Shita Hapsari - Finally Mr. Right

109 1 0
                                    

Ava memiliki sejumlah impian tentang pernikahan idealnya. Salah satunya melangsungkan acara sakral itu secara tematik bersama Cindy dan Disti. Masalahnya hari pernikahan kedua sahabatnya sudah ditentukan tahun depan, sementara Ava sendiri masih jomblo!

Menurut Cindy dan Disti, jodoh yang diharapkan Ava terlalu konyol dan tidak realistis. Ava menyusun kriteria calon pendamping hidup berdasarkan karakter dan adegan dalam film-film favoritnya. Bahkan, ia merancang beberapa skenario untuk mengetes mereka.

Hans dengan sosok rockstar-nya, selesai. Didit dengan karakter bagai bintang Hollywood favorit Ava, kandas. Roki yang diakui Ava sebagai cowok ganteng dan rapi, gagal di kencan pertama. Lalu, ada Kenzo, seorang laki-laki yang cukup mendekati kriteria. Namun, setelah melalui tes rancangan Ava, masih ada saja yang membuatnya ragu.

Harapan Ava menipis. Bahkan, Kieran, partner bisnisnya yang masih lajang pun kini telah menemukan cewek incaran. Jadi, siapa yang akan menjadi lelaki yang tepat untuk Ava? Tidak hanya Ava yang bimbang, tetapi juga Cindy dan Disti yang ikut gemas. Rencana pernikahan tematik ini terancam gagal!

So, cerita ini emang enjoy banget dibaca kalau lagi santai. Dari prolog pesta pernikahan, di bab selanjutnya kita akan disuguhkan cerita flashback Ava bermula mencari pelabuhan terakhirnya. Ava ini tipikal orang yang tertata dan terencana kehidupannya. Sejak kecil ia memang mencintai cerita fantasi-fantasi Nicholas Sparks hingga membuatnya terus bermimpi dan ingin mewujudkannya saat dewasa.

"Aku punya hobi dan mimpi lain yang pengin buru-buru aku wujudkan,"

"nantinya aku berharap bisa mempopulerkan satu atau dua signature design yang bisa mengangkat nama produkku."

Jadi itulah impian Ava pertama kali ia utarakan kepada Roki—doi pertamanya yang sebenarnya ia berharap Roki ini tipikal cowok "Rocky-nya Sylvester Stallone ituloh"

Tak sengaja, Roki sempat berpapasan dengan sang mantan membuat jiwa kepo Ava tumbuh.

Lalu mengalirlah percakapan-percakapan Ava dengan Roki seolah-olah seperti tengah mengintrogasi. Padahal membahas soal mantan adalah kesalahan terbesar bagi Roki di kencan pertama mereka.

"Memang susah, ya, bersahabat kembali dengan mantan,"

"Lebih baik nggak usah mengharapkan itu. Putus hubungan saja sudah sama-sama sulit buat kita terlibat, kan?"

"Menurutmu penting nggak, sih, bersahabat dengan pacar?"

"Pacar kan, orang terdekat kita, apa bedanya dengan sahabat?"

"Iya, aku tahu. Tapi .... kamu tahu, ada pasangan yang sama sekali tidak punya persamaan—entah hobi, selera atau kebiasaan. Akibatnya, saat mereka bersama, nggak jarang salah satunya hanya berstatus menemani, tapi nggak menikmati kebersamaan tersebut,"

"Tapi, aku juga pernah punya pacar yang sama-sama suka olahraga, nonton film, dan pada akhirnya kami putus juga, tuh. Jadi ... punya banyak persamaan bukan jaminan hubungan itu akan berjalan mulus."

"Iya tapi lebih dari itu, sahabat juga berarti orang yang bersedia mendengarkan, memaklumi, dan menerima apa adanya kita,"

Dan berakhirlah kencan pertama dan terakhir mereka. Ava sempat merasa bersalah juga, tapi sudah terlanjur begitu. Lidah tak bertulang dan perkataan yang sudah terlontar sudah tak bisa ditarik ulang kembali.

Lalu munculah sosok Kieran—sahabat Ava. Nah karakter Ava ini always available banget buat Ava. Tiap hari kamis itu, Ava selalu dateng ke kafe Keiran. Entah minta tolong material product paling murah, kadang ke tukang penjahit, kadang pula Ava ini sering banget jadiin Keiran tempat sampahnya mengeluarkan semua uneg-unegnya. Nih ini kerennya punya sahabat cowok. Cowok itu selalu berpikir kritis kalau menyikapi suatu persoalan. Jadi, Ava ini selalu dapat masukan-masukan positif dari Keiran. Beruntung banget deh pokoknya Ava ini. Sampai Keiran ini orang yang selalu support soal bisnis Ava.

Review Novel & Wattpad ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang