Prolog

4K 232 10
                                    

Wanita paruh baya dengan apron merah muda yang melingkar di pinggang dan segelas air di tangan kirinya membuka pintu kamar dengan kesal. "Kang Seulgi! Ayo bangun, kamu tuh males banget! Nurunin siapa sih males kaya gini? Dulu tuh mama sama papa kamu rajin, gak pernah telat masuk sekolah kaya kamu."

"Duh, iya mah. Lima menit lagi." Dengan setengah sadar, Seulgi membalas perkataan membosakan yang selalu keluar dari mulut ibunya, kemudian menarik selimutnya dan kembali ke dunia mimpi yang sempat terganggu sebelumnya.

"Ck. Seulgi, kamu bangun sekarang atau kamu mau mama siram?"

Tak ada jawaban atas perkataannya. Wanita paruh baya tersebut, Yoona, menyiprakan air dari gelas yang di bawanya ke wajah sang anak yang begitu malas.

"HAH!" Tersentak dalam tidurnya kemudian terbangun dalam keadaan basah. "ah! mamaaaa1"

Yoona yang mendengar anaknya merengek hanya bisa menggeleng dan berusaha memaklumi prilaku anak gadisnya ini.

"Mama tuh ga berprikemanusiaan. Tega-teganya mana nyipratin air ke anaknya sendiri yang begitu cantik bagai bidadari turun dari langit. "

"Bidadari yang turun dari langit mana ada yang males kaya kamu. Udah gede masih aja ga bisa ngurus diri sendiri, gimana kalo kamu nanti nikah terus suam-"

"Stop mah. Aku tuh bosen banget tiap pagi mama ngomongnya kalo aku ga kaya mama papa lah, bawa-bawa suami lagi," bantahnya. Seulgi memotong perkataan sang ibu yang selalu membuat dirinya merasa sedikit kesal.

"Terserah kamu aja. Tuh liat jam, kamu udah telat, cepat mandi sana!"

"ANJING!"

"SEULGI MULUTNYA MAU MAMA CABEIN HAH?!"

🌙marriedwithenemy

10 menit cukup bagi Seulgi untuk menyiapkan semua kebutuhannya di sekolah. Ia kemudian menyisir rambut sebahunya, memakai bb cream kemudian powder, lip balm tint, dan blush on choral. Berkaca sekali lagi memastikan penampilannya yang sudah dirasa baik.

"Duh Seulgi, kamu tuh anaknya siapa sih kok gak mirip sama mama Yoona dan papa Siwon. Ngaku kamu tuh keturunan bidadari dari mana?"

"SEULGI CEPETAN." teriakan melengking sang ibu kembali menusuk gendang telinganya.

"IYA MAAH."

Menggendong tas ransel berwarna navy miliknya lalu berlari menuruni tangga. Memeluk sang ibu dari belakang yang sibuk mencuci piring.

"Seulgi berangkat ma." Ia mengambil sepotng roti di atas meja kemudian berlari meninggalkan rumah.

"Hati hati sayang!"

"Iya maaah."

Berdiri di halte bus dengan gelisah, tak jarang menggigit bibir bawahnya. "Anjir lama banget dah, ga tau gue telat apa?" Cibirnya.

Kakinya menghentak hentak aspal tanda kesal. Melihat arloji di pergelangan tangannya yang sudah menunjukan 6.50, sepuluh menit lagi pintu gerbang sekolah akan segera ditutup membuat dirinya semakin gelisah.


"Tuh dia! Tuh dia!"

Penuh semangat saat melihat bus biru dari ujung jalan, Seulgi masih bersabar menunggu bus tersebut berhenti di depannya. Beberapa orang keluar dari dalam bus dan bergantian dengan Seulgi yang masuk kedalam sana. Berdiri memegang pegangan pada bus karna tidak mendapatkan bangku untuknya duduk.

🌙marriedwithenemy

Berlari dari halte bus menuju sekolahnya yang sebentar lagi akan menutup gerbang nerakanya, tak lagi memikirkan rambutnya yang kini sudah tidak karuan. Hanya satu yang terputar di otaknya, JANGAN SAMPAI IA TELAT LAGI!

"Pak Asep! Tunggu pak! Jangan ditutup dulu!"

BRAK

Tanpa rasa iba ke Seulgi yang udah lari-lari, pak Asep, satpam sekolah ternyebelin sepanjang masa, nutup pintu gerbang.

"PAK! ELAH! Sekali ini doang pak."

"Sekali-sekali! nanti keterusan. Tunggu aja selesai Upacara."

Seulgi menghela nafas malas, menyandarkan dirinya ke tembok sekolah sampai seorang wanita tua dengan seragam guru melewatinya. Itu bu Rus, guru ter-nyebelin dan ter-gajelas sepanjang sejarah, dia yang sangat menymbah-nyembah kata disiplin kini terlambat.

Cuih, menyebalkan.

"Kang Seulgi kelas 12-A. Sang putri sekolah ini telat lagi ternyata" Ucap nya sambil menekan kata putri dan kini menatap Seulgi menyelidik.

'Dasar gak tau diri , ck' cibir Seulgi dalam hati.

Ingin sekali rasanya Seulgi mengucapkan itu dengan keras di depan wajah menyebalkannya dengan kacamata merah cabenya itu .Tapi apa boleh buat, ia juga tau diri lagipula dia tidak ingin pulang malam karna membersihkan Wc. Seorang putri sekolah ini membersihkan Wc? Ayolah itu sama sekali tidak lucu.

Bu Rus kembali berjalan meninggalkan Seulgi, menghampiri pak Asep dan memintanya membuka pintu neraka itu. Sialan, dengan mudahnya ia masuk ke dalam sekolah padahal jelas-jelas si Rus itu datang lebih lama darinya.

Dengan kesal, Seulgi berkata cukup keras "Apaan tuh disiplin? Hah? Memberikan sanksi kepada seluruh warga sekolah yang melanggar aturan? HALAH BULLSHIT!"

Sengaja biar si Rus sama si Asep denger, kalo bisa satu sekolah denger sekalian. Huh! Anjing lah! Mood dia langsung rusak gara gara dua orang ter-nyebelin itu.

Kini Seulgi hanya dapat pasrah sambil menunggu pintu gerbang neraka itu terbuka. Ia mendaratkan bokong indahnya di kursi panjang yang berada di dekat nya. Tanpa Ia sadari seorang laki-laki duduk dipinggir kursi yang Seulgi duduki, laki-laki itu melihat Seulgi dari ujung kepala hingga kaki. Awalnya Ia tersenyum manis tapi senyum manis nya itu perlahan berubah menjadi smirk andalannya.

"Woahh mimpi apa gue semalem? Pagi-pagi gini udah ngeliat putri sekolah."

Seulgi membulatkan matanya, langsung berdiri tegak dari duduknya. Ia hapal sekali suara yang khas itu, suara yang selalu di kicaukan seorang laki-laki pendek dan mesum yang selalu menggagu hidupnya itu.

"Terlambat juga nona?"

"Terlambat juga nona?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Married With Enemy ✔Where stories live. Discover now