Crowdstroia - Remediasi

485 18 5
                                    

Review Cerita Substansi – Crowdstroia

Detail :
Judul : Remediasi [Seri Relevansi #2]
Penulis : Crowdstroia
Genre : Teen Fiction
Status : Completed ©2017 [16 Bagian]
Dibaca : 96,3 ribu kali dibaca
Vote : 21,3 ribu dukungan suara

[***]

Seperti seri sebelumnya, kisah ini menceritakan dua tokoh utama yang tidak berakhir bersama seolah kita akan merasakan bagaimana proses penyembuhan (Remediasi) dari Leila adalah merelakan lelaki yang ia cintai.
Untuk isi ceritanya sendiri, sudah tidak perlu diragukan lagi, setiap cerita Crowdstroia seolah hidayah tersendiri buat saya dan mungkin buat kalian juga. Simple, namun mengena di hati. Karena itulah saya tidak bisa menjelaskan keseluruhan jalan cerita di review kali ini.

Namun ada beberapa pesan yang lebih saya tangkap. Bikin saya mengangguk kepala berkali-kali.

Contoh kecil, waktu Aksel mengungkapkan teorinya tentang “cowok telat nakal”. Yeah aku selalu ngerasa semua cowok badboy selalu pakai alasan mending nakal duluan pas muda daripada entar pas nikah “telat nakal”. Dulu sih, aku anggap ini cenderung wajar. Toh kalau akhirnya mereka bakal tobat. Tapi setelah baca tanggapan Bara, saya jadi meralat ucapan saya sendiri.

Kalau telat nakal sih dan segala definisinya Cuma omong kosong buat cari pembenaran buat dirinya sendiri.”

Yeah, dari cerita ini kita bener-bener disuguhin tokoh Bara yang berbanding terbalik dengan Aksel, tapi mereka bisa hidup rukun salin toleransi terlepas dari semua perbedaan yang mereka miliki.
Bara itu biasa aja. Bukan dari kalangan piramida puncak kaya Aksel, perutnya aja buncit. Nggak mencerminkan kaya tokoh-tokoh novel yang ganteng plus bonus perut six pack. Tapi toh Leila punya cara pandang tersendiri yang bikin dia suka sama si Bara. Jadi saya tegasin disini, kalau cinta mah cinta aja kali, nggak semua cewek memprioritaskan punya pasangan yang able-able deh. Jadi buat para cowok/cewek yang biasa aja bahkan di bawah standar nggak usah khawatir nggak dapet jodoh. Kalau emang tulus tanpa modus, pasti si doi mau nerima kekurangan kamu kok—kaya si Leila. Manusia mah udah diciptakan berpasang-pasangan bukan?

Dan yeah, dulu saya juga berpikir mau punya cowok badboy biar bisa bimbing dia buat berubah, kan keren kaya di novel-novel yang lagi ngetren tuh. Tapi kenyataannya?

Omong kosong!

Kalau badboy mah tetep aja susah buat berubah secepat kilat karena jatuh cinta sama kamu yang baru beberapa bulan. Orang tuanya sendiri aja yang udah tahunan masih kadang suka ngerubah sikap si badboy. Apalah kita yang cuma pacar, itupun belum resmi ikatan “sah” bisa bikin cowok lo berubah?

Hello... menurutku si cowok itu Cuma modus jaim doang. Misal nih, kalau cowok kamu emang perokok terus dia nggak ngerokok di depan kamu belum tentu dia berubah karena kamu. Nyatanya temen-temenku yang seperti itu, pencitraan di depan pacarnya aja sih. Kalau udah kumpul sama temen-temennya mah ngerokok lagi. Ya kalau cowok emang berubah karena perempuan mah gue acungin jempol di buat perempuan itu.

Tapi inget ya kata Leila “Alasan utama tobat harusnya karena Tuhan, bukan karena hal lain. Manusia-manusia di sekitar hanya jadi faktor pendorong saja, bukan alasan utamanya.”

Habis, aneh saja rasanya badboy mau tobat demi perempuan. Bukankah definisi tobat sendiri adalah usaha untuk jadi orang yang lebih baik demi Tuhan? Kenapa tobatnya malah jadi ‘demi perempuan yang dicintai’? bukankah jika dilakukan demi cewek, jadinya malah menyimpang dari tobat sesungguhnya?”

FAVORIT QUOTES BIKIN HATI SAYA KECUBIT—sekaligus buat motivasi biar strong kaya Leila.

“Aku Cuma mikir ... kalau aku mengejar dia, belum tentu bersambut baik, belum tentu dia memberi apa yang aku butuhkan. Kupikir, lebih baik aku mengejar Tuhan, karena Tuhan selalu tahu apa yang hamba-Nya butuhkan. Kebutuhanku nggak akan terpenuhi jika aku terus-terusan mengejar dunia dan manusia.”

[***]

Maaf kalau review kurang berkenan, soalnya saya terlajur antusias dengan pesan-pesan yang ada di dalam cerita.
Andaikan kita bisa jadi teman akrab yang baik, kadang saya pengen banget sharing2 pemikiran yang kaya gini sama author. Tapi ya apalah saya hehehe.

[***]

Ehm ... Maaf nih kalau menyimpang sedikit, saya pengen tau aja pendapatnya mengenai viral beberapa minggu lalu tentang foto orang-orang pakai slogan “Saya Indonesia, Saya Pancasila.” Menurut crowdstroia sendiri apa yang dipikirkan pertama kali mendengar istilah tersebut. Hehehe random ya? Entah saya selalu suka aja bahas random begini. Kalau nggak dijawab nggak papa sih.

Regrads,
Sepikan Aksel *Lol
Sabtu, 17-06-2017

Review Novel & Wattpad ✔Where stories live. Discover now