Bab 24

956 96 13
                                    

Sekarang Scorpius berusia 10 tahun.

Dia menuruti semua keinginan neneknya sesuai janji. Bahkan beberapa tahun terakhir ini ia hanya bisa menemui Ibunya dua atau tiga bulan sekali.

Ia protes, namun neneknya selalu mengancam. Saat Scorpius berpikir bahwa semua itu hanya sebatas gertakan dan acaman, ia memberontak. Hal itu berakhir dengan Rachel yang menderita.

Neneknya tak akan segan menyakiti orang-orang terdekatnya jika ia berani membantah. Scorpius seperti tahanan yang dipaksa untuk menjadi sempurna di segala hal. Salah sedikit saja maka keluargamu yang akan menanggung.

Astoria masih setia di sisi Narcissa. Hal itu membuat kecurigaan Scorpius bertambah. Wanita itu jelas menginginkan hal lain selain Ayahnya.

Ya, tubuh Draco tak pernah ditemukan. Tak ada yang tahu dimana ia mengembara. Tak ada yang tahu apakah ia masih hidup ataukah sudah berada di tempat yang tenang di atas sana.

Hanya sedikit yang selamat dari tragedi maut itu. Biasanya jika Scorpius sedang rindu pada Draco ia akan berdiri di balkon kamarnya sambil memandang langit.

Hermione mengajarinya tentang hal itu saat ia berumur 7 tahun. Kata Hermione, ia harus menganggap salah satu bintang itu adalah Draco yang sedang menatapnya. Apapun yang terjadi Draco pasti melihatnya dari atas sana bersama Tuhan. Makanya sampai saat ini pun Scorpius jarang membantah perintah Narcissa karena ia tahu pasti Ayahnya akan marah padanya jika Hermione disakiti oleh Narcissa akibat perbuatannya.

Ron juga telah menikah dengan wanita yang diketahui Scorpius bernama Lavender Brown. Mereka juga telah dikaruniai anak perempuan cantik yang diberi nama Rose dan sekarang usianya telah menginjak 3 tahun.

Albus dan James juga memiliki adik perempuan. Bayi itu diberi nama Lily, lahirnya dua bulan setelah Rose lahir.

Banyak yang berubah setelah lima tahun ini dan Scorpius merasa, hanya dirinyalah yang tak pernah berubah.

"Baiklah, Scorpius Malfoy, tolong bantu Mrs.Farr untuk menyelesaikan soal ini."

Scorpius mendengus kasar saat gurunya lagi-lagi menunjuknya untuk membantu temannya menyelesaikan soal di papan tulis. Ia berdiri dan berjalan perlahan menuju papan tulis untuk membantu teman perempuannya yang sedang kesulitan itu.

Semua murid perempuan terpana padanya. Kemeja yang rapi dan dimasukkan celana itu berbeda sekali dengan kebanyakan anak laki-laki dikelasnya. Kebanyakan anak laki-laki mengenakan kaos atau hoodie. Namun Scorpius selalu mengenakan kemeja saat ke sekolah.

Meski begitu ia tak seperti anak culun. Justru karena penampilannya yang selalu rapi itu ia menjadi primadona disekolahnya. Apalagi di dukung dengan otak pintarnya.

"Cih, lihatlah primadona kita." sinis anak laki-laki pada teman disampingnya saat Scorpius berjalan melewati bangku mereka.

Anak laki-laki satunya hanya ikut mendecih menanggapi temannya. Lalu saat ia melewati bangku anak perempuan, temannya itu berkata,

"Ah, lihatlah Scorpius. Sudah tampan, pintar, kaya lagi. Apa sih yang kurang darinya?"

"Iya benar!" seru anak perempuan satu kelasnya kompak.

Mendengar hal itu Scorpius menyeringai.

Mereka memandang Scorpius sempurna. Namun sejatinya dirinya hancur. Keluarganya berantakan. Sudah lima tahun ini ia menghabiskan waktunya untuk mewujudkan ambisi Narcissa, melindungi Hermione dan semua orang yang ia sayangi, serta menyelidiki apa sebenarnya yang sedang diincar Astoria dari keluarganya.

Ia bukanlah anak sempurna.

Ia hanyalah biji bunga Dandelion yang sedang berterbangan tak tentu arah.



DANDELIONWhere stories live. Discover now