4 - Decker

41.3K 2.4K 26
                                    

Apa yang bisa kau tawarkan padaku?

Aku nyaris tidak percaya ketika mendengar kalimat itu benar-benar terucap dari bibirku. Aku rasa setelah satu tahun berlalu, ada banyak yang berubah dalam diriku. Atau mungkin Candy hanya terlalu menarik sehingga aku tidak bisa lagi mengendalikan diriku.

Adik tiriku itu tentu saja terlihat bingung. Aku bisa membaca pikirannya dengan jelas - sejelas buku yang terbuka. Candy berpikir dia sudah tidak memiliki apa-apa dan tak ada yang bisa ditawarkannya padaku. Padahal, itu salah besar. Candy tidak tahu bahwa dia memiliki sesuatu yang sangat aku inginkan. Bahkan aku rela membunuh untuk itu.

"Kau tahu aku sudah tidak memiliki apapun."

Senyum kecil muncul di bibirku ketika aku mengamati Candy secara perlahan-lahan. Aku menelusuri wajahnya yang cantik. Aku tidak mengada-ada, Candy memang telah tumbuh. Mataku menjelajah ke bawah, melewati dadanya yang terbalut kaos santai berwarna pastel lembut, kedua tonjolan itu lebih besar dari yang kuingat. Aku mereguk ludah pelan dan bergerak melewati perutnya yang rata sehingga berhenti di tubuh bawah Candy, berlama-lama di sana sebelum mengamati kedua kaki langsingnya yang terbalut jins ketat yang aku tahu mencetak bokong padatnya dengan sempurna.

Apa kata adik tiriku tadi? Dia tidak memiliki apa-apa? Apa gadis itu tidak tahu bahwa hanya dengan melihat tubuhnya saja penisku sudah menegang keras. Dan Candy berkata dia tidak mempunyai apapun untuk ditawarkan padaku?

"Kau salah besar, Candy," aku kembali dibuat kaget dengan diriku sendiri. Kini aku sedang berjalan pelan ke arah Candy - persis seperti pemangsa lapar yang sudah menemukan korban yang tepat. Now what I have to do is to mark her. "Kau memiliki sesuatu yang sangat kuinginkan."

"Wh... what?"

Mungkin tatapan laparku membuat Candy waspada. Gadis itu terburu mundur ketika aku melangkah mendekatinya. Tapi, Candy kalah cepat. Tanganku terulur untuk menangkap rahangnya yang halus dan mencengkeramnya lembut.

Aku sudah memberi gadis itu banyak waktu untuk lari dariku. Aku sudah menciptakan jarak agar dia tidak berada dalam jangkauanku. Tapi Candy memilih untuk kembali. Sekali ini aku tidak akan berbaik hati. Setiap pria memiliki batas kesabaran. Aku juga pria normal yang memiliki kebutuhan. Aku merasakan penisku menekan keras melewati pakaian yang aku kenakan ketika aku menunduk untuk menatap Candy yang tiba-tiba terlihat mengkerut.

"I want to pop your cherry, lil sis."

Candy tersentak, matanya membulat dan mulutnya membuka kaget sementara seluruh wajahnya berubah merah padam.

"Kau... kau... apa yang..."

Candy memberontak tetapi aku mencengkeram rahangnya lebih kuat untuk menahannya di dalam genggamanku. Aku bergerak mendekat dan menempelkan tubuh kami sementara lenganku yang lain bergerak melingkar untuk mengunci pinggangnya. Bisikanku turun ke telinganya, "Are you a virgin, Candy?"

"Kau... lepaskan aku!"

Aku terkekeh, mengabaikan protes setengah hatinya. "I know you are. You are always mine, Candy. Now, since you've known the price you have to pay. Apakah kita sepakat?"

________________________________

Enjoy. Jangan lupa tinggalkan vomen yah.

S. Desiree

Stepbrother Lil' PetWhere stories live. Discover now