ujar Ron sambil nyengir.

"Hermione belum datang." ujar Harry lesu.

"Loh, bukankah dia yang selalu datang paling awal?"

Harry mengangkat kedua bahunya, "Mungkin dia lupa."

"Tapi, Hermione selalu menulis semua jadwal dan janji di kertas, sejak dia terkena FND. Lalu, Malfoy juga selalu mengingatkannya. Jadi, mana mungkin ia lupa?"

Harry berpikir sejenak, "Bagaimana kalau kita pergi ke TKnya Luna? Siapa tahu, Hermione berada di sana menemani Scorpius sekolah."

"Oke."

————————————————————————————

Harry dan Ron telah tiba di TK tempat Luna mengajar. Hanya saja Luna menyuruh mereka untuk menunggu sampai bel istirahat berbunyi.

DANDELIONWhere stories live. Discover now