[#42] Lari! (1)

1K 75 76
                                    

Yo what's up mblo! Sesuai janji, kali ini akan ane lanjutin cerita Joko alias jomblo koplak. Mungkin banyak diantara kalian yang sudah lupa dengan alur ceritanya karena udah lama ga update. Jadi baca aja part sebelumnya biar inget lagi hohoho.

Bagi yang sudah ingat silakan baca kelanjutan ceritanya di bawah ini, cekidot!

===

"Gue di mana?" Pelangi mencoba bangkit dari tidurnya sambil memegangi kepalanya yang masih terasa berat. Diedarkannya pandangan ke seluruh penjuru ruangan, namun yang ada di sana hanyalah sebuah dinding putih tanpa ada satupun benda yang menempel di atasnya. Kecuali dua buah speaker berwarna hitam yang berada di sudut kiri dan kanan atas dinding itu.

Tak jauh dari tempatnya berada, Pelangi melihat sebuah pintu. Pelangi pun beranjak dari kasur menuju pintu itu.

"Pintunya tidak bisa dibuka!" ujarnya sambil terus memutar gagang pintu itu.

Disaat pikirannya terfokuskan pada pintu putih yang tertutup rapat itu, tiba- tiba terdengar suara seorang laki-laki dari kedua buah speaker yang barusan dilihatnya.

"Percuma, pintu itu sudah terkunci dari luar! Hahaha."

"Hah?" Pelangi langsung memusatkan perhatiannya pada sumber suara itu. Suara yang terdengar familiar baginya. "Siapa lu? Berani-beraninya ngurung gue di sini!"

"Loh, masa gak kenal sih sama pacar sendiri," ujarnya, kemudian tertawa.

Pelangi diam sejenak sembari menyilangkan kedua tangannya. Dia kelihatannya sedang berpikir, meskipun biasanya dia selalu bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.

"Hmm... maaf tuan, gue jomblo! Jadi mungkin lu salah culik orang!"

"Hahaha... ya enggak dong."

Mendengar tawa dari lelaki itu membuat Pelangi semakin penasaran. "Siapa sih lu, cepat jawab!"

"Kan tadi udah dikasih tau, sayang."

"Jangan main-main sama gue, atau gue bikin lu masuk rumah sakit!"

"Uuu... atut. Masih tetap galak ya kamu sayang."

"Sayang-sayang kepala lu peang! Cepat keluarin gue dari sini!"

"Gak ah, ntar kamu kabur ninggalin aku."

"Ish, dasar sinting lu!"

Pelangi nampak geram, kedua tangannya dikepal erat. Wajahnya memerah menahan emosi.

"Ya udah, makanannya jangan sampai lupa dimakan ya sayang. Aku gak mau kamu sakit. Kan kalo kamu sakit aku juga yang repot."

Pelangi tak membalas lagi omongan orang itu. Dia kini berusaha mendobrak pintu itu sekuat tenaga. Namun tak membuahkan hasil. Pintu itu tak bergeming sama sekali.

"Percuma sayang, pintu itu takkan bisa didobrak. Bahkan dengan kekuatan seorang laki-laki dewasa sekali pun. Jadi percuma, buang-buang tenaga aja."

"Agghh... sial!!!" teriak Pelangi sembari memukul pintu itu sekuat yang dia bisa. Dia tertunduk lesu dan nampak putus asa. Sepertinya tak ada lagi yang bisa dia lakukan sekarang.

"Oke sayang, aku mau pergi dulu. Aku mau ngurus pasport kita, biar kita berdua bisa pergi ke luar negeri. Mungkin seminggu lagi aku akan datang menjemputmu. Jadi, nikmatilah waktumu di sini sebaik-baiknya. Hahaha."

***

Sudah lebih dari seminggu berlalu, semenjak Pelangi terkurung di tempat misterius itu. Sekarang dia berbaring di kasur sambil menatap langit-langit kamar. Mukanya kusam dan rambutnya acak-acakan. Dia tak tau lagi harus bagaimana. Semua cara telah dilakukannya untuk bisa kabur dari tempat itu. Tapi nyatanya dia gagal.

Jomblo KoplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang