twelve

1.1K 122 2
                                    

-Seulgi pov-

Sekarang di kelas terasa sunyi. Di depan sana guru Jung tengah sibuk mencoret papan tulis dengan angka-angka yang nampak buram di mataku.

Sepi.

Kelas XI A seperti pemakaman sekarang, bahkan guru Jung juga terheran-heran. Beberapa siswa tampak tidur. Para siswi yang biasanya menggosip pun diam. Tentu saja karna tidak ada biang kerok di kelas ini.

Chanyeol dan Jimin.

Chanyeol tadi bilang padaku dia ingin mengantar Wendy, sejak itu dia tidak kembali lagi ke sekolah.

Jimin?

Dia tak muncul lagi sejak tadi.

Wendy yang biasanya berisik di sampingku pun sekarang tidak ada.

Aku hanya terdiam sambil mencatat beberapa materi di papan tulis. Membosankan. Saat aku sedang menulis beberapa rumus di papan tiba-tiba terdengar suara pintu di ketuk. Otomatis semua manusia di kelas ini pun menengok.

Dia itu... Jin sunbae.

Semua siswi langsung ribut sendiri ketika melihat laki laki tampan itu. Aku terheran ada gerangan apa membuatnya datang ke kelasku.

"Permisi. Saya kesini mencari Kang Seulgi. Dia di cari oleh guru Han"

Aku langsung menoleh kearah Jin sunbae. Guru Han? aku tak punya masalah dengannya kecuali... tadi.

Akhirnya guru Jung menyuruhku untuk menemui guru Han. Aku lekas pergi keluar dari kelas. Ku pikir Jin sunbae sudah pergi kekelasnya tapi dia malah menarikku saat aku ingin keruang guru.

"Kenapa sunbae?" tanyaku ragu.

"Lo gak di panggil sama guru Han. Gue kesini cuma minta lo tanggung jawab" ucapnya.

"Hah?! Tanggung jawab apaan? Gue ga pernah ngehamilin anak orang" aku makin heran di buatnya.

"Lo gak ngerasa bersalah? Abis Jimin nolongin lo dari si cabe cabean, Yeri? Baju dia jadi basah kuyup gara gara nolongin lo" Aku hanya diam tak sanggup berkata.

"Sekarang dia ada rooftop cepet lo susul dia. Gue yakin dia gak mau turun kalo bukan lo yang nyuruh" ucap Jin sunbae yang sudah pergi begitu saja sebelum aku membalas ucapannya.

Aku masih diam. Aku bingung harus kesana atau tidak. Lagipula apa Jimin akan senang jika aku ke rooftop, sedari tadi pagi dia selalu mengacuhkanku. Akhirnya aku memutuskan pergi ke rooftop, tapi sebelum kesana aku pergi ke loker dulu untuk mengambil suatu barang,

Seragam Jimin.

Sebenarnya aku ingin mengembalikan seragamnya tadi pagi, tapi melihat dia yang mengacuhkanku membuatku sungkan. Setelah mengambil seragamnya aku melangkahkan kaki menuju rooftop. Menaiki satu-persatu anak tangga.

Akhirnya sampai. Angin bertiup kencang sekali rambutku yang terurai pun bergerak mengikuti alur angin. Disini sangat tenang, walau ini bukan pertama aku kesini tapi sudah lama juga sejak waktu itu.

"Ngapain lo di sini?" tanya seorang laki laki dengan nada dingin.

Aku langsung menoleh kearahnya. Aku membulatkan mata saat melihat Jimin duduk di pinggiran tembok rooftop dengan seragam basah dan tidak tertata rapi. Sangat khas gaya seorang badboy. Tapi bukan itu yang aku permasalahkan. Masalahnya itu benda panjang yang terselip di antara jari tengah dan telunjuknya.

Rokok? sejak kapan Jimin merokok? batinku. Aku baru tau hal ini dan ini sangat mengejutkan bagiku.

"Woi! Jangan bengong! Kesambet(?) mampus lo" sentaknya. Aku hanya berdehem untuk menetralkan keterkejutanku.

Married With Enemy ✔Where stories live. Discover now