New York, USA
06:00 PMJuliet sudah sampai di penthouse keluarganya. Saat ini Juliet sudah berjalan menuju ruang kerja ayahnya. Pelayannya berkata kalau kedua orang tuanya sudah menunggu Juliet di ruang kerja. Sesampai di pintu ruang kerja. Juliet menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu besar itu. Tidak lama kemudian Juliet mendengar suara berat ayahnya.
"Masuk."
Juliet dengan perlahan membuka pintu tersebut. Dan di situ ia melihat kedua orang tuanya sedang duduk di sofa mewah, sambil meminum teh. Matanya bertemu dengan dua pasang mata kedua orang tuanya. Juliet dapat melihat kekecewaan di mata ibunya, sedangkan ayahnya tetap tenang seperti biasanya.
"Ayah, ibu," sapa Juliet datar.
"Duduklah," ucap ayahnya tenang. Juliet menurutinya. Ia segera duduk di sofa yang berhadap-hadapan dengan kedua orang tuanya. Tanpa menunggu lagi, Deliora Walton, ibunya. Sudah bertanya dengan tenang.
"Jadi, bisakah kau menjelaskan bagaimana aku dan ayahmu mendapatkan surat dari sekolahmu kalau kau dikeluarkan dari sekolah?" Juliet menghela napas. Oh ini akan menjadi pembicaraan yang tidak ada akhirnya.
"Juliet kali ini masalah apa yang kau lakukan?" tanya Nilliam Walton, ayahnya. Dengan sabar.
"Kalaupun aku cerita, apakah kalian akan percaya padaku?" tanya Juliet. Kedua orang tuanya hanya menatap Juliet. Juliet menghela napas lalu berkata lagi.
"Aku dituduh sudah mencuri soal ujian."
"Apakah kau mencurinya?" tanya Deliora langsung. Juliet menatap ibunya tidak percaya.
"Astaga ibu, tentu saja tidak! Kau percaya dengan tuduhan itu?" tanya Juliet.
"Aku hanya memastikan. Karena yang selama ini kau lakukan hanyalah membuat masalah," jawab Deliora.
Bukan, Juliet tidak membuat masalah. Tetapi masalah yang selalu mengikuti Juliet kemana pun dia berada. Seperti Juliet dituduh mengambil pacar orang, sampai tuduhan sudah melakukan bullying. First of all, Juliet sejak dulu tidak pernah mengambil pacar orang, tetapi lelaki itulah yang menyukai Juliet. And second, Juliet tidak akan menindas seorang jika orang itu tidak menindas Juliet terlebih dahulu. Juliet hanyalah membalas apa yang sudah mereka lakukan padanya. Sekarang, Juliet sudah lelah membela dirinya di depan siapa pun sehingga reputasinya semakin buruk.
Juliet menghela napas. Kadang terlahir dengan wajah ini membawa banyak masalah. Juliet terlahir memiliki rambut coklat muda yang selembut sutra, matanya berwarna hijau, tubuhnya bisa dikatakan ideal untuk menjadi seorang model, bibir tebal alami dan kulit wajahnya halus tanpa celah. Banyak yang bilang Juliet sangat cantik tapi banyak juga yang iri dengan Juliet, sehingga ia memiliki banyak haters. Karena walaupun dengan reputasi buruk, Juliet tetap disukai banyak orang juga.
Juliet mencoba menatap ayahnya seolah meminta pertolongan. Karena selama ini ayahnya lah yang percaya kepada Juliet. Ayahnya sepertinya menyadarinya, karena Nilliam langsung berkata.
"Deliora darling, kau tidak boleh stres nanti tekanan darahmu naik. Biarkan aku saja yang berbicara dengan Juliet." Deliora menghela napas berat. Ia akhirnya berdiri dari sofanya, lalu menatap putri bungsunya.
"Jujur aku kecewa, Juliet. Aku mengirimmu ke Boston untuk sekolah di salah satu sekolah terbaik di United States, mengharapkan kau dapat mencapai prestasi yang melebihi kakakmu. Ambil contoh dari Juliana, sejak dulu dia sekali pun tidak membuat masalah dan sekarang dia sudah kuliah di Harvard," ucap Deliora panjang lebar.
Dan ya, seperti biasanya, ibunya akan selalu membanding-bandingkan Juliet dengan kakaknya, Juliana. Si putri kebangaan kedua orang tuanya. Juliet sudah biasa dengan semua ini, ia hanya diam. Untungnya, ibunya pun sepertinya sudah selesai berbicara. Karena setelah itu ibunya langsung pergi dari ruang kerja meninggalkan Juliet berdua dengan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bee Vs Bad Boy (2023 Ver.)
Teen FictionSUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA (Tapi masih Completed di Wattpad) Julieta Walton, sering dikenal dengan sebutan Queen Bee ke mana pun dia pergi. Dengan wajah bak model, sikap yang berani, dan berasal dari keluarga kaya, dia pun selalu m...