16

55K 13.2K 1.1K
                                    

"Apa? Hilang?!"





Ini pertama kalinya setelah berbulan-bulan Mark berbicara lagi dengan Esther, tapi justru karena mereka terlibat pertengkaran.

Esther menggigiti kukunya dengan panik, sementara Mark mematung antara takut pada amukan Esther, merasa bersalah, dan teringat pada Herin kemarin ㅡkenapa sih cewek suka menggigiti kuku saat panik?

"Kok bisa sih, Murgly?!" tanya Esther dengan mata terpejam untuk menahan kesabaran.

Ada desiran aneh yang Mark rasakan saat mendengar nama panggilannya sendiri. Setelah sekian lama, dia rindu.

Tapi ini bukan waktu yang tepat.

"Nggak tau," jawab Mark pasrah. "Aku lagi kacau banget. Sorry."

"Tapi kanㅡ aduh, ada-ada aja sih," keluh Esther.

Mereka bertemu diam-diam di kelas kosong, serahasia mungkin. Walaupun Mark sebernarnya sudah tidak terlalu peduli, masalah ini jauh lebih penting.

"Karena cuma kamu yang tau tentang ini, jadi kamu harus bantu cari," kata Mark.

Esther menarik nafas dalam-dalam. "Ada apa aja di pouch itu selain time turner?"

"Uang 20 ₩ sama handphone," jawab Mark lesu. "Bisa mati kalo handphone itu ditemuin orang."

"Kenapa? Banyak video mesum ya?" tuduh Esther.

"Ya bukan, bodoh," Mark berkilah. "Foto-foto sama mantan belum dihapusin. Chatroom juga isinya rahasia semua ㅡOMFG!"

Esther berdecak, menaruh tangan di jidat sambil bersandar di dinding.
"Aduh, bikin pusing aja. Sekarang gimana dong?!"

"No idea," Mark menggeleng.

"Lagian lemah banget masa jadi cowok diputusin doang aja langsung gini?" omel Esther.

Bagaimanapun, Mark merasa tersinggung. Okeㅡ memang salahnya menghilangkan kotak musik itu, tapi kan tidak sengaja.

Sometimes it's ok not to be ok, right?


"Masalahku bukan cuma itu, asal tau aja," Mark menjawab ketus. "Aku cuma ngerasa kamu harus tau aja karena cuma kamu yang tau tentang benda itu. Kalo nggak mau bantu cari ya udah, nggak usah sok tau."

Esther terkejut.

Selama ini Mark sering jahil dan menyebalkan, tapi tidak pernah seketus ini.
Diam-diam Esther merasa bersalah, mungkin dia memang keterlaluan tadi.

"Sorry, Mark. Akuㅡ"

"It's ok. My problem, not yours," jawab Mark datar sebelum berbalik untuk pergi dari situ.

Langkah kaki Mark bergema di kelas yang kosong, di luar sama sepinya. Dengan hati gundah Mark membuka pintu geser dengan kasar.

"Mark, tunggu. Akuㅡ"

Mark tidak menghiraukan panggilan Esther, tapi saat sebelah kakinya keluar dari kelas ada bunyi benturan cukup keras di belakangnya.







BRUKKK






"Mark Lee," panggil Esther lemah.

"Esther!" Mark berlari panik saat melihat Esther sudah ambruk di tanah dengan tangan terulur ke arahnya.

Sebelah tangan Esther meremas seragamnya di dada kiri ㅡekspresinya seperti kesulitan bernafas.

"Kamu kenapa?!" tanya Mark panik. Ia menyangga punggung Esther supaya tetap tegak.

Esther tidak menjawab, tangannya susah payah meraba saku roknya. Ia mengeluarkan tabung kecil berisi tablet-tablet.
Mark menyambar tabung itu lalu mengeluarkan isinya, tanpa menunggu lama memasukkan obat itu ke mulut Esther.

Seumur hidup Mark belum pernah menghadapi situasi semacam ini, tangannya tremor karena ketakutan. Tapi ia masih menyangga Esther yang nafasnya mulai teratur lagi walaupun matanya terpejam.
Wajah Esther yang sudah pucat tampak semakin pucat, Mark menyeka keringat dingin di kening dan pipi Esther dengan ujung lengan bajunya.

Apa seharusnya telepon rumah sakit saja?

Tapi Esther sudah tampak agak baikan, walaupun tubuhnya dingin dan nafasnya pendek-pendek.

Dengan inisiatifnya sendiri Mark membuka kancing blazer Esther supaya ia bisa bernafas lebih lancar. Setelah ini ia berniat mencari bantuan di UKS sekolah atau ruang PMR.

Harus tetap tenang, Mark mensugesti dirinya sendiri.
Tangannya bergetar saat membuka satu persatu kancing blazer kuning SOPA.

Gerakan Mark terhenti saat blazer Esther tersingkap ke samping dan menampakkan sesuatu yang aneh.
Ada benda kotak kecil yang menyembul dibalik seragam putih Esther, menempel di atas dada kirinya dan mengeluarkan bunyi pip pip pelan beraturan.

Ingin rasanya Mark membuka seragam Esther untuk melihat benda apa itu ㅡtapi itu terlalu kurang ajar. Jadi Mark hanya bisa bertanya-tanya;







Benda apa itu sebenarnya?
.
.
.
.
.
ㅡtbc

Backup ; mark lee ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang