i.l.m.c.b-23

11.7K 1.2K 40
                                    

Pria itu adalah orang yang paling berarti di dalam hidupnya. Laki-laki yang mengajarinya dari merangkak hingga bisa berjalan. Seseorang yang selalu mendidiknya dengan tegas. Orang yang tak pernah lelah memberikan nasehat-nasehat untuk kehidupan Novian. Adalah Diharga Brawijaya, Ayah kandung dari Novian Putra Diharga.

"Pa─PAPA!"

Demi neptunus, saat ini Novian benar-benar terkejut dengan kehadiran ayahnya yang tiba-tiba itu. Ayahnya itu tinggal di Jepang, dan biasanya akan pulang setiap 6 bulan sekali. Kedua orang tuanya bukannya sudah berpisah, mereka masih hidup harmonis. Hanya saja pekerjaan sang ayah mengharuskan ia terpisah dengan keluarga di Indonesia. Waktu di ajak untuk ikut ke Jepang oleh si ayah, Novian menolak dengan tegas. Alasannya, ia cinta Indonesia, titik.

Kedatangan ayahnya yang tiba-tiba ini bikin Novian benar-benar-benar-benar-benar kaget. Biasanya si ayah akan menelpon jika akan pulang ke Indonesia. Sebagai anak yang kangen sama ayahnya, Novianlah yang bersemangat menjemput si ayah ke bandara. Nah makanya dia kaget banget tau tau ayahnya sudah ada di Indonesia. Parahnya lagi, untuk apa ayahnya berada di rumah Fahlan ? Bukan ke rumahnya aja sendiri ?

"Halo nak, apa kabar ?" Ayah Novian berdiri dari sofa menuju ke arahnya. Aura wajahnya berbeda, lebih mendung dari terakhir kali mereka bertemu.

"Kok gak ngejawab ? gak kangen sama Papa ?" siapapun yang mendengar ucapan ayahnya saat ini pasti sadar bahwa ─ Beliau.sangat.menakutkan. Si ayah lalu memeluk Novian. Sekali lagi, pelukannya pun berbeda dari terakhir kali mereka beretemu. Rasanya jari-jari tangan ayah Novian mencengkram kulit punggungnya dengan erat.

Usai memeluk anak tercinta, matanya kemudian tertuju kepada sosok pria mungil di samping Novian. Matanya memindai pria mungil milik Novian itu dari atas hingga ke bawah.

"Jadi ini anak Ryan ? Kalian temenan ?" Sang ayah bertanya.

Yang ditanya tiba-tiba membisu. Mati-matian ia menelan ludah. Nafasnya tercekat. Darahnya seperti berhenti mengaliri seluruh tubuhnya. Bulir-bulir keringat pun kini sudah mengalir dengan mulus dari pelipisnya.

Sekarang Novian harus jawab apa ? Mana mungkin ia menyakiti hati pria mungilnya jika menjawab bahwa orang tercintanya itu sebagai 'Temannya'. Tidak boleh! Sudah jelas-jelas dia ini kekasihnya. Orang yang paling disayang, paling ia cintai.

Tapi gak semudah itu!

Ini ayahnya─Diharga Brawijaya─orang yang tak akan pernah setuju dengan status berpacaran sebelum sukses. Ini dia orang yang membuatnya harus masuk ke SMA Wiranata sangking takutnya Novian bakalan ngehamilin anak orang. Mau cari mati namanya kalo Novian jujur ke ayahnya.

Sejak tadi pun Novian sadar dengan aura berbeda ayahnya yang bikin merinding ajeb ajeb itu. Apalagi kalau sampai dia jujur Fahlan ini pacarnya. Bahaya!

"I─iya om, Temen..." Nah, belum sempat Novian menjawab malah Fahlan yang menjawab pertanyaan ayahnya. Tapi tunggu dulu! Teman ? astaga ini adalah sebuah pertolongan atau pertanda dirinya akan segera menjomblo ya ?

Novian refleks nengok ke arah pria mungilnya dan tanpa sadar juga tangannya sudah menggenggam erat tangan si kekasih.

"Kak Fahlan apaan sih ngomong gitu?" suara Novian yang bisik-bisik itu terdengar oleh semua orang di ruangan yang hening ini.

Dan tanpa mereka berdua sadari, cara mereka berpegangan tangan yang memang sepasang kekasih itu sudah mencuri perhatian semua orang di ruangan ini. Tak terkecuali ayahnya. Mata ayahnya sempat melotot dan bibirnya hampir menganga. Terkejut melihat perlakuan sang anak kepada pria mungil di sampingnya yang tak wajar. Jelas-jelas ayahnya bukan lagi lelaki polos yang tak tahu menahu soal hubungan gak normal. Gak usah jauh-jauh, adik iparnya pun--Niko--juga gak normal kan ?

I Love My Cute Bastard ✔Where stories live. Discover now