Her Medication (12) - Pergi

708 86 301
                                    


 Ketika Taehyung membuka mata, ia harus menahan diri untuk tidak menertawakan dirinya sendiri. Pingsan mulu bro kagak bosen, batinnya miris. Tentunya ia bersyukur karena masih bisa melihat cahaya. Meskipun cahaya yang kali ini memasuki matanya berasal dari lampu rumah sakit, tepatnya di kamar VVIP yang sudah biasa ia tempati. Kamar keduanya, secara implisit.

"K-kak?"

Ah, Ryu Sujeong. Senang rasanya mendengar suara itu. Ia menoleh, merasakan tangan dingin perempuan itu menyentuh lengannya seraya membantunya duduk di sandaran kasur. Tidak ada tanda-tanda luka atau apapun pada perempuan itu. Wajahnya yang bulat terlihat lelah dan penuh kecemasan.

"Kamu ga tidur?" tanya Taehyung. "Ga bisa tidur ya kalo ga aku peluk?" canda Taehyung. Ia sangat suka senyum perempuan itu, ingat? Dan bersedia melakukan apapun untuk bisa melihatnya.

Akan tetapi Sujeong hanya menggeleng, tidak berminat meladeni gurauan sang kekasih. "Kak, kita di rumah sakit. Kakak bilang Kakak kabur buat nunggu Jimin. Tapi kenapa dia yang malah bawa kita ke sini?"

Taehyung menoleh lagi ke sisi lain ruangan. Di atas sofa, Jimin meringkuk dengan mata terpejam.

"Kak...Kakak nyuruh aku percaya sama Kakak dan Jimin. Tapi aku ga percaya sama dia," ucap Sujeong lagi.

Kembali menatap si gadis Ryu, Taehyung tersenyum tipis. "Aku percaya kok sama Jimin."

"Apa...ini rencana kalian? Dia emang bakal bawa Kakak balik, gitu?" tanya Sujeong, kali ini duduk di tepi kasur dan menghadap Taehyung.

Taehyung menggenggam kedua tangan Sujeong yang dingin. Taehyung sadar bahwa ia lagi-lagi telah membuat Sujeong khawatir bukan main. "Em...engga."

Kerutan segera muncul di wajah Sujeong. Taehyung hanya bisa balas tersenyum lagi, lantas mencium kedua tangan perempuan itu. "Cepet ato lambat, aku emang harus balik ke rumah sakit."

"Aku tau. Tapi kenapa coba pake adegan bius-biusan?" ucap Sujeong ketus, masih marah dan kesal dengan peristiwa di hotel tadi.

Melihat betapa sinisnya sikap Sujeong pada Jimin –teman sejak kecilnya– entah kenapa membuat Taehyung meringis geli. "Aku udah pernah bilang belum sih kalo aku lama-lama suka banget ngeliat kamu marah-marah?"

"IH!"

"Gue bius lagi lo ah biar diem." Itu kata Jimin. Laki-laki itu bergerak bangun dan menggelengkan kepalanya, masih mengantuk. Di pipi bagian kanannya bisa Taehyung lihat sedikit bekas memerah.

"Kenapa lo?" tanya Taehyung.

"Tanya cewe lo tuh," balas Jimin malas. Sedangkan Sujeong hanya bisa memutar bola mata. Taehyung lantas mencoba menebak benda apa yang dilempar Sujeong kepada laki-laki itu. Bantal? Sendal? ...gitar?

Ketika Taehyung masih menduga-duga jawaban dari pertanyaan itu, Jimin sudah mendekat namun tetap menjaga jarak aman dari si gadis Ryu. "Lo udah ketemu Ayah?"

Jimin menatap Taehyung lamat dan menggeleng. Ketika itu juga Taehyung tahu bahwa laki-laki itu belum bisa membawa kabar baik. "Btw mana oleh-oleh? Ngapain lo lama-lama di Amrik kalo pulang ga bawa apa-apa," cibir Taehyung, mencoba mengalihkan topik.

"Gue bawa kok oleh-oleh. Biar lo idup." Jimin langsung menghela napas ketika Taehyung menatapnya dengan mata membulat. Ditambah lagi dengan tatapan mengerikan dari Ryu Sujeong.

"Sebelum kalian lanjut, gue mau kalian jelasin dulu ini lagi ngomongin apa."

"Loh, Jimin belum jelasin?" tanya Taehyung agak terkejut.

IG Stories (end)Where stories live. Discover now