6

51 2 1
                                    

"Bahagia itu sederhana, Cukup ada Sahabat disisimu semua akan terasa membahagiakan"

Seharian penuh Zahra mengurung diri di kamarnya dengan ditemani Hp kesangannya, memang begitulah keseharian Zahra jika tidak libur kuliah. Sebenarnya hari ini ia ada janji dengan Dinda tapi tiba-tiba saja Dinda membatalkan janjinya karena ada keperluan mendadak yang katanya sih penting banget. 

Zahra mengambil buku miliknya di meja belajar samping tempat tidurnya, ia melihat ada foto seorang anak muda dengan seorang perempuan yang terlihat seperti ibu pemuda di foto tersebut ditengah halaman buku catatannya. Pemuda itu tidak lain adalah Kenzo teman sekelasnya di kampus. Zahra ingat  ia menemukan foto tersebut di tangga perpustakaan setelah ia kerja kelompok. 

"Ah Lupa lagi belum aku balikin nih foto" sesal Zahra.

"tok tok tok (Suara Pintu) Ra kamu di dalem kan?" Panggil Dinda.

Zahra segera bangkit dari tidurnya dan bergegas membuka pintu kamarnya. 

"Dindaaaa.... katanya ndak jadi keluar, gimana sih. Kamu tahu nggak aku bosan tau dikamar mulu gaada temen bingung mau ngapain" Cerocos Zahra 

"Siapa coba yang suruh kamu di kamar terus, cari pacar sana gih biar bukan aku aja yang temenin kamu pas libur kuliah." balas Dinda 

Zahra masuk kamarnya mengambil tas dan barang-barang penting lainnya secepat kilat dan tak lupa membawa gitar kesangannya, segera ia menarik tangan Dinda dan mengajaknya keluar untuk bersenang-senang. 

Seperti biasa kalau bukan Mall yah Taman yang menjadi tempat paling nyaman bagi Zahra dan Dinda menghabiskan waktu untuk bersenang-senang. Sederhana tapi sangat membahagiakan, bagi Zahra dimanapun tempatnya asal bersama sahabat tercinta semuanya akan menyenangkan.

Zahra memetik Gitarnya dan mulai menyanyikan lagu kesukaanya bersama Dinda. Sesekali mereka saling melemparkan senyuman dan tertawa bersama entah menertawakan suara Dinda yang agak melengking atau menertawakan orang-orang disekitar Taman yang  mereka anggap Lucu. 

"Ra aku mau beli Minum dan Jajanan dulu ya ke Supermarket deket-deket sini, kamu mau titip nggak?" 

"Nitip Air Putih aja Deh Din, Aus. Pake uang kamu dulu Yaaaa.."

"Kebiasaan Deh, Tapi nanti ganti ya.. uang bulanan aku menipis, tau sendiri lagi tanggal Tua."

"Iya,. Iya Dindaaaa."

Dinda mulai berjalan meninggalkan Zahra sendirian di Taman.

"Mungkin ku mau memaafkan mu kembali Demi cinta yang ada di hatiku Meloloskanmu dari kata pisah. Mungkin sang fajar dan sayap-sayap burung patahMenyaksikan kita berseteruS'lalu tak pernah damai" Zahra memainkan Gitarnya sambil menyanyikan lagu Favoritnya MUNGKIN dengan suara merdunya tanpa diiringi suara melengkingnya Dinda. 

Ada seseorang pemuda yang mengenali suara itu dan mendekat ke Arah Zahra berada. Pemuda itu adalah Kenzo. 

Kenzo berdiri tepat dibelakang Zahra dengan tangan yang dimasukkan ke saku celananya "Bagus juga main gitarnya"

Zahra menoleh mencari tahu siapa pemilik suara itu dan didapatinya Kenzo yang tengah berdiri dibelakangnya. "Kenzo, kok bisa disini?"

"Cari udara segar." jawab Kenzo yang kemudian duduk disebelah Zahra.

"Oh,." Zahra mengangguk-anggukkan kepala nya dengan pelan merasa canggung ada Kenzo disebelahnya. 

"Sejak kapan bisa Main Gitar?" Kenzo Bertanya dan tanpa sengaja mata mereka saling bertemu selama beberapa detik. 

Tiba-tiba saja Zahra merasa ada yang salah dengan detak jantungnya ketika ia menatap mata indah Kenzo, jantungnya berdetak 5 kali lebih kencang daripada biasanya. Selama ini dia tidak pernah merasakan hal seperti itu. Ini yang pertama kalinya bagi dia. 

Kenzo melambaikan tangannya di hadapan Zahra sehingga mencoba membangunkan Zahra  dari lamunannya. 

"Raa.. Hei ditanyaain malah bengong" Kenzo sedikit tersenyum higga membuat lesung pipinya terlihat. 

Zahra tersadar betapa tampannya Kenzo saat tersenyum, lesung pipinya menambah nilai ketampanannya. Tidak salah jika Kenzo mempunyai banyak Fans di lingkungan Kampus. 

"Ah iya dari kecil aku suka main gitar" Zahra menjawab dengan malu-malu 

"Boleh pinjam sebentar?"

Kini Kenzo memainkan Gitar Zahra dan menyanyikan lagu HOW WOULD YOU FEEL milik Ed Sheeran.

How would you feel, If I told you I Loved You

  I'll be taking my time, spending my life

Falling deeper in love with you

So tell me that you love me too

Zahra semakin kagum dengan sosok lelaki yang kini ada dihadapannya setelah mendengarnya menyanyi. Suara merdu khasnya begitu menyentuh hatinya. 

"Raaaa..." Dinda berlali menghampiri Zahra dan Kenzo sambil menenteng kresek berisi snack dan air minum. 

Kehadiran Dinda tentu saja menghentikan Kenzo melanjutkan nyanyiannya. 

Kenzo bangun dari duduknya, membalikkan tubuhnya menjauh meninggalkan Dinda dan Zahra berdua. 

"Eh Zo... kok balik?" teriak Dinda memanggil Kenzo.

"Gara-gara kamu sih mangkannya dia balik, haha" Zahra membalas.

"Kenapa cobak kalo ada aku.. dasar Aneh tuh anak. Balik ga pamit ga ngerti sopan santun apa." Cerosos Dinda 

Zahra dan Dinda hanya terdiam memandangi punggung Kenzo yang makin mengecil dan tak terlihat. 

"Kenzo tadi kok bisa disini Ra?" Dinda mengintrogasi Zahra 

"Katanya tadi dia lagi cari udara segar" jawab Zahra dengan datarnya 

"Terus kamu tadi ngapain aja sama Kenzo?" 

"Cuma Ngobrol biasa doang Din, kenapa sih kepo banget kamu"

"Ya secara ya Ra , dia itu most wanted nya kampus kita. Dan dia itu ya jarang bareng ngobrol sama cewek. Lah kamu tadi kok bisa gitu ngobrol sama dia . Dia kan cuek banget sama orang apalagi sama cewek. Katanya dia alergi sama cewek Ra." 

"Lah dia kan temen kelompok ku"

"Iya juga sih.,tapi ya kalo dipikir-pikir, Kenzo kayaknya suka deh sama kamu Ra." 

"Apaan coba., tau darimana kamu? bisa aja kan Kenzo sukanya sama kamu"

"Kok bisa Ra?"

"Ya karna tadi dia pergi pas ada kamu, mungkin dia takut detak jantungnya kedengaran sama kamu mangkanya dianya pergi."

"Nggak kalo feelingku Kenzo sukanya sama kamu titik gaboleh dibantah."

"Tau ah gelap mau magrib, ayo pulang."

Bersambung dulu ya gays.,. ada yang bisa nebak selanjutnya gimana hubungan Kenzo dan Zahra .  Penulis memohon dengan sangat Kritik dan Saran, karena itu sangat bermanfaat bagi tulisan saya kedepannya. Terima Kasih. 




My Partner In LoveWhere stories live. Discover now