39. empty space

3K 275 21
                                    

Yoona Haynsworth.

Seorang janda muda yang di tinggal mati suaminya saat berperang. Suaminya merupakan seorang angkatan militer dengan jabatan tinggi. Karena perang, Yoona harus kehilangan suaminya, Abraham Haynsworth.

Suaminya sangat berharga untuknya. Ketika Inggris berperang dengan Korea Selatan, Yoona menjadi tawanan dan menjadi budak. Ia di selamatkan oleh seorang jenderal yang bukan lain Abraham. Abraham mengklaim dirinya sebagai wanita yang akan ia nikahi.

Secercah harapan hadir di hidupnya. Abraham adalah cahayanya, yang menuntun Yoona dari kegelapan menuju ke jalan yang terang. Berkali-kali Yoona bersyukur pada Tuhan karena telah memberikannya Abraham.

Pria dengan tubuh atletis itu mempunyai hati yang hangat. Kepribadian yang peduli akan sesama dan romantis. Hal yang Yoona sukai. Namun, kehidupannya tidak sempurna. Abraham positif mandul. Yoona menerima kekurangan Abraham sebagaimana Abraham menerima kekurangannya yang sebagai tawanan. Mereka saling melengkapi. Tetapi tidak semudah apa yang difikirkan. Abraham masih aktif dalam dunia ke-militeran.

Setiap kali Abraham mendapatkan tugas, Yoona selalu di rundung rasa khawatir. Abraham selalu menjalankan misi yang berbahaya. Membuat ia selalu dalam lingkup kekhawatiran tinggi.

Kini, hal yang Yoona tidak inginkan telah terjadi. Abraham gugur dalam perang. Yoona seakan kehilangan arah.

Yoona hadir dalam pemakaman suaminya yang penuh penghormatan. Berkali-kali Yoona menahan untuk tidak jatuh pingsan, menguatkan dirinya sendiri.

Setelah selesai pemakaman, tamu yang hadir segera membubarkan diri karena langit mulai menghitam. Sedangkan Yoona, ia memilih untuk berada di depan nisan suaminya.

"Kau telah menemaniku sampai saat ini. Kau memberikan aku kehormatan yang layak bagi seorang wanita. Kau menyelamatkanku, kau menyelamatkan hidupku. Abe, aku belum membalas semuanya. Maafkan aku," Yoona menangis di depan batu nisan suaminya.

Seakan mengerti perasaan Yoona, langit pun ikut menangis. Yoona bahkan tidak peduli dengan tubuhnya yang basah. Yoona terus menggumamkan kata 'maaf'.

"Abe. Tidak ada yang membuatku bertahan untuk tetap disini. Abe, aku merindukanmu. Kau meninggalkanku berbulan-bulan lamanya. Aku mengharapkanmu kembali. Kau memang kembali. Tetapi kenapa kau tidak menyapaku seperti biasa? Abe, aku tidak sanggup hidup tanpamu,"

Semula, Yoona merasakan tubuhnya di jatuhi air hujan. Tetapi ia tidak merasakannya lagi. Yoona mengangkat wajahnya dan melihat sebuah payung melindunginya dari hujan. Yoona melihat pelaku yang melindunginya dari rintikan air hujan.

Dia, Oh SeHun. Murid dari Abraham yang berbeda empat tahun dari umur Yoona. Sehun menimba ilmu di Inggri ketika Inggris dan Korea Selatan sudah berdamai.

"Khawatirkan dirimu sendiri,"

"Mr. Haynsworth tidak akan bahagia jika melihatmu seperti ini," Sehun dengan pandangan kosongnya menatap nisan Abraham. Ia merasakan sakit yang sama. Abraham selalu mengajarinya ketika ia tidak bisa menangkap materi seperti siswa lain.

Yoona mengusap air matanya, "Apa kau tahu, bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang amat kau sayangi?"

"Ya. Ibuku," Yoona terdiam. Saat perang, yang ia tahu, ia adalah seorang yatim piatu. Abraham juga yatim piatu. Mereka berdua telah di takdirkan Tuhan untuk bertemu, "Beliau di bunuh ketika tentara Jerman menjajah tanahku. Ah, bukan. Tanah kita,"

Yoona tidak membantahnya, karena ia memang berasal dari Korea.

"Aku menyanyanginya. Seperti kau menyayangi Mr. Haynsworth. Tetapi, Mr. Haynsworth dan Ibuku orang yang berbeda. Mr. Haysworth menyelamatkanmu. Tetapi Ibuku, beliau melahirkanku. Aku menghormatinya sebagai satu-satunya orang tua yang aku punya. Ayahku? Beliau sudah meninggal saat berperang dengan Inggris. Aku menghormatinya. Tetapi kesedihan yang berlarut-larut, tidak akan membangkitkannya,"

short stories ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora