Note3

159 11 0
                                    


'pada akhirnya semua mati termasuk kau dongsae' guman Namjoon dan menghilang.

*000*

2 minggu kemudain

Setiap hari Taehyung berlatih dan mengikuti anjuran dokter dan suster dengan taat dan kini perubahan cepat terlihat didirinya perban dan gips sudah terlepas di tangan dan kakinya. Dan setidaknya kini ia sudah lancer berjalan walau dengan perlahan.

Pagi di hari minggu yang mendung.Perasaannya sedikit tak nyaman dan mual, jantungnya sedikit tak mendapatkan udara dengan maksimal.Ia menatap jam dinding dikamar rsnya.

'tak biasanya perawat terlambat untuk obat dan sarapannya. Namun, anehnya aku tak melihat Namjoon Hyung dari semalam' inner Taehyung berbicara lalu, Langkah kaki terdenggar menuju kamarnya.

"ini akan buruk" guman Taehyung setelah menghitung tanggal berapa sekarang.

Seorang perawat, dokter dan seorang wanita cantik terlihat sembab datang menghampirinya.

"ada yang tak beres?" Tanya Taehyung menyelidik walau ia tahu apa arti semua ini.

"Ladylily membutuhkanmu dan pihak rs mengijinkan kau ikut dengannya" ucap dokter menjelaskan.

"aku ingin keluar dan tak kembali lagi dok, bisakah?" Tanya Taehyung memohon. Dokter menatap sekilas kepada Lady lily dan. Keduanya lalu mengangguk sepakat.

"baiklah dan kuharap kau harus sehat jangan sering masuk kers ini kembali. Remember?" pesan dokter singkat namun menusuk.

"yea, aku paham thank's dok" ucap Taehyung dan segera bersiap.

"bisakah aku membantumu?" Tanya Lily dan memegang tangan kecil Taehyung.

Seperti sebuah tarikan gambaran singkat siapa seunguhnya orang didepannya kini.

"kau anaknya Mr Stan, maaf kalau tak sopan" ucap Taehyung langsung setelah melihat wajah terkejut milik Lily.

"tidak apa, aku berterimakasih kau membantuku disaat-saat terakhirnya"ucapnya kelu.

"kau meraskan bersalah yang besarnya ternyata lelaki yang kau pilih ternyata benar sesuai dengan ucapan ayahmu" tembak Taehyung tepat. Airmata Lily langsung terjatuh.

"bukan saatnya menangis Lady. Ayah anda orang yang hebat dan dia ingin anaknya menjadi bangga akan dirinya bukan merasakan ada beban karenya" ucap Taehyung terdiam tak melanjutkan.

"apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanyanya terlihat dia sangat kacau dan patah hati.

"sesuatu yang bukan diciptakan untuk kita buat apa mempertahankannya mati-matian, lupakan dan melangkahlah lebih lapang" nasehat Taehyung dan mulai mengganti bajunya.

"aku takut tak ada yang menerimaku" akunya jujur.

"anda mendapatkan pukulan dibadan sebelah mana?" Tanya Taehyung tanpa berhenti melakukan aktivitasnya.

"siapa kau? Kenapa mengetahui sejuah ini.Padahal kita baru sekali bertemu" Tanya Lily terdenggar takut.

"aku bukan siapa-siapa hanya kadang mengetahui lebih dari manusia lainnya. Anda paham maksudku kan" jawab Ichi tenang. Lily mengangguk.Taehyung memegang tangannya.

"kehidupan lebih baik akan menyapamu, percayalah serta yakin kalau anda layak untuk bahagia. Itu saja" pesan Taehyung dan mulai memakai sepatunya.

"positif thinking" guman Lily menambahkan. Senyum senang diberikan oleh Taehyung.

"sudah agak terlambat mari aku bawakan tasnya" tawar Lily dan merangkul Taehyung perlahan.

"aku senang mempunyai saudara sepertimu, ku harap bertahan lama" harap Lily cerah.

"aku juga berharap sama" balas Taehyung dan langsung pergi menuju Sheffield.


Sheffield – Doncaster.

Rumah bercat biru muda itu kini telah banyak berkerumun orang-orang dengan dres warna hitam dengan muka yang sembab.

Taehyung dan Lily keluar dari mobil PW hitamnya.Jalan Lily terlihat lemah dan binggung. Taehyung hanya bisa melihatnya dari pundak belakangnya.

"kau masuklah ayahku didalam pesannya dia ingin kau melihatnya sebelum dia masuk peti mati" pesan Lily ketika mereka sudah berada didalam.

Beberapa mata memandang kearah Taehyung dan ada raut penasaran diwajah mereka namun Taehyung tak peduli dan bergegas masuk.

Kamar itu kini kosong dan dingin hanya ada sebuah bunga yang kontras dengan keadaan didalam kamar ini.

"ku kira kau tak datang" sapa suara yang sedari tadi berdiri diam didekat bunga tersebut.

"maaf agak terlambat"ucap Taehyung dan berjalan sedikit kejendela.

"tak terlalu sakit kan?" Tanya taehyung ke Mr Stan yang sudah tak mempunyai jasad manusiannya.

"sedikit" ucap Mr Stan dan masih asik memandang keluar jendela.

"apa ada sesuatu?" Tanya taehyung terusik. Mr Stan berbalik menatapnya wajahnya terlihat segar dan sehat.

"istriku dia menungguku disana dan aku tak sabar bertemu dengannya, makasih sayang. Kau putraku yang sangat baik, walau jujur kau lebih terlihat seperti seorang lady" jawab Mr Stan jujur.

Taahyung mencoba tersenyum walau itu terlihat aneh.Perutnya merasa kram dan ada rasa menghantam didada dan hatinya.Matanya terasa panas.

"aku senang anda lebih baik sekarang" ucap Taehyung jujur.

"boleh aku memberikan sebuah pesan" ujar Mr Stan menatap Taehyung lekat.

"aku menunggunya dan itu sebuah kehormatan mendapat pesan dari anda" jawab Taehyung senang.

Namjoon menatap keduanya sedikit terganggu bibirnya bergerak tak bersuara.

'pesan dari pemilik kematian' umpatnya dan terlihat melirik jam tangannya.

"hari-harimu akan lebih indah walau berat, waktunya berkumpul dengan keluarga dan orang-orang yang benar-benar menyayangimu. Bersemangatlah ditahun terakhirmu sebagai Auror" pesan Mr Stan pelan dan hangat.

Deg... Deg... Deg...

T. B. C


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Daylight- Sp[ring day. Kooktae/KookvWhere stories live. Discover now