Her Medication (7) - Lima

561 84 113
                                    



Ingin rasanya Taehyung bertanya langsung pada Lee Jangjun apakah laki-laki itu benar-benar hanya menganggap Ryu Sujeong sebagai teman sekelasnya. Kalimat tanya itu kemudian langsung lenyap ketika Sujeong -yang sejak tadi duduk di sebelah Jangjun dan saling mencari nada yang pas untuk lagu mereka- menoleh dan menyambut kehadirannya dengan sebuah senyuman. Taehyung membalas dengan sebuah lambaian, menunjuk jam tangannya untuk mengingatkan Sujeong bahwa mereka harus segera berangkat ke klinik Prof. Heo, psikolog Sujeong.

Bukannya cepat-cepat pamit dan menjauh dari sisi Jangjun, Sujeong malah menyuruh Taehyung mendekat dengan gerakan tangannya. Taehyung dengan kilat mencari sosok Jeongkook, mencoba mencari alasan supaya ia tidak perlu bertatap muka langsung dengan laki-laki yang merupakan kandidat kedua 'Pacarnya Ryu Sujeong' kala itu. Dirinya yang pertama, tapi tetap saja dalam urusan seperti ini, Taehyung tidak suka kehadiran satupun rival untuknya.

Eksistensi Jeongkook gagal ia temukan. Dengan ogah-ogahan ia mendekat ke sudut ruangan aula musik itu. "Hai," sapa Taehyung singkat.

"Ah, halo, Kak."

"Ini Lee Jangjun. Jangjun, Kak Taehyung." Sujeong memperkenalkan keduanya, lantas merapikan peralatannya. Liburan semester tinggal 2 minggu lagi. Sedangkan sudah menjadi tradisi jurusan musik untuk membawakan lagu selamat datang bagi mahasiswa baru. Sujeong, si Wakil Tiga Angkatan mereka tentu tidak mungkin absen dalam upacara sakral tersebut.

Jangjun mengulurkan tangannya. "Hai, Kak. Gue udah sering denger tentang lo dari Sujeong dan yang lain."

"Oh, hm hm," balas Taehyung. Ia menyelidiki laki-laki itu dari atas sampai bawah. Nyengir mulu bikin Taehyung gemas. Kan Taehyung jadi merasa bersalah karena sudah keki dengan si junior sejak dulu.

"Kalian udah kelar?" tanya Taehyung.

"Udah kok. Paling tinggal latihan dua kali lagi minggu depan. Sujeong bilang dia ga bisa diganggu minggu ini."

Taehyung bersusah payah menahan guratan muncul di dahinya. Ia melirik Sujeong dari samping penglihatannya, perempuan itu sedang berbicara pada ketua angkatan mereka, Lee Dokyeom. Iya, Lee Dokyeom yang 'itu', yang merupakan anggota dari persekutuan Batok Kelapa bersama Jeongkook. Untungnya ia juga tahu kalau Dokyeom memang jago, jadi batal sudah niatnya untuk mencemooh.

"Cie, Kak, mau bucin ya? Tiati!" pekik Dokyeom, yang lantas dibalas Sujeong dengan sebuah bogem di lengan laki-laki itu. Oops, ingatkan Taehyung untuk tidak kelewat batas jika bercanda dengan pacarnya Ryu Sujeong.

Ketika Sujeong kembali menghampirinya, perempuan itu masih sempat-sempatnya menatap Jangjun untuk mereview to-do-list masing-masing. Yha sabar yha Kim Taehyung, punya pacar ga peka emang gitu kayaknya.

"Duluan ya," pamit Taehyung pada Jangjun, lalu pada Dokyeom dengan sebuah lambaian singkat.

"Udah makan?" tanya Taehyung pada Sujeong ketika keduanya berjalan menuju pintu keluar, tak luput juga tangannya meraih tas tangan Sujeong saat perempuan itu masih sibuk memasukkan gitarnya ke dalam sarung.

Sujeong mengangguk. "Makan apa? Mau ke coffee shop yang kemarin?"

"TUH, DOKYEOM KALO SAMA CEWE TUH PERHATIAN KEK GITU! MASA LAGI BERDUAAN SAMA YUJU MALAH NGUPIL!" teriak Jangjun.

"LEE JANGJUN! SAYAP AYAM!"

Taehyung menoleh ke belakang, namun Sujeong terus menarik laki-laki itu sampai mereka akhirnya keluar dari aula yang semakin ricuh. "Pura-pura ga denger aja," desis Sujeong.

"Em...Jangjun tuh..."

"Emang gitu," sela Sujeong.

Taehyung manggut-manggut. "Dia beneran ga suka sama kamu?" Pertanyaan itu keluar begitu saja tanpa sempat Taehyung saring. Alhasil menghadiahinya dengan sebuah tatapan tajam dari sang kekasih. Taehyung memutar bola mata. "Kan...kalian kan deket..."

IG Stories (end)Where stories live. Discover now