Bab 12

735 104 3
                                    

"Mereka pasti belum jauh, ayo kita kejar!" ujar Harry seraya bergegas menuju mobil Draco.

Draco yang tak memiliki ide apapun hanya bisa mengekor di belakang Harry. "Kejar kemana?"

"Bandara."

"Bagaimana kalau ternyata mereka ke stasiun, atau hanya berlibur di luar kota?"

"Kau pikir Ron bodoh?!"

Draco yang tak terima dengan ucapan Harry segera menyahut. "Dan kau pikir aku bodoh, begitu? Jelas-jelas wanita tadi mengatakan bahwa Ron mengendarai mobilnya, kalau dia benar ingin kabur keluar negeri bukankah seharusnya ia memesan taksi?"

Harry memutar kedua bola matanya jengah. "Tadi pagi Ron menelfon Ginny,"

"Oh ya?" tanya Draco seraya memasuki mobilnya.

Di dalam mobil Harry segera membuka kaca mobil. Setelah itu ia mengisyaratkan pada Draco untuk segera menekan pedal gasnya.

"Dia menelfon Ginny dan mengatakan bahwa ia akan pergi berlibur ke luar negeri."

Draco mendengus. "Ginny tidak menayakan bagaimana keadaan Hermione?"

"Istriku itu tidak tahu kalau Hermione ada di rumah Ron."

Draco mengenyit dan tersenyum remeh. Harry yang mengetahui perubahan ekspresi wajah dari suami sahabatnya itu segera berkata. "Maaf--"

Tak lama Harry mendengar seseorang di sampingnya itu menghela nafas berat.

"--aku tak mengatakannya pada Ginny. Kau tahu bukan bagaimana Ginny menyayangi Hermione? Aku tak ingin Ginny membencimu karena masalah ini."

Draco mengangguk mendengar penjelasan dari Harry. "Ya aku paham."

"Aku tak bermaksud buruk--"

"Aku tahu, dan sekarang aku tahu juga bahwa sebenarnya diriku ini tak pantas untuk Hermione."

"Jangan selalu menyalahkan dirimu!" ucap Harry dengan nada bicaranya yang sedikit meninggi. Pasalnya ia sudah cukup lelah mendengar celotehan Draco yang mengatakan bahwa dirinya tak berguna, tak pantas, pengkhianat, dan masih banyak lagi.

"Itu masa lalumu, sudahlah. Jangan terus menoleh ke belakang, lihat Hermione di depanmu, dan terus kejar ia." lanjutnya.

"Tapi aku sudah--"

"Ingat bagaimana dirimu dulu begitu mencintai Hermione dan mau menerima segala kekurangannya. Kalian saling mencintai--"

"Kami saling mencintai karena Hermione ingat! Sekarang lihat, apa Hermione mencintaiku?! Ia justru kabur bersama laki-laki lain!"

BUGH!

"Arghhh, sialan!" ujar Draco kesakitan ketika pipinya ditinju Harry.

Meski mobil yang mereka kendarai sedikit oleng karena Draco merasa terkejut dan kesakitan, Harry sama sekali tak menyesali perbuatannya. Ia merasa bahwa Draco pantas mendapat tinjunya.

Bagaimana mungkin lelaki pirang itu mengucapkan hal yang tak pantas?! Harry jelas menyesali ucapan yang Draco lontarkan beberapa detik lalu.

"Kau tahu ucapanmu tak pantas?" tanya Harry lirih.

Draco diam. Ia hanya fokus menyetir meski sorot matanya menunjukkan bahwa ia sedang emosi.

"Kau pikir Hermione mau seperti itu?"

Pria bermarga Malfoy itu masih setia bungkam.

"Bayangkan bagaimana perasaan Hermione kalau tahu bahwa suaminya mengucapkan hal tak pantas seperti itu?"

DANDELIONWhere stories live. Discover now