Chapter 42 : Kenapa Rasanya Sesakit Ini?

163K 7.9K 1.1K
                                    

Alana masuk ke dalam kamarnya sambil menahan tangis, dia mengigit bibir bahwanya kuat-kuat. Sekuat tenaga tadi Alana menahan tangis saat berhadapan dengan Mama nya, dia tidak mau membuat mamanya bersedih karena tau anaknya menangis. Alana mengunci pintu kamarnya lalu melangkah pelan menuju tempat tidurnya, menghempaskan tubuhnya lalu memeluk bantal. 

"Kenapa kayak gini?" Alana menutup wajahnya dengan guling, lalu kemudian dia menangis sekencang mungkin.

Sedangkan, Raka melamun di meja belajarnya sambil terus memikirkan bagaimana kondisi Alana saat ini? Apakah gadis itu baik-baik saja? Raka menghela nafas panjang, dia bersandar di kursi lalu menatap langit-langit , lalu memejamkan matanya, berharap saat dia membuka mata semua masalah akan lenyap dari kepalanya.

Namun, saat dia membuka mata laki-laki itu masih memikirkan dua gadis yang terus berputar-putar di kepalanya. Raka melihat pergelangan tangan kanannya. Gelang berwarna hitam dengan liontin bulat dengan tulisan 'LO' melingkar cantik di pergelangan tangan Raka.

Gelang ini pemberian dari Alana, pemberian gadis itu ketika mereka tidak terlalu dekat seperti sekarang, masih awal-awal mengenal. Alana gadis kedua yang membuatnya jatuh hati selain Audi, dia yang membuat Raka semakin semangat hidup karena ada dukungan dari Alana saat dia masih bermusuhan dengan kakaknya dan juga dengan ayahnya.

"Move on Raka, cinta pertama lo udah ada di depan mata." Raka bergumam lalu kemudian mengusap gelang itu pelan dan memegang kaitan gelang itu, melepaskan kaitannya dan mengambil kotak kecil di atas meja lalu memasukkan gelang itu kesana. 

Raka ragu, apakah ini pantas dibuang? Raka menutup kotak kecil itu lalu berjalan ke pojok kamarnya yang terdapat sebuah kardus besar yang sengaja dia taruh untuk barang-barang tidak kepakai. Raka menaruh kotak kecil berisi gelang pemberian Alana di kardus besar itu.

"Selamat tinggal." Raka menutup kardus itu lalu memberinya lakban yang banyak. Dan mengangkut kardus itu, membawanya ke gudang.

"Itu apa Ka? Barang nggak kepakai?" Tanya Devan melihat Raka turun dari tangga sambil membawa kardus besar. Raka mengangguk lalu turun ke bawah. "Aku taruh gudang yah Pah." Devan mengangguk lalu Raka segera menuju ke gudang.

***

Chandra melihat rumah besar yang ada di hadapannya dengan tatapan dingin, dia ingin masuk ke dalam, namun dia tidak berani. Karena di dalamnya ada seseorang yang ganas melebihi hewan Singa dan Harimau. Di dalam rumah itu ada sepasang pasutri yang sibuk berkerja sampai-sampai tidak memperhatikan anaknya.

Chandra tersenyum tipis saat mengingat keluarganya sudah tidak baik.
Chandra berbalik, memilih pergi sebelum ada yang tau bahwa tuan muda rumah yang sudah hampir setahun tidak pulang ke rumah ada di sekitar rumahnya, memandangnya dari kejauhan.
Dia pergi ke tempat yang sering sekali dia kunjungi dikala dia sedang dalam kondisi yang tidak baik, Chandra datang ke sebuah klub malam, dia sering kesana untuk main dan mencuci mata, menenangkan segala pikirannya.

Kehidupan bebas sudah melekat di dalam diri Chandra, jangan salahkan dirinya sendiri, salahkan orangtuanya yang tidak memperhatikannya hingga dia masuk ke dalam hidup pergaulan bebas. Merokok, mabuk-mabukkan atau menggoda gadis gadis cantik di klub ini.

"Mau nari sama gue?" Seorang gadis cantik menwarkan diri, Chandra meneliti gadis itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Gadis berambut pirang bertubuh bagus dan juga memakai baju yang kurang bahan. Oke, Chandra tersenyum.

Pengagum RahasiaKde žijí příběhy. Začni objevovat