Nine

76 9 0
                                    

Jam berubah menjadi hari, dan hari berubah menjadi minggu. Dua pekan telah berlalu, terkadang ia merindukan Taehyung dan berniat menemui pria tersebut, namun ia selalu berakhir seperti spy dalam misi. Ia hanya memperhatikan dari kejauhan tanpa berkesempatan menyapa. Terkadang Taehyung nampak sibuk, terkadang beberapa gadis mengerumuninya, dan terkadang pria itu tengah terburu-buru menuju ruang oprasi dengan pasien krisisnya.

Jungkook agak menyesali kebodohannya untuk meninggalkannya tanpa memberikan nomer ponselnya.

"Oi, apa ada masalah?" Hoseok menepuk bahunya, mengembalikan Jungkook dari lamunannya. Ia meraih minum pada tangan Hoseok, dan peluh menetes turun sepertu bulir jagung.

"Kau memikirkan dokter itu?" Seulas senyum mengembang di wajah Hoseok, "Temui dia sehabis latihan!"

Jungkook tertunduk, menatap tapak kakinya. Ingin, namun nantinya akan berakhir kepada hal yang sama.

Tangannya terangkat, kepalanya spontan ikut terangkat. Jimin nenariknya dan Hoseok dengan usaha keras. "Ayo pemalas! Cepat bangun!!"

Hoseok memberi perlawanan, membalas tarikan Jimin dan membuat si pemilik tubuh kecil itu terjatuh pada pangkuannya. Tangan Hoseok langsung melingkari pinggang Jimin. Seperti anak kecil Jimin memberontak untuk lepas dari Hoseok, sedangkan Hoseok sendiri menghujani leher Jimin dengan ciumannya.

Jungkook bangkit, malas melihat kedua pasang kekasih ini berinteraksi. Ia hanya akan menjadi nyamuk kecil yang bising di teliga mereka.

"C'mon!" Hoseok berteriak.

Sengaja Jungkook menyalakan musik dengan keras, menghentikan perbuatan kedua sejoli itu. Jungkook menyeringai bangga, semakin memperkencan musik dalam ruang sambil menunjukkan jari tengahnya pada mereka.

Jimin pertama bangkit kemudian melayangkan kakinya untuk sebuah tendangan ala karate kepada Jungkook. Mudah bagi Jungkook menghindarinya, ia sendiri pemegang sabuk hitam sedangkan Jimin hanya penari contaporer yang handal.

"Hyung! Ah!" Jungkook merengek atas serangan Hoseok dan Jimin bersamaan. "Ini waktunya latihan bukan pacaran!" baik Jimin maupun Hoseok tidak berhenti memukulnya.

Klikㅡ!

Pintu ruang terbuka, menarik atensi seluruh orang kepada sesosok pria tinggi yang hendak memasuki ruangan tersebut.

"Taehyung?" Jungkook hampir tidak menggenalinya, Taehyung mengubah warna rambutnya dari sejak terakhir kali mereka bertemu, kali ini berwarna keabu-abuan. Tidak ada jubah khas kedokteran yang selalu membalut Taehyung, atau pakaian polos dengan warna pastel. Taehyung nampak santai dengan sebuah sweater oversize dan celana bahan. Selebihnya Taehyung nampak seperti biasa, selalu menawan dengan senyum dan pesonannya.

ThantophobiaWhere stories live. Discover now