BAB V - The Lover Garden

73 10 0
                                    

Aku tidak tahu bagaimana situasi ini terjadi, kurasa di dunia nyata aku bukan pencari masalah yang baik.

"Kau siapa?"

Gadis dengan rambut ungu gelap membuka suaranya, dari wajahnya yang acuh tak acuh itu terlihat jelas kalau dia malas meladeniku, tapi menurut pendapatku dia memiliki wajah yang tergolong cantik jika tersenyum. Itu benar-benar mirip seseorang yang kukenal.

"Kau tuli ya? Kau ini siapa?" dia mengulang dengan nada lebih tinggi. "Aku tidak merasakan kekuatan Spair darimu." lanjutnya lagi.

Tuli? Jika aku tuli jelas aku tidak menengok ketika dia memanggilku dengan suara tinggi.

"Aku rasa kau kurang sopan bertanya padaku."

"Hah? Kau masih peduli dengan sopan santun!" gadis dengan rambut ungu sepinggang itu mendorongku. "Dengar ya, ini bukan dunia nyata seperti yang kamu tahu! Sudahlah membuang waktuku saja." dia berlalu pergi dengan wajah marahnya.

Apa-apaan dengan sikapnya itu!

"Ah, mewakilinya aku minta maaf padamu." kali ini dari belakangku terdengar suara lelaki yang lembut dia memiliki warna mata kecokelatan dan rambut acak-acakan, berbeda dengan suaranya yang lembut seperti perempuan.

Dan dia mengatakan sial Phylla, mungkin Phylla yang dimaksudnya tadi adalah gadis menyebalkan yang barusan menanyaiku. "Aku tidak tahu kenapa dia jadi berbeda sejak datang kesini. Ah perkenalkan namaku Derma, aku bisa memanipulasi fisik."

Aku tidak tahu mengapa tapi sepertinya mengenalkan nama beserta sihirnya adalah hal umum di dunia ini. Dan Derma?

Apa orangtuanya ingin dia terus berderma sehingga membuat nama Derma untuknya?

Ah, ya lupakan saja. Aku juga tidak suka kalau ada yang membahas namaku dengan sok tahu.

"Kau bukan Sairche atau Pairche?"

"Bukan."

Kecuali kalau menghancurkan kaca adalah sebuah sihir dengan senang hati aku mengatakan aku seorang penyihir. Atau lebih tepatnya penyihir penghancur mungkin? Baik, berhenti bercanda, ini tidak lucu lagi.

"Kau penyihir baru?"

"Ya?"

"Berhati-hatilah, kita masih belum tahu apakah pengontrol kaca itu musuh atau rekan kita."

Aku diam pura-pura mengangguk. Karena pada nyatanya yang ia maksud pasti aku.

Baik ini semakin tidak lucu lagi.

Setelah meminta maaf sekali lagi, Derma meninggalkanku untuk bertempur, dia bilang untuk tidak lebih jauh dari tempat ini. Mungkin itu hanya basa-basi, karena aku tidak bisa menembus sisi luar sebanyak apapun aku mencobanya.

Hebatnya, beberapa orang tanpa dosa melewati begitu saja selubung tipis yang justru menjadi dinding untuk tubuhku.

Terdengar suara dentuman makin keras, sangat keras dan membuatku menyesal telah meninggalkan Cruicele'o. Tapi untuk seseorang yang selalu penasaran akan sesuatu, aku bertanya-tanya apa yang orang-orang lawan sampai separah ini.

Jangan-jangan ini justru karena kedatanganku yang tidak tepat membawa kesialan.

Hari ini terlalu aneh, aku menemukan peta di blog dan melewati semak, lalu tiba-tiba pingsan tanpa sebab, sampai ke kabin Thermite, bertemu Raze dan sampai ke ruang Shia-sensei. Lalu tiba-tiba terjadi pertempuran, aku menghancurkan kaca-kaca, dan menangis karena sebuah nama yang tak kukenal.

Bagian terakhir terlalu memalukan untuk diingat, aku tidak akan menggubrisnya lebih lanjut.

Beberapa orang kembali dengan sapu terbangnya membawa beberapa orang dengan jubah hitam berlencana S besar dengan buru-buru.

The SorcheressWhere stories live. Discover now