2

115 9 3
                                    

Aku tak pernah menilai seseorang dari luarnya saja atau dari apa kata orang. Karena pada dasarnya apa yang kita dengar atau apa yang kita lihat belum sepenuhnya benar. Karena kepribadian seseorang hanya dapat dimengerti hati, ia terlalu tinggi untuk ditangkap mata. Lihat saja kolam ikan, dari luar terlihat tenang namun kau tak pernah tau apa yang sebenarnya terjadi didalamnya.

Sore ini langit diselimuti oleh awan hitam pekat, angin pun tak mau kalah menunjukkan keagresifannya membuat pepohonan menari-nari tanpa irama.

Didalam kelas III-8 lantai 3 gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Seorang gadis tengah asik duduk disamping jendela sambil melihat pelataran kampus yang mulai terbasahi air hujan. Sesekali ia menjulurkan tangannya ke luar jendela hanya untuk merasakan bagaimana dinginnya air hujan sore itu. terbesit dipikirannya untuk tidak mengikuti kelas Ekonometrika hari ini dan memilih untuk bermain air hujan di pelataran kampusnya saja. Namun hal itu tidak mungkin karena ia sadar akan usianya yang sudah menginjak kepala dua.

Kini jam tangan warna coklat yang melingkar di tangan putih Zahra sudah menunjukkan pukul 4 sore, namun belum ada tanda-tanda akan kehadiran Pak Bowo. ya beliau adalah dosen mata kuliah Ekonometrika, sebenarnya beliau baik dan saat menjelaskan materi juga mudah dipahami tapi entah kenapa semua mahasiswa merasa gugup, takut, dan keringat dingin ketika berhadapan dengan beliau. Kehadiran Pak Bowo menjadi momok yang paling mengerikan bagi para mahasiswa, tentunya setelah Bu Tutik. HAhAhA

Semua bangku terisi penuh hanya menyisakan satu kursi dibelakang Zahra. Pasar, mungkin itu gambaran yang tepat untuk suasana kelas saat ini. Sebagian dari mereka ada yg membentuk kelompok, bukan kelompok belajar loh ya.. tapi kelompok bergosip. Ada juga yang disibukkan dengan smartphone yang mereka pegang masing-masing, entah itu streaming drama korea, chatingan sama pacarnya, atau lagi bisnis jualan online di instagram, macem-macem lah.

(Gesekan antara pintu tua dan lantai kelas menimbulkan suara yang dapat merusak gendang telinga)
KREEEEEKKK

Tanpa ada aba-aba semua mata memandang ke arah yang sama secara bersamaan yaitu pintu kelas.

Seorang cowok berkemeja kotak-kotak monokrom menampakkan wajah dinginnya dari balik pintu dengan earphone putih yang terpasang di kedua telinganya.

"Buset dah! gua pikir Pak Bowo yang dateng. Kira-kira dong lo kalo dateng, ucap salam kek apa kek main nyelonong aja." Sambar Onel salah satu mahasiswa yang seketika membuyarkan ketegangan kelas.

Semua mahasiswa bernafas lega, kemudian melanjutkan kegiatan masing-masing.

Seperti biasa Ken tidak membalas teguran dari cowok itu, diam seperti tuna wicara.

Mata Ken langsung mengarah ke kanan ke kiri mencari bangku kosong untuk ia duduki. Dengan santai kakinya melangkah ke arah bangku kosong yang berada tepat dibelakang Zahra.

Jika gadis lain sangat senang ketika duduk berdekatan dengan Ken lain halnya dengan Zahra yang merasa biasa saja dan masih dengan wajah datar khas miliknya. Ia sama sekali tidak mempunyai rasa ketertarikan terhadap seorang Ken yang merupakan most-Wanted nya Kampus.

"Haloo.. Selamat Sore teman-teman. Keluarkan buku kalian, Kita mulai dari bab Regresi linier berganda." Suara lantang Pak Bowo menghentikan kegiatan semua mahasiswa yang berada di kelas.

Semua mahasiswa kaget saat mendengar suara khas milik Pak Bowo dan dengan gerakan cepat semua mahasiswa dikelas itu merapikan tempat duduknya dan menyimpan smartphone mereka ke dalam tas masing-masing. "Selamat sore Pak."

Lelaki parubaya itu mulai memberikan penjelasan yang dirasa penting yang diikuti Soal latihan untuk mahasiswa kerjakan.

"Ini saya ada Soal Latihan untuk kalian kerjakan sesuai perintah yang ada di soal, nanti jam 05.30 kumpulkan di meja kantor Saya." Perintah Pak Bowo.

My Partner In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang