17. ✨Loving You are Complicated✨

1.2K 68 1
                                    

True love is care for another person's happiness more than your own,

No matter how painful the choices you face might be,
★彡

Kami bertiga duduk santai menikmati suasana sore, hanya ada aku, stella dan mama, dan beberapa pengunjung taman lainnya.

Sesekali kulirik stella, dia masih anteng dan menikmati kehangatan pelukan mama ku, padahal baru kali ini dia berjumpa dengan mama, aneh bukan? Aku saja pertama kali bertemu dengan mama langsung dekat, kayaknya mama punya magnet deh, soalnya siapa sih yang bisa berjauhan dengan wanita yang sangat tulus dan baik hati terus cantik seperti mama ku ini? Keheningan pun terpecah ketika sikecil stella memukul pelan dada mamaku.

"Mam, piss .. pis. Belett."

"Mom.. mommy." Akupun menggoncang pelan lengan mamaku untuk menyadarkannya dari lamunan.

"Hah? Kenapa sayang? Ada apa?"

"Itu stella minta pipis tuh, mama mikirin apaan sih?"

"Oalah stella, tante kira apaan? Kamu mau pipis toh, yasudah yuk tante temanin." Mama pun beranjak ke toilet umum sekitar taman, aku pun turut mengekor, dimana ada mommy harus ada aku.

Mama pun menurunkan stella dari gendongannya dan memegang tubuh stella di atas toilet, lalu menunggui stella sampai selesai melakukan kepentingannya setelah itu kulihat mama membantu stella untuk memakaikan kembali celananya dan mendudukkan stella di atas wastafel dan membersihkan tangan stella dengan tissue basah .

"Mam, lapar, oey makan." Hah? Sudah dua kali aku mendengar sebutan mam, apa jangan-jangan stella menganggap lauren sebagai mamanya? Waduh--"

"Stella, ini namanya tante lauren, kan mama stella itu mama dianna." Ucapku menegaskan siapa lauren sebenarnya dihadapan stella.

"Ugh, ndak ndak, mam, mama ku, mama ella. Mama oey juga." Jawab stella sambil menunjuk dirinya sendiri.

Waduh bahaya nih, kalo sempat tante dianna tau anaknya memanggil mommyku dengan sebutan mama , makin ribet nih urusan nya, ditambah lagi papa? duh stella.
--
Setelah mengisi perut , akhirnya kami memutuskan untuk kembali kerumah, dan ternyata dua orang yang tadi menghilang sudah menunggu kehadiran kami, lebih tepatnya menunggu stella.

"Kalian kemana saja! Seenaknya saja bawa pergi anak saya! sini berikan kepadaku!." Tante dianna berusaha mengambil stella dari pelukan mama ku, sayangnya sikecil stella mengeratkan pelukannya dan tidak bergeming sama sekali ketika kedua orangtua nya membujuk untuk turun dari gendongan mama.

"Stella, ayo cepat lepaskan tangan mu dari dia!" Papa pun ikut berusaha melepaskan tangan milik stella yang masih terlingkar di leher mama.

"Momma, mma.." tangis stella pun pecah ketika tangannya terlepas dari pelukan mommy, tarikan dari papa cukup membuat eratan tangan stella yang sedari tadi melekat dileher mamaku terlepas.

"Apa yang kamu lakukan terhadap anak saya lauren!" Bentak papa sambil mendorong tubuh mamaku. Aku pun langsung sigap menahan tubuh mamaku agar tidak terjungkal.

"kamu itu sudah tidak waras mas, bagaimana mungkin aku melakukan hal-hal yang buruk kepada stella, dia hanyalah anak yang tak berdosa, yang lahir dari orang tua yang kurang ajar seperti kalian! Semurkanya aku kepadamu aku masih punya hati. Jadi kamu tidak perlu khawatir mengenai keadaan stella. Tadi aku dan zoey hanya membawa dia jalan-jalan ketika kalian pergi, seharusnya kalian itu berterima kasih kepadaku karena aku tidak meninggalkan dia sendirian dirumah lalu sekarang kamu malah membentak dan menuduhku sesuka hati mu, sebenarnya hati mu itu terbuat dari apa sih mas? " Suara mama terdengar bergetar, dan nafasnya tersengal. Walaupun mama terlihat sangat kuat menghadapi papaku tetapi tetap saja sorot matanya tak bisa dibohongi.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang