Five

97 9 0
                                    

Tergambar figur seorang pria pada layar ponsel Jungkook yang tengah sibuk menari dengan energik. Pria itu memiliki warna rambut orange kemerahan, Jungkook lah yang menyarankan pria tersebut menganti warna rambutnya.

"Ya-kau harus cepat sembuh! Kau tahu... Rasanya sulit melakukannya tanpa mu. Jimin juga terus rewel tidak mau latihan tanpa mu" Jungkook tertawa pelan mendengar ucapan pria tersebut didalam layar ponselnya. "Kau lihat kan gerakan baru ku? Keren kan? Cepat pulang kita latihan bersama" Jungkook menganggukkan kepalanya sekalipun pria itu tidak akan melihatnya. Itu bukanlah sebuah video call, melainkan sebuah video yang dikirimkan oleh Hoseok-Senior & rekannya dalam grup street dancenya.

"Maafkan kami harus berangkat tanpa mu- tadinya aku dan Jimin tidak ingin berangkat. Tapi itu akan mengecewakan member lain. Maafkan aku" Jungkook bergeming dalam lamunannya. "Aku janji akan membawa pulang piala untuk mu. Tunggu ya!" ia masih bergeming hingga layar ponselnya menjadi hitam pekat dan memantulkan wajahnya di layar.

Harusnya ia disana, jika saja ia tidak sesial ini ia harusnya sudah mengikutin kompetisi dance yang telah sejak lama ia persiapkan. Rasa kesal dan kecewa menyesakkan dadanya, matanya terasa panas oleh luapan emosinya. Tapi ia berada dalam kondisi dimana ia tak layak berkehendak.

"Ada apa?" Suara itu lagi, Taehyung berdiri pada daun pintu kamarnya. Pada posisi yang sama dimana Taehyung selalu menyapa Jungkook, untuk kemudian masuk ketika keberadaannya telah terdeteksi.

"Tidak..."

Taehyung memahaminya, garisan wajah Jungkook yang termenung. Ia tahu bahwa pria manis itu menyembunyikan pikirannya dari dirinya.

"Jika ada yang ingin kau lakukan bilang lah... Aku akan membantu"

"Ya, terimakasih"

"Ah iya! Kau suka bernyanyi bukan? Ingin temani aku? Ada seorang gadis yang mungkin bisa terhibur oleh mu"

Jungkook menatap sang dokter sedikit curiga, ia tak memahami ucapan Taehyung dengan benar.

"Kau pasti bosan ayolah?" dengan ragu Jungkook menganggukan kepalanya.

Taehyung menawarkannya sebuah kursi roda, tapi Jungkook menolaknya. Ia berdalil bahwa ia masih kuat berjalan. Jadi Taehyung hanya berjalan di sisi nya dengan langkah yang ia sesuaikan dengan Jungkook. Tak biasanya ia berjalan agak lambat seperti ini, biasanya panggilan darurat selalu membuatnya berlari hingga ia benar-benar terlatih berjalan cepat.

Mereka terus melangkah, melewati bangsal-bangsal yang terasa sepi. Masuk semakin dalam ke rumah sakit, Jungkook baru menyadari bahwa rumah sakit ini cukup luas. Mungkin ia harus berjalan-jalan untuk mengembalikan staminanya.

"Kita kemana?"

"Kau akan tahu" Taehyung menyimpan pikirannya dibalik seulas senyum, ia terus melangkah maju. Menuju bangsal yang lebih ramai. Banyak suara tangisan anak-anak.

"Bangsal Anak?" Taehyung tak berkomentar dengan ucapan Jungkook.

Bangsal tersebut memiliki sebuah area bermain indoor, banyak anak-anak yang bermain. Mereka nampak berbeda, selain keceriaan yang menghiasi wajah mereka juga kenyataan bahwa mereka diikuti oleh selang infus dan bahkan ada yang mengikut sertakan tabung oksigen kecilnya.

Pikiran Jungkook masih terlalu kacau untuk memikirkan anak-anak tersebut, dengan acuh ia melewatinya begitu saja. Sedangkan Taehyung, ia telah amat terbiasa akan keadaan tersebut.

Taehyung terhenti kemudian memutar badannya menatap Jungkook. "Aku harap kau bisa membantuku" ucapnya sebelum membuka sebuah pintu disisi kanannya.

Tatapan Jungkook menanti apa yang ada dibalik pintu tersebut. Setelah apa yang ia lihat, ia nampak masih tidak memahami apa maksud sang dokter.

ThantophobiaWhere stories live. Discover now