11 - Candice

43.2K 1.8K 20
                                    

Inilah pertama kalinya aku melihat penis seorang pria dari jarak sedekat ini.

What's more, it belongs to my wicked stepbrother.

Aku mereguk ludah tanpa sadar.

"Show it to me," Decker kembali mengulangi dan pria itu merapat hingga aromanya yang maskulin menyerbu masuk ke dalam kepalaku dan membuatku mengejang di dalam.

Tunjukkan padaku apa yang sudah kuajarkan padamu malam itu, lil sis."

Oh, Decker tidak tahu. Bagaimana aku selalu membayangkan itu bahkan setelah bertahun-tahun. His penis and my mouth. My lips wrap tightly around his penis while he fuck my throat brutally. Gelenyar getar terkirim ke bawah tubuhku dan aku memaki pelan karena menyadari besarnya pengaruh kakak tiriku ini pada tubuhku.

Tapi sudah terlambat untuk mudur, Decker hanya memberiku satu pilihan – menggerakkan kepalaku untuk mendekat di antara kedua kakinya yang kini menjulang di hadapanku. Tanganku sedikit bergetar ketika aku mengangkatnya lalu dengan pelan menyentuh pria itu. Sentuhanku selembut bulu namun erangan keras Decker mungkin akan membuat orang-orang yang mendengar berpikir yang sebaliknya.

"Fuck, Candy.Telapakmu memang diciptakan untuk menyenangkan pria."

Dasar bajingan! Tapi, entak kenapa aku terdorong untuk membuktikan kata-katanya. Aku merasakan jemariku mengetat samar lalu kepalaku menunduk ke arahnya, bibirku begitu dekat sehingga nyaris menyentuh kepala kejantanannya yang membengkak besar.

"Show me how much you want me, Candy."

Bisikan pria itu adalah dorongan terakhir yang kuperlukan. Aku mendekatkan bibirku pada belahan di kepala itu, menciuminya lembut dan mulai menjilati bagian tersebut, merasakan asin yang ditinggalkan pria itu. Telingaku menangkap desisan pelan Decker sementara, aku terus menggodanya dengan hati-hati, dengan jari-jariku yang bergerak naik-turun di sepanjang penisnya panjang.

"Oh, it feels so good," pria itu kembali mendesis. Tubuhnya pria itu merapat, seolah-olah dia ingin menjejalkan seluruh dirinya ke dalam mulutku saat ini juga. "Have you done this before?"

Aku ingin mengangguk dan berbohong namun ketika jari-jemari pria itu mengangkat daguku dan mempertemukan tatapan kami, aku otomatis menggeleng pelan. Binar di mata Decker menyala lebih terang ketika senyum itu terlukis di kedua sudut bibirnya seksi. "My sweet innoncent Candy." Aku bergetar ketika jari-jarinya merayap naik untuk membelai bibir bawahku. "Kau tidak tahu betapa beratinya kata-kata itu untukku. I wanna be the first for you... in everything."

Aku tidak ingin melakukannya namun belaian jemari di bibirku membuatku gagal menahan desahan itu. Decker sepertinya tahu semua saraf-saraf sensitif di tubuhku. "Aah..."

Kurasakan pria itu mendorong maju melewati bibirku dan memotong desahanku ketika dia memaksa untuk menyelinap masuk. Tangannya bergerak ke belakang dan menahan kepalaku sementara yang lainnya masih membelai sudut mulutku.

"Suck me. Hard," perintahnya.

Aku menurut dan mulai menggerakkan kepalaku, memaksa mulutku untuk memuat penis Decker yang tebal sementara pria itu mendorong hingga aku merasakan tenggorokanku mulai tersedak. Aku mngisapnya sebisa mungkin, sekeras yang diizinkan oleh bibirku yang kini melingkarinya dalam kepayahan dan aku bisa merasakan tangan pria itu mengencang di rambutku ketika desisan tajam membelah udara. Aku melirik ke atas dan melihat Decker melemparkan kepala ke belakang, matanya terpejam dan jelas sedang menikmati kehangatan bibirku yang membungkus dirinya.

Aku menjadi lebih bersemangat melihatnya seperti itu. Kurasakan gairahku sendiri menderas, bagaimana vaginaku merapat dan berdenyut, berkontraksi pelan di dalam ketika memikirkan Decker yang tengah dilanda kenikmatan. Aku menuruti insting ketika tanganku bergerak untuk menyentuh kedua bolanya yang menggantung indah sementara menarik mulutku melewati ukurannya yang menakjubkan sebelum mendorong penis itu kembali ke dalam mulutku.

Decker mengerang dan memaki pelan. Mata pria itu bergulir dan tatapan kami bertemu. "Oh, fuck! You like it, slut? You like to feel my dick inside your mouth, don't you?"

Aku mengangguk dan mengisap lebih keras.

"Oh ya, ya... it feels so good."

Racauan Decker membuatku semakin gila. Mulutku kini menimbulkan bunyi basah yang berisik, salivaku memenuhi penis Decker ketika aku menggerakkan kepalaku kasar. It is hard, it is dirty, but it is so sexy it arouses me quicker than ever. Tangan-tanganku bergerak untuk memeluk kedua paha Decker saat aku menyesuaikan posisiku sehingga bisa bergerak lebih leluasa.

"Suck... harder," napas Decker terdengar mendengus. "Faster... make it faster, slut. Jerk me, faster."

Aku mempercepat ritmeku, menggerakkan kepalaku maju sehingga aku mengakomodir seluruh batang penis Decker sebelum menarik kepalaku menjauh lalu mengisap kepala penisnya dengan keras, dengan cepat, hingga dia terbebas lalu aku mengulanginya lagi.

"Cukup!"

Aku tersentak oleh perintah yang tiba-tiba itu. Tubuhku memprotes ketika Decker menarik rambutku dan menjauhkan kepalaku darinya. Aku menatapnya – dia sedang bernapas berat, wajahnya yang tampan mengerut halus oleh gairah yang membuat tubuh bawahnya sekeras batu. Mataku dipenuhi pertanyaan tak terucap, bukankah dia menginginkan ini?"

"I don't wanna cum inside your mouth."

Aku melihat Decker bergerak menjauh, napasnya masih berat dan suaranya parau. Dan aku tidak tahu dari mana aku mendapatkan keberanian gila itu. "You can cum inside my mouth."

Mata kami saling bertatapan. Aku yang terbelalak tak percaya dan merona malu sementara Decker menyipit tajam. Lalu, pria itu menggeleng perlahan, sangat perlahan sehingga aku merasa terintimidasi. "Tidak, lil sis... coz' I prefer to cum inside your womb on the first time."

Sial, aku merasakan perutku mengejang dan vaginaku kembali mengetat.


Stepbrother Lil' PetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang