[#10] Adikku Imut! (1)

3.9K 203 192
                                    

"Huh panasnya... sepanas hatiku yang terbakar api cemburu!" celetuk Niki dengan nada menyindir. Niki berbaring di sebuah sofa yang panjangnya seukuran dengan tubuhnya.

"Jangan nambah-nambahin panas deh, Nik!" tegur Ivan sambil mengipaskan buku tulis, agar bisa sedikit meredakan hawa panas yang menyelimuti dirinya dan juga ruangan klub JoKo.

"Sialan, siapa sebenarnya cowok tadi? Sok kecakepan banget deket-deket sama Bu Clara!" Rafi lah orang yang disindir Niki, orang yang sedang terbakar api cemburu. Sedari tadi dia marah-marah sendiri sambil merobek dan menggumpal kertas-kertas dari buku tulisnya.

Namun yang membuat udara panas di klub JoKo bukanlah amarah Rafi, melainkan listrik di sekolah mereka yang dari pagi tadi padam.

Kreeeekkk...

"Assalamualaikum!" suara seorang wanita terdengar beriringan dengan terbukanya pintu klub JoKo.

"Waalaikumsalam!" jawab trio JoKo kompak.

Wanita itu pun masuk dan menghampiri Ivan. Dia membawa benda yang terlihat seperti rantang yang dibalut oleh kain berwarna pink. Lalu dia meletakkan rantang itu di atas meja yang ada di hadapan Ivan. "Ini bekal makan siang kakak, tadi ketinggalan," ucap wanita itu.

"Siapa dia, Van?" tanya Niki penasaran.

"Adek gue, Nik."

"Beneran, Van?"

"Serius, Van?

Niki dan Rafi sama-sama tak percaya dengan apa yang diucapkan Ivan. Sampai-sampai mulut mereka menganga dan kemasukan lalat, saking tidak percayanya dengan apa yang mereka dengar itu.

"Iya Kak, aku adeknya Kak Ivan. Namaku Leni, salam kenal ya." Leni tersenyum manis kepada Rafi dan Niki.

"Kawaii!!!" Senyuman itu sukses membuat Niki dan Rafi mimisan dan tumbang seketika.

Ivan menepuk jidatnya ketika melihat kejadian yang menimpa teman-temannya itu. "Hedehh, sudah gue duga bakal gini jadinya."

Leni adalah adik kandung Ivan. Dia juga murid di SMKN Cinta Damai, kelas X Broadcasting C. Leni merupakan cewek terimut disini. Level keimutannya itu sangat berbahaya, karena bisa membuat lelaki yang melihatnya jatuh pingsan hingga mimisan. Oleh karena itulah biasanya Leni menjauh dari para lelaki karena takut akan membahayakan mereka.

Dulu dia adalah seorang wanita normal. Sampai suatu ketika ada sebuah kejadian yang menimpanya. Berikut kisahnya...

Flash back on

Hari ini adalah hari terakhir libur semester, setelah perjuangan keras di ujian akhir semester. Meskipun Leni hanya mendapatkan hasil rata-rata, tapi dia berhasil naik kelas. Mulai besok dia akan resmi menjadi murid kelas IX di SMPN Cinta Damai.

Leni mengurung diri seharian di kamar karena terlalu asik menonton koleksi drama Koreanya. Dia bersandar di dinding kamarnya yang di cat pink, sambil menatap serius laptopnya yang sedang menayangkan film kesukaannya itu.

Bukan hanya dinding kamarnya yang berwarna pink, tapi hampir seluruh perabotan yang ada dalam kamarnya juga berwarna pink. Alasannya menjadi suka warna pink karena dulu hadiah yang diberikan padanya ketika ulang tahunnya yang ketujuh adalah boneka warna pink. Dan orang yang memberikan hadiah itu adalah kakaknya sendiri, yaitu Ivan yang ketika itu berumur sembilan tahun. Semenjak hari itu, apapun benda yang diinginkannya selalu saja berwarna pink.

Sudah beberapa kali Ivan mengetuk pintu, namun tak ada respon dari Leni. "Leni, waktunya makan siang!"

Leni tak merespon panggilan Ivan, pasalnya telinga Leni sudah disumpel headphone berwarna pink miliknya, sehingga suara apapun yang berasal dari luar kamar takkan mampu untuk mencapai gendang telinganya.

"Duh... kebiasaan si Leni, kalo udah dalam kamar susah bener dipanggil. Yasudahlah, entar kalo laper bakal keluar sendiri nih anak." Ivan pun beranjak meninggalkan kamar Leni yang ada di sebelah kamarnya itu. kamar mereka berada di lantai dua. Dan sekarang Ivan menuruni tangga untuk menuju ruang makan.

Sudah jam 3 sore, namun Leni masih belum keluar dari kamarnya. Mamanya kini mengetuk-ngetuk pintu kamarnya. Semakin lama ketukan beliau semakin keras. Sudah hampir 10 menit berlalu namun tak ada respon dari Leni hingga membuat mamanya murka. "Leni cepat buka pintunya!"

Sementara Leni yang ada di dalam kamar hanya bisa terisak, air mata mengalir di pipinya. Dia menutup hidung dengan tisu, agar ingusnya tak mengalir keluar. Ekspresi sedih yang ditimbulkannya itu bukan karena bentakan dari seseorang yang ada di luar kamarnya, melainkan dari adegan drakor yang ditontonnya itu sangat mengharukan, sehingga Leni tak kuasa menahan tangis. "Oppaaaa... kasian banget sih kamu, hiks."

Leni telah selesai menonton drakornya itu, dan dia pun melepas headphone-nya. Terdengar dari luar kamar, mamanya sedang menuturkan sebuah sumpah, yang sekarang terdengar jelas di telinganya.

"Mama sumpahin kamu Len, jadi wanita terimut sedunia!"

Jdeer jduar cetar cetar!

Tak ada angin tak ada hujan, suara petir menyambar seolah mengiyakan sumpah dari mamanya Leni.

Kreeekk...

Pintu kamar Leni terbuka perlahan, terlihat mamanya sedang berdiri sambil berkacak pinggang di depan pintu kamar. "Apaan sih Ma, kok nyumpah-nyumpahin gitu?"

Alangkah terkejutnya sang mama melihat anaknya yang sekarang berubah total. Hampir saja mamanya tak mengenali anaknya itu karena perubahan drastis yang terjadi padanya. "Ka-kamu siapa?" ujar mamanya sambil menunjuk ke arah Leni.

"Ih Mama bercanda, aku ini Leni, anak Mama!"

"Bukan... kau bukan anakku!"

"Apaan sih Ma? Gak lucu deh!"

Mamanya sekarang terdiam, badannya terlihat gemetaran.

Terdengar suara langkah kaki yang sedang menaiki tangga, semakin lama suara itu semakin mendekat. Dan benar saja ada seseorang berjalan mendekati mereka berdua, dan dia adalah Ivan.

"Apaan sih ribut-ribut? Sampai kedengaran ke bawah suaranya."

"Mama nih Kak, masa aku gak dikenalin," ucap Leni sambil menunjuk wajahnya sendiri.

"Loh kok..." kata-kata Ivan terhenti ketika melihat sosok wanita yang lebih muda darinya itu. "Ka-kamu siapa?"

Crooott!

Darah segar muncrat dari kedua lubang hidung Ivan. Dan seketika itu juga dirinya pingsan.

Leni yang merasakan kejanggalan itu langsung berlari ke dalam kamarnya. Dia cepat-cepat menuju lemari cerminnya. Dia menatap lekat kepada sosok yang dipantulkan oleh cermin yang berukuran lebih panjang dari tubuhnya itu. "Apaaah??? Tidaaaakkk!!!"

Crooott!

Leni pun mimisan dan jatuh pingsan.

Bersambung 🔜 Next Part 🔓🔓🔓

***

Kuy Angkat Tangannya Jomblowers! 🙋🙋🙋

Jangan lupa vote dan commentnya ya gaes

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa vote dan commentnya ya gaes. Hohoho.

~Revan Hikaru~

Jomblo KoplakWhere stories live. Discover now