27

70.9K 13.8K 3.7K
                                    

Dua hilang, satu kembali.








Seumur hidupnya Mark tidak pernah menyangka akan menghadiri dua pemakaman dalam satu hari.






Pagi ini dorm heboh karena secara sembunyi-sembunyi orang tua Jaemin memberi tahu teman-teman terdekat Jaemin sebuah kabar yang sangat mengejutkan. Setelah sekitar satu tahun lamanya, akhirnya Jaemin kembali ㅡsekarang ada di rumah sakit.

Tapi di saat yang sama mereka mengabarkan kematian Na Jaeyoon ㅡsaudara kembar Jaemin. Dan saat rasa terkejut Mark belum habis, kabar buruk lain sudah mencambuknya.










Choi Esther meninggal.









Sebenarnya itu bukan hal yang mengagetkan. Sehari sebelumnya Esther menelepon, dia bilang ia merasa waktunya sudah dekat.
Tapi ia melarang Mark datang menemuinya, Esther bilang ia ingin menghabiskan saat-saat terakhirnya bersama keluarganya saja. Mark mengerti, ia menghargai keputusan Esther.

But still, Mark sangat terpukul saat mendengar kakak Esther meneleponnya dan mengabarkan kalau Esther sudah pergi untuk selamanya.










Hari ini, untuk kedua kalinya Mark memberikan penghormatan terakhir di depan foto yang dibingkai karangan bunga gerbera putih. Tadi ia bersama NCT yang lain sudah bersama-sama ke pemakaman Jaeyoon.

Dan sekarang, ia mundur tiga jam ke belakang dan pergi ke pemakaman Choi Esther ㅡsendirian.




Perasaan Mark tidak karuan melihat Esther tersenyum kaku dalam bingkai bunga putih. Mark sudah berjanji tidak akan menangis di pemakaman Esther, dia hanya tersenyum tegar melihat keluarga Esther begitu tenang dalam suasana berduka sekalipun.
Tidak ada ratapan seperti pemakaman pada umumnya, tidak ada yang menangis baik kedua orang tua Esther, kakak ataupun adiknya. Mata mereka sembab, tapi mereka tersenyum pada setiap pelayat yang datang ㅡjumlahnya tidak banyak.

Makanya, Mark berusaha tidak menangis di altar Esther padahal hatinya terasa begitu sesak.






"Jajangmyeon-ssi," Eri, kakak Esther, menegur Mark saat ia baru saja selesai mengucapkan bela sungkawa pada orang tua Esther. "Maaf, saya nggak tau nama kamu."

"Minhyung. Saya Lee Minhyung," kata Mark.

"Ah, Minhyung-ssi ," Eri tersenyum simpul. "Ini, ada titipan dari Esther."

"Titipan?"

Eri merogoh saku kecil di chima hanbok hitamnya, lalu mengeluarkan sebuah amplop oranye.
"Ini," ia menyodorkan amplop yang terlipat menjadi dua itu kepada Mark. "Esther bilang ini khusus buat jajangㅡ eh, maksudnya Minhyung-ssi."

Jantung Mark berdebar saat meraih amplop itu dengan tangannya.
"Ah, makasih, noona."

"Sama-sama," Eri tersenyum ㅡmirip sekali dengan Esther. "Saya nggak tau ternyata hubungan kalian cukup dekat."

Mark tersenyum sedih.
"Iya, Esther teman yang baik. Sekali lagi saya ikut berduka cita."

"Terima kasih, Minhyung-ssi. Terima kasih juga udah mau berteman sama Esther ㅡdia jarang gampang akrab sama orang lain sejak sakit..." ucap Eri dengan mata berkaca-kaca.

"Sama-sama, noona," jawab Mark. "Ng... saya pamit dulu."

"Iya," Eri menepuk pundak Mark. "Hati-hati di jalan."

Mark meninggalkan pemakaman.
Ia mengejar waktu supaya bisa sampai di toilet rumah sakit tepat waktu saat Mark lain menghilang ke masa lalu. Yang lain sudah di rumah sakit untuk menjenguk Jaemin.

Backup ; mark lee ✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang