11. Thank You, I Love You

3.4K 426 3
                                    

Sehun memasuki sebuah yang terbilang cukup besar dan luas untuk di tinggali seorang gadis.

Ia memasuki rumah itu dengan tergesa.

"Tuan.."

"Bibi Ahn, dimana Yoona?"

"Di-dikamar, Tuan."

Tak menjawab, Sehun langsung melewati Bibi Ahn, menaiki tangga, berkat kakinya yang jenjang, Sehun bisa melwati dua anak tangga sekaligus.

Sesampainya dikamar yang ia tuju, Sehun lekas memutar knop pintu.

"Yoona..."

Hancur.

Dalam sekejap perasaan Sehun begitu hancur.

Kamar yang sering ia lihat begitu rapih dengan cat berwarna putih gading yang menyelimuti kamar wanita cantik itu, saat ini terlihat begitu hancur.

Wangi yang menyengat akibat beberapa botol parfume mahal milik wanita itu pecah di lantai, peralatan make up yang biasanya dipakai untuk mempercantik wanita itu sudah tidak berbentuk, serta sedikit bercak darah yang berada di lantai.

Yoona. Wanita cantik itu terlihat tidak baik. Wajah dan rambut yang tidak ia rawat seperti hari-hari biasanya. Wanita yang biasa Sehun lihat sangat kuat, saat ini Sehun melihat wanita itu sangat rapuh.

"Yoona..."

Yoona mengalihkan pandangan sejenak untuk menatap Sehun. Mata-nya sembab. Entah apa yang terjadi, tetapi Sehun tahu bahwa pria brengsek itu adalah akarnya.

Sehun melangkah mendekat dan bersimpuh tepat dihadapan Yoona.

"Kita obati kakimu"

Yoona hanya diam dan tetap menatap Sehun dengan tatapan kosong.

Sehun segera bangkit dan menyelipkan tangannya kebagian belakang lutut dan punggung Yoona. Dengan gaya bridal style , Sehun membawa Yoona turun ke ruang tengah.

"Tolong bersihkan kamar Yoona, bi." titah Sehun kepada Bibi Ahn.

Dengan patuh Bibi Ahn membawa peralatan rumah tangga dan segera menaiki tangga untuk ke kamar majikannya.

Sehun menurunkan Yoona di sofa ruang tengah dan segera menuju toilet yang berada di lantai bawah untuk mengambil kotak P3K yang biasa Yoona sediakan di setiap toilet di rumahnya.

Sehun menghampiri Yoona, tentu saja dengan kotak P3K yang berada ditangannya.

Bersimpuh kembali dan memegang kaki Yoona untuk melihat keadaan telapak kakinya yang dipenuhi darah segar yang setengah mengering.

Perlahan, Sehun membersihkan darah di telapak kaki Yoona dengan sedikit erangan yang keluar dari bibir cherry milik Yoona.

"Ingin bercerita?" tanya Sehun untuk melepas kesunyian dan tangannya yang masih sibuk dengan telapak kaki Yoona.

Tak ada jawaban sedikitpun yang keluar dari bibir Yoona.

"Kau ingat, aku masih dengan prinsip ku yang dulu. Aku akan selalu ada saat kau membutuhkan ku. Aku akan menjadi dinding untuk mu. Kau bisa menceritakan semua keluh kesahmu pada dinding sepertiku, bahkan kau bisa bersandar padaku."

Mata Yoona memanas kembali, "Se-Sehun.."

"Hmm?"

"Kau bodoh."

"Aku tak sebodoh dirimu, Yoona."

"Kau dan aku sangat bodoh."

"Aku tidak dan kau iya."

short stories ✔Where stories live. Discover now