8

17 2 2
                                    

Tak terasa hari ini hari terakhir ujian akhir semester, besok sudah memasuki liburan semester. Seperti biasa Zahra akan menghabiskan waktu liburannya selama 1 bulan di kampung halamannya. Ia sudah tidak bisa lagi menahan  rasa rindunya terhadap kedua orang tuanya di kampung. Rencananya sore ini ia akan berangkat pulang setelah  menyelesaikan ujiannya.  

--------------------

Sekarang hari terakhir Ujian, jam dinding perpustakaan masih menujukkan pukul 10.00 yang artinya Zahra harus menunggu 4 jam lagi untuk mengikuti Ujian Ekonomi Mikro. Zahra menyibukkan diri membaca buku-buku besar dan tebal dengan cover bertuliskan "EKONOMI MIKRO". 

Perpustakaan kini terlihat penuh dengan mahasiswa. Kenzo yang baru datang melihat seisi ruangan perpustakaan  berusaha mencari tempat duduk yang tersisa. Kebetulan Hanya ada 2 kursi kosong yang tersisa tepatnya berada di  depan Zahra. Kenzo segera menghampiri Zahra yang masih sibuk dengan buku2 besar didepannya. Tanpa permisi Kenzo langsung menarik kursi dan mendaratkan bokongnya di kursi tersebut.

Zahra yang merasa ada seseorang yang duduk didepannya seketika langsung melihat kearah kursi depan, dilihatnya Kenzo yang kini mulai sibuk dengan Buku Tebalnya. Zahra pun melanjutkan kegiatannya tanpa mempedulikan Kenzo. Mereka tidak saling sapa layaknya orang asing yang tak saling mengenal. 

15 menit kemudian datanglah Arif dengan wajah konyolnya, senyum-senyum ga jelas mendapati Kenzo dan Zahra yang duduk saling berhadapan. 

"Eh Ciye belajar bareng nih ya..., gue ngadu ke Alfan pasti seru nih." goda Arif ke Zahra, serta mengambil tempat duduk disamping kanan Zahra.  

 "Oh Arif" sahut Zahra dengan menampilkan senyum tipis diwajahnya. 

"Gitu doang Ra?" Arif melongo tidak terima respon Zahra 

"Terus?" 

"hmm, Gpp.. yaudah terusin" Arif menunjuk buku Zahra, menyuruhnya melanjutkan kegiatannya. 

Tanpa diketahui oleh Zahra dan Arif. Kenzo  diam-diam tersenyum memperhatikan interaksi kedua temannya itu, entah apakah ia merasa terhibur dengan interaksi mereka atau ada hal lain yang membuatnya tersenyum. 

Perpustakaan kampus saat ini terlihat begitu sepi hanya tertinggal beberapa orang saja. Zahra pun terlihat sudah selesai belajar, ia kini sibuk dengan Smartphone nya. Kenzo pun sama ia kini sudah mulai merapikan buku-bukunya dan bersiap mengembalikan buku-buku tersebut ke Rak buku perpusatakaan. Arif pun mengambil kesempatan untuk mengobrol dengan mereka. 

"Zo, gue mau cerita. jadi gue punya temen, dia itu suka bgt sama Lo dan gue disuruh cari informasi tentang Lo terus, gue kan males ya. Jadi gue punya ide" Arif mulai menjelaskan

Kenzo dan Zahra mendengarkan dengan serius tapi masih dengan wajah datar mereka. 

"Gue mau pinjam tangan Lo bentaran Zo" Lanjut Arif 

"Buat Apaan?" jawab Kenzo dengan herannya

Zahra yang sudah mengerti sifat Arif pun mulai curiga, ia juga merasa penasaran apa yang akan dilakukan oleh Arif dengan tangan Kenzo itu. 

"Nggak gua apa2in pinjem doang buat gue foto, trs kirim ke temen gua" 

Kenzo tidak merasa keberatan dengan permintaan Arif yang nyeleneh itu, dijulurkannya tangannya itu dan mempersilahkan Arif untuk memfoto tangannya. 

Ya ampun ternyata Kenzo narsis juga, mau aja tangannya di foto buat dikirim ke penggemarnya. batin Zahra 

"Eh bentar, Gue juga minta tolong sama Lo Ra, siniin tangan Lo." Arif menarik tangan Zahra 

"Kok tangan aku?" Tanya Zahra dengan bingungnya 

"Gue mau kirimin foto tangannya Kenzo gandengan sama tangan Cewek biar dia ga suka lagi ama Kenzo, gue kan risih ditanya2in mulu tentang Kenzo" jelas Arif 

Kenzo yang mengetahui niat busuknya Arif pun menarik tangannya kembali "Gue nggak mau, apaan coba, tangan Lo aja gih sama Zahra, dia juga gabakalan tau kalo itu tangan Lo" 

"Aku juga gamau, tangan kamu aja gih sama Kenzo" sahut Zahra protes

"Lah kalo tangan gue sama Kenzo ya bakalan ketahuan dong, kan tangan gue keker gini, kelihatan bgt tangan cowok. kan kasian nanti Kenzo dikira LGBT" 

Arif pun menarik tangan Kenzo dan Zahra secara paksa hingga menjatuhkan Bolpoin Zahra sangat jauh. Hingga membuat Zahra sangat marah dengan perilaku Arif yang menyebalkan itu. Ia menyuruh Arif mengambil Bolpoin miliknya, tapi Arif menolak karna bukan dia yang menjatuhkannya melainkan Kenzo. 

Zahra pun meminta Kenzo mengambilkan Bolpoinnya dengan sedikit canggung. "Aku gamau tau kamu harus ngambilin Bolpoinku, tanggung jawab dong" 

"Nggak, Ambil sendiri kan bisa" Balas Kenzo dengan sedikit tersenyum menggoda

 "Bolpoinnya itu dibelakang kamu, lebih dekat sama kamu, cepetan ambilin" 

(Arif hanya memperhatikan interaksi mereka. Ia berharap hubungan keduanya bisa lebih dekat lagi)

"Nggak mau, ambil sendiri" 

" Yaudah" Zahra mulai menyerah menyuruh Arif mengambilkan Bolpoinnya. 

Tanpa diperintah Kenzo pun berdiri mengambilkan Bolpoin hijau milik Zahra yang berada tepat dibelakangnya. Zahra yang melihatnya pun tersenyum menang. 

Kenzo menyerahkan Bolpoin Zahra dengan senyum manisnya yang terpancar diwajah tampannya. 

"Gini aja ngajak perang dulu" omel Zahra 

Kenzo diam dan hanya membalas senyuman. 



Akhirnya setelah sekian abad ga nulis, sori ya mungkin ceritanya agak mulai ngawur atau ga nyambung... maklum ges penulis agak2 lupa. Kalau suka jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaaa, biar penulis semangat nulis lagi :) jangan lupa share ke temen2 kalian juga yaaa... kalau gak suka Gpp kok. hehe ... 


My Partner In LoveWhere stories live. Discover now