10. Promise

3.5K 405 6
                                    

Aku melihatnya dengan mata kepala sendiri. Bagaimana pria itu menanamkan taringnya pada kulit leher yang mulus dan putih seperti porselen milik wanita yang berada dalam pelukannya.

Dan saat ini...pria itu adalah kekasihku.

♔♔♔

Im Yoona, seorang mahasiswi tingkat akhir yang stress dengan tugas brengseknya. Ditambah lagi pikirannya semakin menumpuk saat seorang pria memaksanya untuk berkencan. Ya. Dia adalah Oh Sehun, pria yang dipergoki Yoona telah berburu darah seorang mahasiswi yang terkenal cantik di kampusnya.

Takut? Tentu Yoona takut. Wanita mana yang tidak takut dengan pria penghisap darah yang sewaktu-waktu bisa saja Sehun membunuhnya.

Yoona berjanji akan mengunci mulutnya. Ia akan berpura-pura tidak melihat Sehun berburu mangsa. Tetapi, tetap saja Sehun memaksanya agar Yoona berkencan dengannya.

'Oh, ini gila.', pikir Yoona.

Sebenarnya Sehun sudah lama menaruh hati pada Yoona. Wanita aneh ini sungguh diluar kata 'normal'. Bagaimana bisa ia tidak tertarik dengan kekayaan dan ketampanan yang Sehun miliki.

Disaat wanita lain meneriakkan namanya dan menjerit-jerit yang tentu saja dapat merusak telinga yang mendengar, Yoona malah tidak tertarik sama sekali. Bahkan memandang sebelah mata pun tidak ia lakukan.

Wanita yang gila akan cerita-cerita romansa karya Shakespeare. Bahkan Shakespeare ada kenalan Sehun beratus-ratus tahun yang lalu.

'Dia wanita yang gila, dan tentunya special.', batin Sehun.

Timing yang tepat saat Yoona melihat acara makan-nya. Dimana Sehun sedang menikmati darah primadona kampus yang bodoh.

Mengapa bodoh? Karena bagaimanapun wanita itu terkenal di kampusnya, bahkan kampus lain, otak sang primadona sangat tidak membanggakan.

Sehun tertarik pada otak yang dimiliki Im Yoona. Wanita kutu buku yang sering menggunakan kemeja panjang, rok yang panjangnya dibawah lutut, kacamata bulatnya yang terbilang kuno, dan tentu rambutnya yang diikat rendah.

Bagaimana bisa Sehun tertarik dengan wanita culun seperti Im Yoona? Ia menyukai pemikiran sahabatnya. Mendiang Shakespeare. Menurutnya pemikirannya melewati batas orang normal. Sehun menyukai pemikiran seperti mendiang sahabatnya, sehingga ia pun menyukai Yoona yang mencintai karya sahabatnya.

♔♔♔

Sehun menapaki setiap anak tangga dengan tujuan akhir adalah atap kampus. Tempat kesukaan kekasihnya. Im Yoona.

Yoona menyukai tempat sunyi, karena ia dapat mencerna apapun yang ia baca. Seperti saat ini, ia membaca buku Romeo Juliet yang sudah pasti semua orang tahu siapa pengarang buku dengan tragedi mengenaskan seperti itu. Bahkan Yoona sudah membaca buku itu berpuluh-puluh kali, hingga ia sedikit hafal kata bijak yang tertulis dalam buku itu.

Sehun memeluk Yoona dari belakang. "Yoona..."

Yoona terperanjat kaget mendapat pelukan yang tiba-tiba dari belakang karena memang ia tidak sepeka Sehun. Yoona adalah manusia.

"K-kau!! Jangan mengagetkan ku!!" Yoona membentak Sehun dan mengigit pergelangan tangan Sehun yang melingkari lehernya.

Sehun terkekeh melihat tingkah menggemaskan wanitanya. "Gigitlah sekuatmu. Kau tahu bukan bahwa gigitanmu seperti gigitan semut bagi vampire sepertiku? Akan ku anggap gigitanmu adalah tanda cinta darimu untukku."

Yoona melepaskan gigitannya. "Itu sungguh pernyataan yang menjijikan."

Sehun melepaskan pergelangan tangannya dari Yoona, ia berjalan mengitari kursi dan berakhir duduk disebelah wanitanya.

"Menjijikan? Mengapa rayuanku menjijikan dan kata-kata di buku itu tidak menjijikan?" Sehun menunjuk buku yang digenggam Yoona dengan dagu lancipnya.

"Tidak, untuk tuan Shakespeare. Itu hanya untukmu."

"Oh, sungguh beruntungnya sahabatku itu. Jika ia masih hidup, pasti ia akan mengejarmu."

Yoona mengerutkan alisnya. "Kau berkata seakan-akan kau berteman baik dengan tuan Shakespeare."

Sehun menghedikan bahunya. "Aku memang sahabatnya dari beratus-ratus yang lalu."

Kedua mata milik Yoona sukses membulat dan mulut yang sedikit terbuka.

"Kau tidak percaya? Itu terserah padamu." Sehun bangkit ingin meninggalkan Yoona tetapi sebuah tangan berjari lentik menahannya.

"K-kau? Dengan tuan Shakespeare??"

Sehun hanya mengangguk sebagai jawaban 'ya'.

"Ceritakan tentang beliau!!! Apa beliau tampan?? Apa beliau pintar?? Apa beliau kuliah?? Jika iya, apa jurusan apa yang beliau ambil??" nada antusiasme keluar dari bibir cherry dan matanya yang menunjukkan binar kesenangan.

"Kau ingin tahu?"

Yoona menganggukkan kepalanya cepat.

"Berikan aku ciuman."

Mata yang tadinya berbinar menjadi redup seketika. Gadis itu langsung memutar bola matanya malas. "Lupakan!"

"Baiklah jika itu mau mu." Sehun beranjak pergi.

Baru beberapa langkah, sebuah suara menginterupsinya untuk berhenti. "Hun!"

Sehun berbalik dan melihat Yoona berjalan mendekatinya. Diraihnya kerah kemeja Sehun dan dengan sedikit berjinjit, Yoona menempelkan bibir cherry-nya singkat pada bibir tebal milik pria penghisap darah itu.

"Ceritakan tentang tuan Shakespeare!"

Sehun menyeringai membuat Yoona sedikit takut. "Satu ciuman untuk satu pertanyaan yang akan ku jawab."

Yoona membulatkan matanya lagi. Tetapi ini dalam bentuk ingin protes. "APA??!!"

Gadis itu memijit pelipisnya pelan. Oh sungguh, Oh Sehun adalah vampire brengsek yang menyebalkan.

"Baiklah! Satu pertanyaan. Apa tuan Shakespeare tampan?"

Sehun terlihat sedang memikir keras. "Hmm...Aku lebih tampan darinya."

Yoona menendang tulang kering Sehun. "Itu bukan jawaban yang ku inginkan, sialan."

Yoona bergegas meninggalkan Sehun dengan emosi yang menumpuk pada dirinya.

"Terima kasih atas ciuman dan pujiannya, sayang. Aku mencintaimu." teriak Sehun.

Yoona menutup telinganya dan berlari kecil.

"Pria bodoh! Vampire brengsek! Sialan! Jika ada kesempatan bagus, akan ku gunakan untuk membunuhnya!!" umpat Yoona berkali-kali.

Sungguh gila memang percintaan antara vampire dengan manusia. Tidak seperti Belle dan Edward yang berakhir dengan Belle menjadi vampire. Sehun akan berjanji tidak melakukan kesalahan seperti yang Edward lakukan pada Belle.

Sehun berjanji.

short stories ✔Where stories live. Discover now