Note1

543 27 0
                                    

*000*

Groningen kota utara belanda.

Nieuwstad blok XX

Seorang pemuda cina dengan perawakan tinggi membuka kunci pintu dengan perlahan dan taklama pintu terbuka pemuda itu menyeringai dan memainkan dagunya yang tak begitu runcing dan dengan tak sabar ia mendekati kasur ukuran seorang dewasa dan memegang paksa seorang wanita yang diikat dan wajahnya ditutupi.

"percuma melawan karena mulai mala mini semua hidup dan takdirmu akan bersamaku selamanya, aku akan merubah reinkarnasimu mulai malamini sayang"ucap pemuda itu tersenyum menang.

Dengan semangat ia membuka penutup kepala wanita tersebut, namun wajahnya langsung pias dan melotot marah.

"selamat malam prince chines aku akan memuaskanmu mala mini" ucap wanita dengan data yang rata tersebut dan memainkan bibir dengan liptisk merah yang kelewat batas.

"siapa kau mana Xio Mei" teriaknya frustasi

"aku Xio mei mu iblis, tunjukkan wajah aslimu" geram wanita tersebut dan mulai melepaskan ikatan ditangannya dan dengan segera berdiri lalu mendekati pemuda tersebut.

"pergi jauhi aku wanita jalang jadi-jadian, Tan-Tan hanya milik Xio Mei" umpatnya kalap dan memukuli kepala dan badannya.

"manisnya bukannya kau tahu peraturannya yang bukan takdirmu selamanya bukan milikmu, sekuat apapun kau melawannya kau tak akan kuat melawan takdir dan penjaganya. Dan reinkarnasi harus terjadi tanpa ada ganguan apapun darimu Tan-Tan. Dan Xio mei sudah berada dikapal bersama jodohnya Chin wei" ucapnya tenang dan tersenyum simpul.

Umpatan kesal itu berganti menjadi gerahaman dan sedetik berikutnya pemuda bernama Tan-Tan itu diam dan matanya berubah menjadi sangat merah.Ia lalu menatap wanita didepannya penuh amarah yang meluap dan sorotan kecewa dan patah hati.

"AUROR" teriaknya dan menendang cepat wanita didepannya.

#brukk.

Kasur yang tertimpa wanita itu langsung hancur. Tanpa member waktu ia melempari Auror dengan meja, bangku dan lemari.

"matilah kau aku akan membawa Xio Mei kembali" teriaknya dan belari keluar.

"uhukk, menyebalkan hal yang seperti ini tak selalu aku bisa duga" umpat Auror dan mengelap bibirnya yang sobek dan mengeluarkan darah. Dengan segera ia mengumpulkan tenaga lalu bergegas berlari mengejar.

Groningen pada malam hari bukan sesuatu pemadangan yang menyegarkan apalagi dengan berlari memompa paru-paru yang membutuhkan udara yang segar.

Auror beberapa centi dibelakang Tan-Tan dengan sekuat tenaga ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah tali rantai.Dengan sekali hentak Tan-Tan langsung terjatuh.

Tapi Tan-Tan tak menyerah begitu saja kaki kirinya yang bebas mendendang bahu Auror dan mereka kini jatuh bersamaan.Tan-Tan langsung menubruk Auror dan mencekik leher kurus miliknya.

"mahluk sepertimu seharusnya merasakan penderitaan yang pedih namun tak bisa mati. Kau tahu aku menanggung kepedihan ditiap kehidupanku, aku mencintainya namun cinta itu bukan milikku selamanya takdir itu yang selalu harus aku rasakan.Kau menjijikan" umpatnya dan makin sekuat tenaga mencekiknya.

"uhk,, itu semua karena pemikiranmu yang salah dari awal"ucap Auror dengan sisa tenaga yang tersisa. Tangan dilehernya mengendor setidaknya ada pasokan udara keparu-parunya.

"apa maksudmu jalang" tanyanya tanpa melepaskan pegangan tangannya.

"masih ada satu kehidupan untuk merubah semuanya, kau cukup pintar untuk memahaminya" ucapnya menyakinkan tangannya yang bebas memegang erat belati peraknya.

Daylight- Sp[ring day. Kooktae/KookvWhere stories live. Discover now