7. Destiny / ii

3.2K 389 7
                                    

Wanita yang paling penting kedua setelah ibunya dalam keadaan terbaring lemah. Dengan berbagai kabel yang meliliti tubuhnya dan monitor yang terus menampilkan bagaimana kabar detak jantungnya.

Sehun mencoba untuk tegar. Ia terus mencoba untuk tegar. Tetapi sesaat pertahanannya runtuh melihat wanitanya dalam keadaan lemah dengan mata yang tertutup.

Sudah dua minggu lamanya Yoona terbaring. Tidak ada sedikitpun tanda bahwa ia akan sadarkan diri. Taeyeon yang masih memaki-maki Sehun dan member SNSD lain mencoba untuk meredamkan amarah Taeyeon. Seohyun dan Yuri berkunjung setiap hari. Seohyun seringkali menangis melihat Yoona terbaring lemah. Yuri yang sempat menahan pendarahan Yoona dikala itu juga tidak tahan untuk menumpahkan air mata, bagaimana ia mengingat menahan darah yang terus keluar dari tubuh Yoona.

Sehun? Tentu, ia mengunjungi Yoona setiap hari.

Ayah Yoona menemui Lee Soo Man. Sebagai wali dari putrinya, ia meminta baik-baik kepada CEO SM Entertaiment itu mengeluarkan Yoona dari agensi yang selama ini menaunginya. Ayah Yoona tidak menginginkan putrinya merasakan sakit lagi. Cukup anaknya di teror oleh fans dari Lee Seung Gi saat Yoona dan aktor muda itu mengumumkan mereka berkencan. Ayahnya pun meminta Sehun untuk mengakhiri hubungan mereka. Tetapi Sehun terus menerus menolak.

Sehun mengikuti Yoona. Berunding dengan member EXO, dan para member memyetujui bahwa Sehun keluar dari grupnya. Ia juga menemui Lee Soo Man selaku CEO agensinya. Dengan berat hati, Lee Soo Man menyetujui keinginan Sehun.

Korea Selatan gempar. Yoona dan Sehun sama-sama memilih untuk keluar dari grupnya. Beberapa fans Yoona masih berang dengan wanita yang melepaskan peluru saat konser SMTOWN berlangsung. Fans Sehun tidak kalah berangnya dari fans Yoona. Fans Sehun memahami keinginan Sehun untuk mempersunting Yoona. Sebagian dari fans Sehun setuju bahwa pria pujaannya akan mempersunting wanita yang sangat cantik dan baik hati. Sebagian lagi mencoba untuk menerima kenyataan walau sakit. Dan beberapa fans psycho seperti saat kejadian di konser SMTOWN.

Media gempar. Selama seminggu, tidak pernah sekalipun absen dari berita tentang pelaku penembakan. Media juga tidak pernah absen untuk meliput keadaan Yoona. Tidak sedikit warga yang datang ke kantor polisi untuk setidaknya bisa sedikit memukul pelaku. Tetapi polisi mengambil tindakan tegas dengan mengamani pelaku.

Setiap hari Sehun mendatangi rumah sakit tempat kekasihnya dirawat. Membawakan bunga kesukaan Yoona, baby breath. Saat menggeser pintu rawat inap, ayah dan kakak perempuan Yoona sedang menatap kekasihnya yang terbaring lemah.

Tuan Im memandang Sehun dengan bunga kesukaan Yoona ditangannya. "Kau sudah datang, Sehun?"

"Ya, aboeji."

"Baiklah. Aku dan Yoonji akan pulang sebentar untuk membersihkan diri. Tolong jaga putriku."

Tuan Im dan kakak perempuan Yoona -Im Yoonji- bangkit dari duduknya. "Tolong jaga adikku, Sehun. Aku percaya padamu. Kabari jika terjadi sesuatu."

"Baik, Noona."

Selepas kepergian Tuan Im dan Yoonji, Sehun mengambil tempat kursi disamping ranjang Yoona. Diraihnya tangan Yoona yang terdapat suntikan untuk mengalirkan cairan bening kedalam tubuh Yoona.

"Kau sudah terlalu asyik tidur, sayang. Bangunlah. Aku merindukanmu." Sehun mengecup tangan Yoona berkali-kali.

Sakit yang ia rasakan melihat tubuh Yoona terkapar lemah. Tangannya terdapat ruam biru tepat di area jarum yang masuk ke tubuhnya bekas jarum suntik yang ditusukkan suster untuk mengambil sample darah Yoona dan jarum untuk mengalirkan cairan infus.

"Berapa kalipun aku coba untuk tidak menangis saat melihatmu, itu percuma. Air mataku dengan sesuka hati keluar tanpa seizinku..."

"...Aku sakit Yoona. Aku sakit melihatmu seperti ini..."

"...Kau kejam membiarkan aku untuk berbicara sendirian, sedangkan kau masih berkutat dengan mimpi indahmu..."

"...Bangunlah..jangan membuat hatiku merasakan perih lebih dari ini."

Kata demi kata keluar dari bibir Sehun. Ia terus memanjatkan doa agar Yoona cepat sadar. Sehun mendapat kebencian dari sebagian fans Yoona. Tetapi Sehun tidak peduli. Ia hanya memginginkan Yoona sadar.

Hari demi hari berlalu, hingga saat ini Yoona telah memakan waktu selama sebulan lamanya. Tertidur dengan mimpi indahnya sehingga enggan untuk meninggalkan mimpi itu. Selama itu juga sahabat-sahabat Yoona tidak lelah untuk mengunjunginya. Begitupun member EXO dan SNSD. Seohyun yang disibukkan shootingnya mencoba untuk meluangkan waktu walau hanya 15 menit untuk mengunjungi Yoona. Jika tidak ada kesibukan, mereka akan beramai-ramai mengunjungi Yoona. Bukan hanya member EXO dan SNSD, artis naungan SM seperti Super Junior, TVXQ, BoA, NCT, Red Velvet juga mengunjunginya. Jessica pun turut mengunjunginya. Bahkan sahabat Yoona dari berbeda negara, Sun Xiao Xiao juga mengunjungi Yoona.

Saat ini hanya terdapat Sehun dan Suho selaku Leader EXO yang mengunjungi Yoona. Tuan Im dan Yoonji sudah berpamit diri untuk pulang. Keluarnya Sehun dari EXO membuatnya bebas untuk mengunjungi Yoona.

Sehun dan Suho sedang berbicara di sofa yang disediakan pihak rumah sakit. Mereka terperanjat kaget setelah mendengar deritan yang berasal dari ranjang Yoona. Dan benar saja, Yoona menggerakkan sedikit tubuhnya.

Dengan seribu langkah, Sehun dan Suho mengampiri objek yang terbaring diatas ranjang itu.

"Yoona...?" Sehun memanggil nama Yoona berkali-kali, sedangkan Suho menekan tombol bel untuk memanggil suster.

Perlahan, Yoona membuka matanya pelan. Mata yang menunjukkan betapa lemahnya Yoona.

"Yoona? Kau sudah sadar, sayang?" Yoona menggeser bola matanya untuk melihat seseorang yang menyebut namanya.

"Se-Se..hun?"

Sehun meraih tangan Yoona dan menggenggamnya erat. "Iya, sayang. Aku disini."

Suho beranjak keluar untuk menghubungi keluarga Yoona dan yang lainnya.

Dokter dan beberapa suster datang berbondong-bondong memasuki ruangan Yoona.

"Permisi tuan, kami ingin memeriksa nona Yoona."

Sehun menyingkirkan tubuhnya membiarkan dokter dan suster bertugas.

Selang beberapa saat, dokter menghampiri Sehun yang berdiri tidak terlalu jauh dari keberadaan Yoona. "Kondisinya sudah sangat baik. Ia akan melakukan perawatan intens untuk melatih otot-otot tubuhnya agar bisa bergerak seperti biasa."

Sehun meringsut menjatuhkan dirinya ke lantai yang dingin. "Syukurlah.. Terima kasih, Tuhan. Terima kasih.."

Dokter membantu Sehun untuk berdiri. Sehun melangkahkan kakinya untuk menemui kekasihnya. Yoona tersenyum saat melihat Sehun membuka tirai.

"Hi, sleeping beauty.."

Yoona terkekeh pelan dan langsung memegang dada dimana luka tembaknya berada. Sakit yang ia rasakan saat ia mencoba untuk tertawa.

Sehun menghampiri Yoona dengan cepat. "Kenapa? Ada yang sakit? Dimana? Perlu ku panggilkan dokter lagi?"

Yoona tersenyum lemah. "Aku tidak apa-apa. Hanya sedikit nyeri saat aku mencoba untuk tertawa. Apakah aku tidak boleh tertawa?"

Sehun mengecup kening Yoona. "Kau bisa tertawa sepuasnya saat kondisimu sudah semakin baik, sayang."

"Berapa lama aku tertidur?"

"34 hari lebih 3 jam, 18 menit dan 42 detik."

Yoona memutar bola matanya malas. "Kau ingin memberikanku soal matematika saat aku baru tersadar?"

Sehun terkekeh pelan dan kembali menatap Yoona. "Apa aku boleh memelukmu? Aku sangat merindukanmu."

Yoona merentangkan tangannya. "Jangan mendekapku terlalu erat. Kau tahu, ini masih sedikit sakit."

Sehun menangguk dan segera memeluk Yoona. Yoona membalas pelukan Sehun dengan bergumam, aku merindukanmu.

Tetap pada posisi berpelukan, Sehun membisikkan sesuatu ke telinga kecil milik Yoona.

"Yoona, menikahlah denganku.."

short stories ✔Where stories live. Discover now