Bab 15

747 98 3
                                    

"Draco jangan gegabah seperti ini!"

Tak menghiraukan ucapan wanita berambut merah itu, Draco terus melangkah keluar rumah milik keluarga Potter. Saat ia hendak membuka pintu mobilnya, tangan kurus milik Harry langsung sigap menutupnya kembali.

"Lepas!" hardik Draco.

Ginny yang berada di samping Harry kembali mengulangi ucapannya. "Jangan gegabah."

"Jangan gegabah bagaimana? Memangnya aku bisa terus mengandalkan polisi seperti ini?"

Ginny menghela nafasnya. Ia berjalan mendekat ke arah Draco dengan salah satu tangan berkacak pinggang dan tangan lainnya menunjuk Draco tepat di depan dadanya.

"Pikirkan anakmu, bodoh!"

"Kau 'kan sudah bersedia merawatnya selagi aku mencari Hermione--"

"Lalu bagaimana jika kutolak?" ucap Ginny memotong ucapan Draco. Hal itu jelas membuat Draco naik pitam.

Ditepisnya tangan Ginny yang masih menudingnya dan ia menatap wanita berambut merah itu dengan alis bertaut. "Kau mau menyalahkanku karena tidak bertanggung jawab, begitu?!"

Ginny mengangguk. "Sebagai seorang Ayah apalagi hanya kau yang dimiliki Scorpius saat ini, seharusnya kau bertanggung jawab. Pikirkan juga perasaannya."

"Lalu apa kau pernah memikirkan perasaanku?" jawab Draco dengan penuh penekanan di setiap katanya.

"Semua ini karena kakakmu yang brengsek itu. Jika bukan karena dia, aku tak mungkin meninggalkan Scorpius disini!" lanjut Draco.

Di satu sisi Ginny merasa marah dan benci karena salah satu anggota keluarganya diperolok seperti ini, bagaimana pun juga Ron adalah kakaknya. Namun, di sisi lain ia tak bisa membohongi hatinya karena kakaknya itu telah berbuat salah. Perbuatan yang hanya ditujukan untuk balas dendam semata.

Ia adalah sahabat Hermione sehingga jelas ia merutuki Ron karena telah memperalat sahabatnya untuk balas dendam.

Ah, sialan! Kenapa kakaknya harus bertindak bodoh seperti ini, sih?!

"Lalu jika kau menyusul Hermione apa ia akan langsung percaya lagi padamu?" tanya Harry pada akhirnya.

"Kau meragukanku?" gertak Draco.

"Bukannya meragukanmu, tapi apa kau melihat bagaimana ekspresi Hermione tadi saat di bandara? Apa sedikitpun dari sorot matanya menunjukkan bahwa ia percaya padamu?"

Draco terdiam. Otaknya berpikir keras mengingat bagaimana ekspresi Hermione beberapa jam lalu. Istrinya itu, ia yakin Hermione berusaha mengingat dirinya dan hatinya tak nyaman saat bersama Ron. Tetapi mengapa ia tetap memilih Ron?

Apa sebenarnya yang membuat Hermione ragu padanya dan juga Scorpius?

Apa karena Hermione hanya menganggap Draco berbicara omong kosong tanpa adanya bukti? Atau karena Draco yang tiba-tiba datang seraya memukul Ron?

"Lalu apa yang harus kulakukan?" tanya Draco putus asa.

Sungguh saat ini ia bimbang. Belum lagi tekanan dari Narcissa membuat dirinya frustasi. Lalu Scorpius yang menyuruhnya untuk segera menyelesaikan masalah ini.

Oh Tuhan, mengapa harus sesulit ini? Tak bisakah ia bernafas dengan normal walau hanya sedetik?

"Kau ingat tidak saat Mione kabur dari rumah kemarin, apa ia membawa ponselnya?" tanya Harry.

"Hm, ya dia membawanya."

"Coba telfon."

"Hah?"

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang