Chapter 21 : Ada Apa Dengannya?

191K 9.7K 730
                                    

Raka sedari tadi tidak fokus menulis, pikirannya selalu melayang kepada Alana. Sedang apa gadis itu sekarang? Apa dia sekarang sedang tertidur di kelas? Kata Aldiano sepupu Raka yang sekelas dengan Alana, gadis itu sangat suka tertidur di kelas.

"Aduh, gue ini kenapa kepikiran terus sih?" Tanya Raka kepada dirinya sendiri lalu memukul kepalanya pelan dan kembali menulis.

Namun, langkahnya tertahan, senyumnya mengembang saat dia membayangkan wajah Alana yang sekarang sedang ngambek kepadanya, sangat lucu dan ingin sekali Raka mencubit kedua pipinya yang agak gembul itu.

"Kenapa mikirin dia aja udah buat gue seneng? Apa karena gue suka sama dia?" Raka terdiam beberapa detik akibat ucapannya sendiri.

Lalu kemudian dia menggeleng pelan, "Haha, ini kan cuma kasih sayang sebagai sahabat. Nggak akan lebih." Raka mengangguk pasti, ini hanya perasaan sebatas teman, tidak akan lebih. Ya. Mulutnya mengatakan itu, tapi tidak pada hatinya.

***

Alana merasakan lututnya melemas saat dia melihat Sasa yang sekarang sedang berdiri di hadapannya sambil melipat kedua tangannya di dada, menatap Alana dengan tajam dan penuh keangkuhan.

"Liat, gue sama lo Cantikan siapa sih?"  Tanya Sasa.

Alana tidak menjawab. "Nggak ada yang jelek di dunia ini."  Jawab Alana pada akhirnya.

Kini perasaan Sasa melunak, dia tidak mungkin berbuat kasar kepada Alana, karena dia seorang wanita dan dia masih memiliki hati. "Al, jujur gue mau langsung ngomong aja sama lo."

Alana mengangkat wajahnya dan melihat Sasa yang sedang memasang wajah setengah memohon kepadanya. "Lo benci gue?" Tanya Alana.

"Ya," Jawab Sasa dengan mantap.

"Tapi, gue mohon sama lo Alana, tolong jauhin Kak Raka, gue tuh naksir berat sama dia Al, lo kan mantan sahabat gue."

"Mantan sahabat? Disini nggak ada yang namanya namanya mantan sahabat!" Ujar Alana setengah berteriak, dia tidak suka jika ada seseorang yang mengatakan itu.

"Sampai kapanpun gue nggak akan jauh dari Kak Raka!" Jawab Alana dengan lantang. Ada keraguan di dalam ucapannya itu, dia tidak bisa membiarkan Sasa sakit hati karena dia terus-terusan mendekati Raka.

"Lo nggak mau kan ngeliat gue sakit hati? Lan, gue cinta sama dia dari dulu. Dari gue SD Lan,"

"Gue cinta sama Kak Raka, jadi gue minta tolong, jauhin Kak Raka dan biarin dia deket sama gue, biarin dia bisa suka sama gue tanpa ada lo di dalamnya." Tanya Sasa kali ini dia benar-benar memohon. Akana menatapnya iba, dia bimbang.

Di satu sisi dia sangat sayang kepada Sasa, dan satu sisi yang lain dia tidak bisa menjauhi Raka.

"Alana." Panggil Sasa.

Harus bagaimana?

"Sa," Alana memegang kedua pundak Sasa lalu kemudian dia tersenyum manis. "Gue akan ngalah dan jauhin Raka,"

***

Niatnya, istirahat kedua ini Raka ingin menemui Alana dan memberikannya makanan yang sedari tadi sudah dia beli, tapi anak itu tidak ada dimana-mana, di kelas, di kantin, di perpustakaan, dimanapun Raka tidak menemukannya.

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang