BAB I - The Map that Taken You

305 16 0
                                    

"Adanya fenomena ini menciptakan sebuah ilusi yang membuat persepsi seolah-olah benda padat itu merupakan kenyataan, padahal sebenarnya ... "

Suara datar lelaki dengan pakaian bermotif garis-garis kecokelatan itu menggema di ruang kelas. Guru berparaskan tampan bak malaikat menurut teman sekelasku itu sedang menunjukkan layar power pointnya yang super klasik tanpa pernak pernik. Gambar jenis-jenis atom berdasarkan penjelasannya barusan benar-benar tertera lengkap, teratur, dan panjang. Tidak ada sesi istirahat dalam pelajarannya. Dan jika ada seseorang yang tidak memperhatikan pelajarannya ...

"Amanda Grisela, sejak kapan papan tulis berada di belakang?"

Itu yang akan terjadi ... entah apa dan bagaimana caranya guru fisika yang sering dipanggil dengan Cart-sensei itu bisa menghafal nama seluruh anak di kelas padahal waktu itu baru pertemuan kedua kelasnya. Selain itu Cart-sensei juga menghafal jenis tulisan masing-masing siswa yang membuat buku tak bernama langsung bernama dengan benar.

"Athalia Kyourin. Belajarlah untuk fokus di kelas." Cart-sensei menatap mataku mengantimidasi, tanpa tahu apa kesalahanku aku hanya bisa menjawab "Baik" untuk menyelesaikan permasalahannya.

Setelah keadaan hening dan tenang, Cart-sensei melanjutkan pelajarannya.

Satu jam kemudian ...

"Adanya perbedaan dominan pada fisika klasik dan fisik modern ini menciptakan dua pemikiran berbeda yang... "

Saat Cart-sensei sang guru fisika itu panjang berceloteh aku hanya bisa berwajah merenung. Prihatin pada diri sendiri yang tidak mengerti dengan pembahasannya. Kyoko sahabatku bahkan sudah tertidur pulas. Entah mimpinya sudah sampai ke mana. Aku tidak tega kalau harus membangunkannya.

Dan lagi tak hanya Kyoko yang ambruk. Bella, Tyana, dan beberapa orang lainnya juga sedang belajar di dunia kapuk. Beberapa yang masih bertahan termasuk diriku terus-terusan menguap menahan rasa kantuk. Andai aku punya kekuatan mempercepat waktu, aku ingin waktu cepat berjalan saja saat ini.

"Cart, rapat hampir dimulai." suara wanita agak tua muncul dari balik pintu membuat Cart-sensei menghentikan penjelasannya dan bahkan menutup power pointnya.

"Baik, saya segera kesana."

Aku bersorak di dalam hati, terimakasih kepada para peri yang membuat rapat terjadi. Ah, abaikan saja perkataanku barusan.

Cart-sensei membawa tasnya lalu berujar, "Masih ada beberapa puluh menit sebelum pelajaran berakhir. Tugas kalian mengumpulkan pembahasan kuantum yang lebih rinci dibandingkan hasil powerpoint tadi. Baik, kita akhiri pelajaran hari ini." Cart-sensei keluar membuat kami menghela nafas lega.

Terdapat salah satu peraturan dari Cart-sensei, yang isinya : Tugas harus dikumpul satu hari setelah pemberian. Itu artinya besok. Tidak peduli sebanyak apapun tugas itu.

"Hoammm... cari ya Rin tugasnya... " Kyoko menguap, lalu kembali tidur lagi.

Tanpa diminta pun, sudah pasti kulakukan. Siapa yang tahu pikiran Cart-sensei, bisa saja guru fisika itu meminta tugasnya saat jam istirahat nanti. Seperti kelakuannya waktu itu yang membuat kami sukses mendapat nol besar karena tidak seorangpun yang mengerjakannya.

Kuantum, kuantum, ah ini dia, fisika kuantum.

Berbeda dengan orang-orang yang langsung membuka blog teratas. Aku justru bertindak sebaliknya, tepatnya membuka blog paling akhir. Judul blog itu memang agak aneh "Peta Kuantum", dikarenakan kata peta yang menarik, kuputuskan untuk membuka blog itu.

Cara memuat blog itu agak aneh, layarnya berwarna emas kepingan daun yang berguguran. Setelah selesai, layar ponselku berubah menjadi dua tirai yang terbuka. Aku tidak bisa membukanya. Beberapa menit aku butuh waktu hingga berhasil melepaskan tirai emas itu sampai isi blog nya terlihat. Dan ... tidak terlihat tulisan apapun di sana, hanya terdapat satu peta buta yang kuyakini merupakan area sekitar rumahku. Hanya terdapat dua kata pada peta itu, "Dunia Sihir".

The SorcheressWhere stories live. Discover now