Part 1

282 32 25
                                    

Terimakasih untuk luka ini
Yang kau kirim lewat dia
♥♥♥

Jam beker di kamar Nafa telah menunjukkah pukul 06.15 menit, tapi Nafa masih saja berbaring indah di ranjangnya, seakan tak ingin berpisah dari kasur empuk tersebut. Bahkan selimut tebal bermotif hello kitty itu masih saja membalut tubuh mungil Nafa.

Sebenarnya Nafa bukan tipe cewek bad girl yang selalu bangun telat dan berangkat sekolah terlambat. Tapi, berbeda dengan pagi ini, Nafa bangun kesiangan hanya karena semalam tidak tidur.

"Nafa, bangun udah pagi, mandi gih, habis itu turun, mama udah siapin sarapan," Vivi berusaha membangunkan Nafa, yang tak digubris sama sekali oleh Nafa.

Nafa masih tetap diam tak bergerak, menutup tubuh dan wajahnya dengan selimut. Sekali lagi mamanya berusaha membangunkan Nafa, tapi tetep saja Nafa tidak bangkit dari tidurnya. Sampai akhirnya mamanya menarik selimut Nafa, dan melihat matanya yang sembab.

"Nafa, loh kok mata kamu sembab,? Kenapa?" Vivi merasa ada yang berbeda dari anak tunggalnya itu.

"Hmm, enggak kok ma, Afa cuma telat tidur semalam, jadi gini deh. Oh iya mama udah masakin aku nasi gorengkan?" Katanya, sambil mengalihkan pembicaraan.

"Udah mama masakin kok, yaudah sana kamu mandi, mama tunggu di ruang makan," ucap mamanya, sambil berjalan menuju pintu.

"Iya ma."

Kemudian, Vivi langsung keluar dari kamar putrinya itu menuju ruang makan.

Nafa menatap nanar ke arah mamanya sambil menghela nafas lega, karena mamanya tidak curiga sama sekali.

"Maafin Nafa ma, Nafa udah boong sama mama." Ucapnya dalam hati.

♥♥♥

Nafa lari terburu-buru ke meja makan, langsung meminum habis segelas susu coklat buatan mamanya itu.

"Nafa, kalau minum itu duduk, ntar keselek," kata papanya.

"Iya pa, tapi sekarang aku udah telat banget. Yaudah kalau gitu Nafa pamit ya ma, pa." kata Nafa sambil mencium punggung tangan mama dan papanya.

"Tapi kamu nggak makan dulu? Ntar kamu laper loh Fa!" ujar mamanya sambil menyodorkan sepiring nasi goreng kesukaan Nafa.

"Afa ntar makan di kantin sekolah aja deh ma, soalnya jam pertama ada ulangan. Nafa berangkat ya ma, pa. Assalamualaikum." pamitnya lagi kepada kedua orang tunya berlari ke parkiran.

"Walaikumsalam." ucap kedua orang tuanya, sambil geleng geleng kepala melihat tingkah anak tunggalnya itu.

♥♥♥


Dua jam pelajaran telah berlalu dengan soal-soal fisika yang mampu membuat kepala nyaris saja pecah.

"Gila ya, soal ulangannya susah amat, pecah nih kepala gue," ucap Arsyi sambil memegang kepalanya.

"Ye, lebai lo, susahan juga nunggu si doi peka, ya nggak?" Respon Jeje sambil menoyor kepala Arsyi.

"Lo nyindir gue Je, dasar lo ya..!" ucap Arsyi sambil balas menoyor kepala Jeje.

Merasa ada yang beda dengan sikap Nafa, Arsyi-pun angkat bicara.

"Afa, lo kenapa? muka ketekuk amat kek pantat ayam, jelek lo, manyun mulu," cemooh Arsyi, yang hanya dibalas denga tatapan sinis dari Nafa.

HESITATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang