V. Kebiasaan

197 35 5
                                    

Selesai berjalan-jalan dengan Adel siang itu, akhirnya pada sore hari mereka memutuskan untuk pulang.


Adel dengan santai memakai helm berwarna biru muda miliknya, sementara Johan memakai helm rider berwarna hitam.  Keduanya naik ke atas motor sport putih milik Johan.  Sesekali ketika mereka berhenti di lampu merah, Adel bermain dengan ponytail Johan yang menyembul keluar dari helmnya.

Sampai di kediaman Adel, Johan membantu gadis itu melepas pelindung kepalanya.  "Aku aja yang bawa," ujar Adel begitu Johan baru saja akan mengaitkan helm ke stang motornya.

"Nggak masuk dulu?" tawar Adel.  Pria di depannya menggeleng.

"Harus balik ke kantor sebentar.  Aku lupa seharusnya hari ini ada kelas pelatihan buat karyawan."  Suara pria itu terdengar samar-samar karena helm yang menutupi seluruh wajahnya kecuali bagian sekitar mata.  Sang kekasih langsung memukul bahu Johan yang berbalut jaket kulit berwarna hitam.

"Tuh kan!  Harusnya make sure jadwal dulu... Mas pasti nanti dimarahin," melihat pacarnya yang terlihat kesal, Johan justru tertawa karena Adel terlihat sangat menggemaskan di matanya.  Johan memang bukan tipe orang yang hobi melanggar peraturan, tapi dia pasti akan selalu bisa mencari alasan mengelak karena memiliki kemampuan berbicara yang handal.

"Titip salam buat Tante ya," ujar Johan.  Adel yang masih kesal karena aksi 'membolos' pacarnya hanya menjawab dengan gumaman singkat.

"Del, sini deh." dengan gestur tangan Johan, gadis itu mendekat.  Tiba-tiba, Johan mengangkat helmnya dan melayangkan ciuman ke dahi sang perempuan.  Tanpa peduli Adel yang masih mematung karena kaget, pria itu langsung menarik gas dan pergi tanpa mengucapkan apa pun.

"Dasar," Adel memegang dahinya yang masih hangat akibat pendaratan kedua bibir Johan.  Ia merutuki kebiasaan sang pacar.  Kebiasaan yang baru dilakukan selama setengah tahun terakhir.

Johan adalah orang yang menghormati wanita.  Ia baru berani melakukan kontak fisik dengan Adel ketika mereka sudah dalam tahap serius dan berkomitmen dalam menjalin hubungan.  Tidak heran ia menjadi pria andalan kesayangan keluarga dan sahabat-sahabatnya.  Tapi terlebih dari semua itu, Adel bangga karena diperlakukan spesial.

Ketika ia memikirkan awal hubungannya dengan Johan terbentuk, ia hanya bisa tersipu malu.  They have come a long way.

Dieratkannya pelukannya pada kantong plastik yang memuat hadiah untuk Dino.

Makasih, Dino!  Batin Adel.  Kalau bukan karena kontribusi Dino, mungkin Johan dan Adel hanya sekedar orang asing yang kebetulan belajar di kampus yang sama saja.







Saya berencana membongkar peran Dino di sini hohohoho nanti di chapter berikutnya.


Anyway, bikin short story kaya gini seru juga ya?  Lebih rileks rasanya.  Keseringan bikin chapter panjang macam Dewangga soalnya lol.

Calon [Jeonghan Fanfiction]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora