10

20 1 0
                                    

"Ra, kamu sudah nonton drama scarlet heart nggak? yang itu pemainnya IU. Penyayi favorite kamu."

Zahra hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari Devi sambil memperhatikan anak tangga yang sedang mereka naiki. Sesekali mereka tertawa mengingat adegan-adegan lucu yang ada didrama yang sedang mereka bicarakan kini.  Terlihat di lantai 3 ada Kenzo dengan seorang temannya sedang melihat arah bawah gedung sambil membicarakan sesuatu. Zahra yang tidak sengaja melihat Kenzo langsung mengalihkan pandangan matanya kearah bawah pura-pura tidak melihat keberadaan Kenzo disana.

"Ra, Kata Doni lu lucu kalo ketawa" Sambar Kenzo dengan mendorong Doni kearah Zahra dengan tiba-tiba. 

"Apaan sih lu, lu yang bilang kenapa gua yang kena" Bantah Doni 

"Tadi lu kan bilang gitu ke gue Don" 

Devi yang melihat tingkah aneh mereka hanya bisa tersenyum geli sedangkan Zahra terus berjalan melewati mereka dengan menunduk menutupi wajahya yang kini memerah karena malu. 

Zahra dan Devi memasuki kelas, seperti biasa ia lebih suka duduk dibarisan nomor 2 dari depan. dan seperti biasa kursi dibagian paling depan pasti kosong layaknya kursi pesakitan gaada satu pun mahasiswa yang mau menempati kursi paling depan. dikarenakan hari ini jadwal dua kelas dijadikan 1 maka kelas hari ini cukup sesak. Dosen pun menyuruh mahasiswa yang duduk paling belakang untuk pindah ke depan. Akhirnya Kenzo pun sekarang duduk didepan Zahra. 

Kini semua mahasiswa sibuk dengan lembar soal mereka masing-masing begitupun dengan Zahra dan Kenzo. 

Kenzo menoleh kebelakang kearah Zahra "Ra, lihat buku catatan lu dong." 

Zahra menyodorkan buku catatannya yang berwarna ungu kepada Kenzo. Kemudian ia melanjutkan kegiatannya mengerjakan soal. 

"Ra, lihat jawabanmu dong gue kagak bisa. Lu kan pinter pliissss" mohon Kenzo 

Zahra menaruh lembar jawaban miliknya dimejanya membiarkan Kenzo melihatnya. Ia pun berdiri meninggalkan kelas lalu menuju kantin untuk mengisi perut kosongnya. Sesampainya di kantin segera ia memesan mie ayam kesukaannya. Ia pun mencari meja kosong untuk ia tempati makan. Hari ini kantin utama kampus cukup sesak hampir tidak terlihat ada meja yang kosong, semua meja terisi penuh.  Untung saja ada 1 meja kosong ditengah-tengah kantin yang sesak itu. Zahra segera menempati meja itu tidak membiarkan orang lain menempatinya. 

"Permisi kak bolehkah saya dan teman saya duduk disini, kami tidak menemukan meja kosong lagi selain disini" tanya seseorang kepada Zahra yang kini sedang sibuk memakan. 

"Oh ya silahkan" jawabnya tanpa menoleh kepemilik suara dan sibuk mengelap meja dengan tisu miliknya agar 2 orang asing itu nyaman makan bersamanya. 

"Ra, ndak usah bersih-bersih ngelapnya kyak mau makan sama presiden aja." 

Zahra mendongak penasaran dengan pemilik suara itu, siapakah dia, bagaimana dia bisa tahu namanya. Dan ternyata mereka adalah Arif dan Alfan. Arif hanya tertawa melihat ekspresi kagetnya Zahra saat ini. 

"Eh duduk-duduk" Zahra tampak malu 

Zahra, Alfan, dan Arif pun kini sibuk dengan makanan mereka masing-masing. Sesekali Alfan mencuri pandang ke Zahra. sedangkan Zahra tampak tidak berani menatap ke wajah Alfan, yang ia lakukan hanyalah makan, memainkan hp nya dan sesekali ia mengobrol dan bercanda dengan Arif.  

Zahra melihat jam tangannya sudah pukul 4 sore "Eh Rif nanti ada kelas pengganti ya jam 6 malam, boleh nitip absen nggak? aku mau pulang, nanti kalo pulkam kemaleman bisa-bisa dimarahin Bapak. Besok senin aku traktir deh, tolong dong."  

"ikut ajalah palingan sebentar doang kelasnya. Aku gaada temennya kalo kamu pulang" 

"gitu ya, kalo kemaleman gimana? kamu mau nganterin aku pulkam."

"Pulang besok pagi kan bisa" sahut Alfan 

"Gabisa, sudah kangen berat sama keluarga. Yaudah deh ikut kelas aja. Nanti pulkam setelah kelas selesai" Ucap Zahra sedikit kecewa dengan keputusannya. 

"Nekat banget sih, besok shubuh kan bisa." Sahut  Alfan

"Abis ini kalian ada kelas?" tanya Zahra kepada kedua temannya tersebut. 

"Kalo aku sih gaada, ini mau ke kosan temen numpang tidur. Kalo Alfan katanya tadi ada kegiatan di UKM nya." 

"Yaudah deh kalo gitu aku ke Perpus aja sambil nunggu kelas nanti malem." Zahra mengambil Tasnya dan berdiri pergi. 

*** 

Akhirnya selesai juga kelas hari ini. Jam tangan Zahra sudah menunjukkan pukul 19.20 WIB. Zahra bergegas meninggalkan kelas agar bisa pulang ke kampung halamannya tidak terlalu malam. 

"Raaa.." teriak seseorang yang berlari kecil kearah Zahra 

Zahra menghentikan langkahnya mencoba melihat siapa yang bertanya itu. Ternyata seseorang itu adalah Alfan. 

"Kenapa?" tanya Zahra heran.

"Kamu jadi pulang?" 

 "Iya, sekarang aku mau pulang"  Ucap Zahra sembari melanjutkan langkahnya keluar gedung yang diikuti Alfan disampingnya. 

"Besok aja, kamu lupa ya sekarang malam jum'at" 

"Emang kenapa kalo malam Jum'at" 

Alfan mendengus kesal "Emang susah ya ngomong sama kamu"

Zahra hanya tersenyum melihat Alfan "Emang kenapa? kamu mau nganterin aku." 

Zahra yakin Alfan tidak mungkin akan mengantarkannya pulang. Tapi ternyata respon Alfan diluar dugaan Zahra. Alfan dengan sukarela mau mengikuti Zahra dari belakang. Karena hari ini mobil Alfan sedang ada di Bengkel jadi terpaksa hanya itu yang bisa Alfan lakukan untuk Zahra. Zahra berusaha keras menolak tawaran Alfan, tp tetap saja Alfan memaksa. Akhirnya Zahra Pun pulang ke kampung halamannya dengan diikuti Alfan dibelakangnya. 


Maaf ya kalo ceritanya makin ga nyambung. harap maklum karena saya masih belajar. 




My Partner In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang