Part 24

3.3K 428 15
                                    

Gue pernah bilang kalo gue sangat menikmati pekerjaan gue sekarang ini.

Tapi baru kali ini gue merasa kesel sama tugas gue untuk menghadapi client.

Mungkin dulu Johnny sebagai client bersikap menyebalkan, tapi client yang satu ini, ah sudahlah.

Gue udah terangin konsep sekitar 37 kali, tinggal nunggu bebuih aja ini mulut gue. Padahal gue udah menjelaskan dengan pelan-pelan dan sedetail-detailnya.

 Padahal gue udah menjelaskan dengan pelan-pelan dan sedetail-detailnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saya masih belum mengerti tentang konsep yang anda paparkan. Besok saya mau anda memberikan saya penjelasan konsep yang jelas, bukan rancu seperti ini buat saya jadi bingung," ujar client gue sedikit sarkas.

Elo aja yang bego kaga ngerti-ngerti.

Sepulang dari meeting dengan client ogeb itu gue ngecek berulang kali tentang konsep yang gue siapin apakah emang betul itu kurang jelas.

Setelah berulang kali gue ngecek pun tetap gaada yang salah atau kurang jelas.

Tokk tokk

Pintu ruangan gue terbuka dan menunjukkan Johnny di ambang pintu tersebut.

"Loh kamu kok disini?" Tanya gue heran.

Gue berdiri dari kursi dan beralih ke sofa yang diduduki Johnny sekarang.

"Tadi ada meeting di daerah sini, yaudah sekalian aja samperin kamu."

Gue hanya mengangguk merespon Johnny tapi dengan wajah yang sedikit ditekuk.

"Kamu kenapa, sakit?"

"Oh enggak kok, eh iya itu mommy daddy kamu gimana keadaannya? Mau diajakin jalan lagi apa engga?" Tanya gue alasan.

"Ga usah ngeles, kamu kenapa?" Tanya Johnny serius.

"Beneran aku gapapa, cuma sebel aja sama client aku tadi," ujar gue sambil menyeritkan dahi.

Gue bangkit dan mengambil hardcopy konsep gue lalu gue serahin ke Johnny.

"Coba deh kamu liat, kurang jelas ya konsep yang aku bikin?"

Johnny melihat dengan seksama dan sama sekali tidak menampakkan wajah bingung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Johnny melihat dengan seksama dan sama sekali tidak menampakkan wajah bingung.

"Gimana?"

"Bagus kok, jelas tertera semua disini," ucap Johnny.

"Nah kan client aku berarti yang bego. Aku udah jelasin berulang kali tau gak, sampe 37 kali. Masa dia bilang konsep aku yang gajelas," curhat gue ke Johnny kesal.

"Mungkin dia cuma mau ngetes kamu aja."

"Ngetes gimana aku udah ngulang sampe 37 kali itu namanya ngetes? Baru kali ini aku jumpa client se bego dia. Argh kesel banget sih," gerutu gue.

"Jangan-jangan waktu aku jadi client kamu, kamu sering ngolok-ngolok aku ya?"

"Kok jadi bahas kesitu sih, aku lagi kesel kamu malah bahas yang lain. Bukannya bikin aku tenang, gimana sih," ujar gue cerewet.

Setelah gue ingat-ingat sepertinya ini pertanda kalo tamu bulanan gue mau datang. Yup pms.

Tadinya gue dan Johnny duduk bersebelahan namun sedikit berjarak. Sekarang Johnny mendeket dan menghimpit gue.
5 cm
4 cm
3 cm
2 cm
1 cm
Dan..

Cupp!!

Dan tiba-tiba aja Johnny mendaratkan bibirnya ke bibir gue. Gue menyadarinya dan menikmatinya.

"H-hyuna?"

Gue dan Johnny sama-sama tersentak dan langsung menyudahi ciuman itu.

Entah darimana datangnya tiba-tiba aja Suho udah ada di ruangan gue.

"Kak? N-ngapain disini?" Tanya gue halus.

Suho mengambil langkahnya cepat menuju Johnny.

Bruggg brugg

Dua pukulan sukses mendarat pada Johnny.

"Berani sekali kamu mencium calon istri saya?!" Suho terlihat sangat memendam amarahnya. Sepertinya 2 pukulan tadi belum cukup membalas kemarahannya.

"Maaf kak, saya bukan bermaksud lancang. Tapi apakah kakak yakin Hyuna setuju menjadi calon istri kakak?" Johnny tersenyum menyeringai di hadapan Suho.

"Tentu aja, bahkan tanggal pertunangan kami sudah ditentukan juga aku sudah mendapatkan restu dari haraboeji nya langsung."

Sekujur tubuh gue rasanya mati rasa. Bibir gue juga ga bisa berkata-kata. Siapa aja tolong kasih tau gue harus gimana.

"Maksud saya, memangnya Hyuna sudah menyetujui secara tulus kakak sebagai calon suaminya?" Tanya Johnny tegas.

Sontak pertanyaan Johnny membuat pandangan Suho tertuju pada gue. Disusul dengan Johnny juga.

"Kamu punya hubungan apa dengan Johnny?" Tanya Suho sinis.

Hubungan? Bahkan kami belum terikat hubungan apapun. Johnny baru saja memulai untuk memperjuangkan gue.

"Saya sama Johnny.." ucap gue terputus.

"Sesegera mungkin kami akan menikah." Johnny meraih tangan gue dan dia genggam dengan erat.

"Saya permisi pulang," kata gue linglung.

Bayangkan aja posisi gue sekarang ini. Gue gatau lagi apa yang harus gue lakuin dan apa yang harus gue katakan.

"Aku antar / kakak antar," ujar Johnny dan Suho beriringan.

"Gausah, saya bawa mobil sendiri," tutup gue dingin.

Mengingat kerjaan kantor gue udah beres, gue emang udah bisa pulang. Hanya aja tadi ada berkas yang harus gue periksa karena client bego itu.

Untuk saat ini, sepertinya yang seharusnya gue hubungin adalah Jaehyun atau Seulgi. Hhhh kapan mereka akan kembali.

"Jae, sibuk?" Ucap gue lemas kepada Jaehyun yang jauh di Jepang sana.

"Engga sih. Kenapa hyun?"

Setelah tau Jaehyun tidak sibuk, gue menceritakan keresahan gue hari ini.

"Kenapa lo cuma diam? Harusnya lo tegasin ke kak Suho kalo yang lo cintai itu Johnny."

"Gue takut kalo gue membangkang akan berdampak buruk ke haraboeji. Hubungan gue dan haraboeji baru aja membaik."

"Lo udah baikan sama haraboeji lo?" Tanya seseorang bersuara perempuan, Seulgi pastinya.

"Maaf banget nih hyun. Gue belum bisa bantu sekarang mungkin setelah gue pulang baru bisa gue bantu," ujar Jaehyun kembali.

"Iya gue tau kok Jae, gue cuma perlu curahin isi hati gue. Gue paham lo disana juga lagi sibuk. Yaudah udah dulu yaa."

"Kalian jaga kesehatan disana, titip salam gue ke Seulgi."

"Iya,iya --elo jugaaa," ujar Jaehyun dan Seulgi bersaut-sautan.

Gue merebahkan diri di kasur karena lelah. Setelah gue ingat, aneh rasanya Johnny dan Suho datang di waktu yang bertepatan.

***

[Don't forget to vote and comment😊]

Till We Meet Again ● Johnny NCT✔Where stories live. Discover now