i.l.m.c.b-09

17.7K 1.8K 112
                                    

"Pikiran gue jadi abnormal gara-gara lo bego!" Mendengar suara yang agak samar-samar itu, Novian perlahan-lahan mencoba membuka matanya. Cahaya matahari dari balik jendela langsung meresap ke dalam mata Novian. Ia melihat sosok Fahlan di depan matanya yang masih sedikit buram.

"Kak Fahlan ?" Suara Novian serak menyebut nama Fahlan, efek dehidrasi semalaman. "Lo udah bangun ?" Tanya Fahlan dengan sumringah.

Novian kemudian mencoba bangkit dari tidurnya. Namun sialnya, kepalanya terasa sangat pusing "aw.." desis Novian sambil memegang keningnya "udah, gak usah bangun dulu" seru Fahlan lalu merebahkan kembali tubuh Novian ke kasur.

"Gue kok bisa di sini ?" Tanya Novian sambil melihat seisi ruangan yang terlihat gak asing baginya, di sudah pernah berada di kamar ini sebelumnya.

"Lo semalaman tidur di lantai depan kamar gue kan ? Lo sakit, gue hampir ngira lo mati tadi. Lagian sampe jam segini kok baru bangun" pekik Fahlan sadis. Novian cuma cekikikan mendengar perkataan Fahlan itu.

"Thanks kak"

"Buat ?"

"Jagain gue"

Novian senyum kecil menatap Fahlan diikuti Fahlan yang agak canggung karna di kamar ini cuma ada mereka berdua.

"Laper gak ?" Tanya Fahlan.

Novian melihat ke arah perutnya
" iya..hehe"

"Tunggu bentar. Gue ambil makanan"

Fahlan kemudian turun menuju dapur untuk mengambil makanan yang sudah dimasak oleh Papinya tadi. Setelah itu Fahlan kembali naik ke atas dengan membawa semangkok sup ayam.

"Nih," ujar Fahlan sambil memberikan sup ayam itu ke Novian "suapin dong kak" rengek Novian.

"Dih manja banget."

"Gue kan lagi sakit, masa gak mau nyuapin sih ?"

"Yaudah buruan"

Novian kemudian mengubah posisinya menjadi duduk dan menyandarkan tubuhnya. Fahlan lalu menyuapkan sup ayam itu ke dalam mulut Novian yang udah nganga kaya dugong.

Pandangan Novian gak lepas dari wajah Fahlan. Ia terus menatap cowok kecil itu sambil senyum-senyum sendiri. Entah Fahlan sadar atau nggak sama tatapan Fahlan. Yang pasti Novian sekarang benar-benar ingin terbang memperhatikan sisi Fahlan yang berbeda dari biasanya.

"Lo ngapain sih semalaman nungguin gue ?" Tanya Fahlan membuka pembicaraan. Novian yang tadi lagi asik menatap Fahlan langsung tersadar mendengar perkataan Fahlan.

"Oh itu..gue semalem--"

"Apa ?"

"Gue khawatir sama lo" Novian mengubah posisinya sedikit bergeser ke samping Fahlan.

"Lo pasti nangis kan semalem ? Mata lo aja sampe bengkak" sambung Novian, Fahlan reflek menutup matanya dengan tangan kanannya.

"Gak usah sok care sama gue" seru Fahlan judes.

Novian mengacak-acak gemas rambut Fahlan "siapa bilang gue sok ? Kan gue udah bilang waktu itu, gue gak bakalan biarin lo sedih sendirian"

"Buruan ah habisin nih!" Seru Fahlan. Seketika itu juga, wajah Fahlan berubah jadi merah padam.

Sementara itu di sisi lain Daddy dan Papinya Fahlan sudah berada di depan pintu kamar Fahlan. Mereka berdua membuka sedikit pintu kamar itu, apalagi kalo bukan ngintip.

"Kak! anak kita kok salting gitu ya? Lucu" ujar Papinya Fahlan cekikikan melihat anaknya.

"Loh kan lo dulu juga gitu sayang. Malu-malu gemesin" balas Daddy Fahlan sambil mencubit pipi pasangannya itu.

I Love My Cute Bastard ✔Where stories live. Discover now